MY MEMORY

769 277 91
                                    

Hallo ini adalah cerita pertama dari @kayasa_43, semoga kalian suka.

Nama-nama tokoh fiksi:

-AYANA KASTURI WIJAYA
-AkANA KASTURI WIJAYA
-KEYSA DARMAGA
-RAFAEL ZERGIO
-FATAMORGANA RUSTANTO
-AMINUN PUTRI
-M.ZAM RUSTANDI
-KAYLEE NAWITA

Kita langsung saja..
Happy reading:)

MY MEMORY: "pernah bahagia"

Gadis cantik berusia 8 tahun sedang asik berlari dan tertawa mengejar kupu-kupu, namun sayang, kupu-kupu itu sudah terbang jauh. Gadis itu menatapnya kecewa, dia pun memutuskan duduk di salah satu bangku taman sambil menundukkan kepala.

Namun seketika dia merasakan belaian tangan halus dan lembut di rambutnya, gadis itu mendongak ternyata pemilik tangan itu adalah sang bunda tercinta.

"Bunda." Panggil si gadis seraya memegang tangan bunda.

Bunda tersenyum lalu terduduk di sampingnya, "muka kamu terlihat murung, kenapa?" Tanya bunda.

"Kupu-kupu." Tunjuk gadis itu ke arah menghilangkannya kupu-kupu itu.

"Hahaha, kasihan sekali gadis kecil ini kehilangan kupu-kupunya."

"Bunda ih." Rengek si gadis.

"Bercanda sayang."

"Oh iya, bunda tau gak? kenapa aku suka sama kupu-kupu?"

"Emm..., mungkin cantik." Jawab bunda.

"Selain cantik, kupu-kupu juga sangat mudah di gapai dan wahh..., lihat itu bunda, kupu-kupu yang tadi aku kejar kembali lagi." Seru si gadis seraya melompat-lompat kegirangan.

Tak lama gadis itu menghentikan aksinya lalu memandang kupu-kupu itu cukup lama, "Dan asal bunda tau, aku suka kupu-kupu juga, karena dia gak terbang terlalu tinggi. Walaupun sayap dia lemah tapi dia bisa terbang sesuka hatinya." jeda si gadis menatap bunda yang juga menatapnya.

"Sama halnya dengan kehidupan, walaupun sederhana tapi bisa merasakan bahagia." tutur bijak gadis langsung memeluk sang bunda.

Sang bunda memeluk erat putri kesayangannya, diam-diam bunda menitikkan air mata. Dia tidak sanggup mendengar semua keluh kesah putrinya yang di ucapkan dengan kata-kata.

"Bunda jangan pergi, ya, karena kalo bunda pergi aku kesepian," keluh si gadis di pelukan sang bunda.

"Kamu berhak bahagia nak, percayalah suatu hari nanti kamu pasti merasakan bahagia." ucapan penenang dari sang bunda.

Ke esok harinya, sang bunda menemui gadis itu, ternyata dia sedang asik bermain dengan mainan kupu-kupunya.

Si gadis yang menyadari kedatangan sang bunda, dia langsung berlari memeluknya, "umm..., bunda sangat wangi sekali." Gadis itu terus menghirup aroma wangi parfum sang bunda.

"Hahhh dasar, bunda mau ngomong sesuatu sama Ana sekalian bunda mau pamitan sama kamu."

"Pamitan? Memangnya bunda mau kemana?"

"Tapi kamu harus janji dulu." Ujar bunda menyodorkan jari kelingkingnya.

"Oke, janji." kata gadis itu mengaitkan kelingkingnya dengan semangat.

"Bunda mau pergi sebentar, gak lama kok. Nanti kalo bunda pulang, bunda janji bakal bawain banyak aksesoris dan mainan kupu-kupu yang banyak sekali."

"Beneran bunda? tapi jangan lama-lama, ya." Kata gadis itu tanpa rasa curiga sedikitpun. Bunda membalasnya dengan anggukan.

kini sang bunda menatap malang keluguan si gadis, namun apalah daya ini hanya satu-satunya jalan terbaik untuk dia pergi dari tempat ini, dengan berat hati sang bunda mengecup dahi gadis itu.

"Maafin bunda sayang, bunda gak bermaksud ninggalin kamu. Tapi bunda terpaksa harus menepati janji itu." Batin bunda.

"Bunda berangkat."

*****

9 tahun kemudian...

00.00
MALAM INI adalah tepat ulang tahun Ayana ke-17, Ayana menatap bingkai foto dan kenang-kenangan sewaktu kecil bersama keluarganya, di foto itu terlihat bahagia, namun untuk sekarang hanya seutas luka yang Ayana rasakan.

"setelah kebahagiaan sikap Aka dan ayah mulai berubah."

Dia mulai membuka hadiah lama yang dulu pernah Wijaya_ayah Ayana, memberikan hadiah kalung kupu-kupu hitam, namun elegan.

"Ayah tau? Aku suka dengan hadiah yang ayah berikan, karena cantik. Apalagi liontin ini bentuk kupu-kupu."

Kemudian Ayana memandang foto Akana, dia memang dari dulu mempunyai sifat dingin, tapi tidak sedingin seperti sekarang. 9 tahun yang lalu Akana pernah memberikan hadiah jepit rambut berbentuk kupu-kupu, bahkan dia yang memasangkan jepitan itu ke rambut Ayana.

"Aka, aku ingin kamu berubah seperti dulu lagi dan aku ingin seperti adik-kakak pada umumnya, bermain bareng, ketawa bareng, bertengkar karena hal sepele bukan bertengkar karena perbedaan."

"Dan untuk bunda, katanya pergi sebentar jadi kapan kembali? Aku merindukan mu bunda."

*****

Plakk

"Sebenarnya, apa yang kamu inginkan Ayana?" Bentak Wijaya.

"Aku cuman mau bahagia dan melihat bunda kembali ." Lirih Ayana memegang pipinya terasa panas akibat tamparan Wijaya.

Wijaya tertegun melihat sorot mata Ayana yang begitu menyedihkan dan begitu banyak luka di antaranya, tapi tak lama Wijaya menepiskan rasa empati terhadap Ayana.

"Kebahagiaan tidak pantas untuk kamu pembawa sial! Bahkan istri saya lebih memilih pergi, daripada harus melihat anak yang gak berguna seperti kamu!" hardik Wijaya dan tanpa dia sadari kata-kata itu sangat menusuk mampu menyakiti hati Ayana.

Kini pertahanan Ayana runtuh, air mata sudah tidak bisa di bendung lagi, Ayana membungkukkan badannya untuk bersujud di kaki Wijaya.

"Tolong ayah, untuk kali ini saja izinkan aku bahagia dan bertemu bunda. Sebelum aku pergi tidur abadi."

Sekilas menceritakan tentang Ayana kehilangan sang bunda, yang ingin bahagia dan berdamai bersama ayah dan saudara kembarnya.

Mau tau kisah selanjutnya?
Komen sebanyak-banyaknya
yuk dan jangan lupa vote juga.

AYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang