Hallo All...
Udah Sampe mana otaknya?
Btw cuti lebaran pada pergi kemana?
Yaudahlah kita langsung saja!
Happy reading...
Chapter 16: "kedekatan Ayana dengan Akana"
_____________________________
"Duduklah terlebih dahulu." Titah Amedeo."Jadi, alasan saya undang kamu Aminun, saya hanya ingin tau jawaban soal tawaran saya kemarin? Sepertinya itu lumayan menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan kamu beberapa tahun kedepan." Aminun hendak berpikir, tak lama dia menggelengkan kepalanya.
"Saya tidak tertarik, lagi pula uang tidak bisa menggantikan hidup seseorang," balas Aminun. Saat-saat seperti inilah yang Aminun benci, karena Amedeo alias ayah tirinya itu, selalu memaksanya untuk menurunkan status Aminun sebagai ketua anggota taekwondo.
"Seharusnya anak kandung ayah sendiri yang harus lebih kuat dengan rutin latihan, tidak malas dan lemah seperti itu," Aminun menatap remeh Ethan, sedangkan pria itu hanya terdiam tidak berniat meladeni perkataan Aminun. "Ck, larat! Lagi pula kalian bisa lebih kuat dengan uang bukan? Kenapa sekarang kalian seolah menjadi pengemis, cih."
Amedeo mencoba untuk bersabar menghadapi gadis hijab di hadapannya ini, dan untung saja dia perempuan, mungkin jika dia sebayanya sudah habis oleh tangan Amedeo sendiri.
"Gak ada hal penting lagi 'kan? Kalo begitu saya izin pamit, permisi." Sebelum pergi Aminun menatap sinis ke arah Ethan.
Tak lama Ethan pun ikut adil pergi dari ruangan terkutuk itu, dan memutuskan membututi kemana Aminun pergi.
Langkah Aminun seketika berhenti, saat dia menyadari ada yang mengikutinya dari belakang. "Ck, mau apa lo?" Ujar Aminun tanpa membalikkan tubuhnya.
"Gue--"
"Jangan bilang lo lagi coba bujuk gue, untuk ngikutin kemauan bokap lo?"
"Mi, gue mohon sebaiknya lo keluar dari anggota ini sebelum terlambat, gue takut lo di--"
"Di bunuh sama bokap lo? Hahaha asal lo tau gue gak peduli dan gak takut sedikitpun, karena dari awal kata manis ayah lo itu gue udah tau."
"Ethan, gue tau hidup lo menyedihkan, tapi seharusnya lo harus sadar diri, ada kehidupan diluar sana yang lebih menyedihkan dari pada lo." Lanjut Aminun, tanpa meminta ijin Aminun langsung pergi mengambil motornya.
Ethan mengepalkan tangannya, pokonya jangan sampai itu terjadi, jika semuanya telah kembali pada miliknya, lantas bagaimana kehidupan Ethan kedepannya? Sedangkan rumah Ethan adalah seseorang itu.
*****
Ayana mulai di landa kebosanan, biasanya jika bosan dia pasti ke kamar gio memintanya memainkan gitar dan Ayana sendiri yang bernyanyi. Tapi sekarang? Dia hanya bisa menatap pintu kamar Gio saja, tapi anehnya akhira-akhir ini kamar Gio selalu nampak gelap, apa gio belum pulang dari RS? Atau dia pindah ke kamar lain agar tidak di hantuin dirinya?
Ayana menghela nafas, dia pun memutuskan pergi ke kamar Akana, kata bibi lidi Akana sedang tidak baik-baik saja. Tak berpikir panjang Ayana masuk mengendap-endap ke kamar Akana.
Ternyata dia sedang tidur pulas, Ayana tersenyum, karena wajah kembarannya begitu terlihat polos dan tenang jika sedang tidur. "Gue baru sadar, ternyata muka Aka sama kaya muka Gue." Monolog Ayana seraya cekikikan.
"Kayanya kalo Ana jadi laki-laki, Ana juga bakal setampan kaya Aka deh." Ayana duduk di tepi kasur Akana, tanpa ragu tangannya mengelus Surai rambut kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAKA
General FictionWARNING🔺 KALO MAU BACA JANGAN LUPA VOTE YA! Plakk "Sebenarnya, apa yang kamu inginkan Ayana?" Bentak Wijaya. "Aku cuman mau bahagia dan melihat bunda kembali ." Lirih Ayana memegang pipinya terasa panas akibat tamparan Wijaya. Wijaya tertegun melih...