Sebelum atau setelah baca jangan lupa bintang di pojokan kiri ya. Dan setelah bintang ada kolom komentar isi juga ya:)
Happy reading...
CHAPTER 6: "kedatangan fatamorgana"
Aminun langsung mendorong Ayana dari pelukannya, sedangkan Ayana hampir saja terjungkal kebelakang karena Aminun mendorongnya terlalu kuat.
"Astaghfirullah jantung gue," ucap Ayana sambil mengelus dadanya.
"Prefff, lo gak baik-baik aja kan, na?" Tanya Keysa. Ayana memanyunkan bibirnya.
"Gak usah sok imut lo, jijik gue lihatnya," imbuh Aminun.
"Apa salah hamba mu ini yaalllah, di bully terus padahal teman sendiri," seloroh Ayana.
"Sabar, orang sadar itu artinya waras."
"Gobloknya semakin jauh."
Pletak
"Jaga bahasa na!" Tegur Aminun.
"Reflek aku."
"oh iya, mana?" Keysa menyodorkan tangannya. Ayana mengangkat alisnya.
"Titipan dari Zam, astaga." Ayana meringis, sambil menggaruk tekuk leher.
"Lah, anak itu emang kemana?" Tanya Aminun.
"Dia pindah, tapi gak bilang gue dan dari sini gue sadar, kalo gue itu bukan siapa-siapa nya." Jawab Keysa. Setelah Ayana memberikan kotak itu, keysa langsung memeluknya erat.
"Nah, disini kita tau 'kan? Yang harus sadar itu, siapa?" Celetuk Ayana, yang langsung mendapatkan Bogeman Aminun.
"Huft gue harap, rasa ini hilang."
"Lah?"
"Gue dan dia berbeda." Ayana menepuk dahinya, dia hampir saja melupakan fakta itu, kalo Keysa adalah anak tuhan Yesus.
Aminun beranjak dari duduknya, lalu dia merangkul Keysa, "ayolah lo pasti bisa," ucap Aminun sambil menatap keysa. Keysa tersenyum haru.
"Nanti ketemu lagi gamon, nangis." Aminun menatap tajam Ayana, sepertinya sesekali mulut Ayana harus di jahit agar bisa diam. Namun Keysa sudah terbiasa dengan mulut ember sahabat dari kecilnya itu, justru Keysa suka orang seperti Ayana yang jujur dan tidak munafik.
*****
Ayana ternganga saat melihat kantin yang begitu ramai, bahkan tidak ada sisa satu meja pun disana. Ayana memasang wajah melas sambil mengelus perutnya, pagi tadi dia hanya makan dua helai roti saja.
"Gara-gara Bu Ani, sih! Jadi kita telat ke kantin," dumel Ayana.
"Kita balik aja yuk," ajak Keysa.
"Aku laper," rengek Ayana seraya menarik-narik tangan Keysa.
"Jangan pura-pura buta deh Na, lo gak bisa liat? Semua meja penuh. Kalo pun kita pesen terus bawa ke kelas, ribet." Kata Aminun benar juga, Ayana pun mengangguk pasrah.
Disisi lain Gio, Andreas dan Fino. Mereka sedang asik mengobrol di salah satu meja kantin, namun pandangan Andreas kini teralih pada tiga gadis yang berdiri tak jauh dari kantin.
"Loh, bukannya itu Ayana?" Tunjuk Andreas. Gio memicingkan matanya, ternyata benar itu Ayana dan teman-temannya. Tapi di lihat-lihat sepertinya gadis urakan itu kelaparan, kasihan sekali mereka tidak mendapatkan meja di kantin.
"Gue ajakin gabung kesini, gimana?" Ujar Andreas meminta persetujuan Gio. Gio membalasnya dengan berdehem.
"WOI, NEK LAMPIR," teriak Andreas. Walaupun terdengar samar akibat suara riuh murid di kantin, namun masih terdengar oleh telinga tajam Ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAKA
General FictionWARNING🔺 KALO MAU BACA JANGAN LUPA VOTE YA! Plakk "Sebenarnya, apa yang kamu inginkan Ayana?" Bentak Wijaya. "Aku cuman mau bahagia dan melihat bunda kembali ." Lirih Ayana memegang pipinya terasa panas akibat tamparan Wijaya. Wijaya tertegun melih...