AYAKA#11

147 75 39
                                    

Hallo all
seperti biasa🗿
selepas baca jangan lupa tinggalin jejak ya!
Happy reading...

Chapter 11: "AKU BUKAN PEMBOHONG!"

Ceklek

Dengan penuh hati-hati Ayana membuka pintu rumahnya, dia takut jika ayahnya terbangun dan memarahinya karena pulang larut malam.

Ayana pun memutuskan masuk seraya menoleh kekiri-kekanan untuk memastikan tak ada orang, tapi semua lampu ruang kini sudah gelap gulita, karena sudah merasa aman Ayana pun menutup kembali pintunya.

Ayana menghela nafas, Karena sepertinya Wijaya sudah tertidur, namun baru saja Ayana melangkah tiba-tiba lampu ruangan menyala, sontak Ayana terkesiap sampai bola matanya membulat sempurna.

Dan tak kalah terkejutnya, saat Ayana melihat keberadaan Wijaya, Akana dan Fatamorgana yang ternyata mereka sedang duduk di ruang tamu, seolah sengaja menunggu dirinya. Kini arah pandangan mereka tertuju pada Ayana yang mematung depan pintu.

Tatapan tajam ketiga lelaki itu seakan menusuk tubuh Ayana, dan sekarang Ayana sudah tidak bisa berkutik dia pun meremas tangannya.

Ayana mencoba menetralkan degup jantungnya dengan satu tarikan nafas perlahan di hembuskan, lalu dia memberanikan diri menghampiri ketiga lelaki itu.

"Menurut kamu bagus anak gadis pulang larut malam, hm?" Tanya Wijaya.

"Habis ngejalang di mana sih? Kekurangan uang lo? sampe-sampe jadi murahan," imbuh Akana.

Jleb

Perkataan hina dari mulut Akana membuat hati Ayana terasa kelu, seakan harga dirinya di injak oleh kembarannya sendiri.

Tak bisa menahannya lagi kini mata Ayana mulai berkaca-kaca, sang empu hanya berdecih tanpa adanya rasa bersalah dengan apa yang dia katakan.

"Nana kenapa pulang malam? Fata dari tadi menunggu Nana sangat lama sekali, Sampai mata Fata tidak kuat membukanya." Rengek Fatamorgana seraya memeluk boneka Dino yang sempat Ayana kasih.

"Jelaskan Ayana! Jangan hanya diam saja," bentak Wijaya.

Ayana menundukkan kepalanya, "Aku habis jenguk temen ku, Ayah," cicit Ayana.

Akana memutar bola mata malas, "You liar!"

"Itu benar, AK-AKANA!"

Akana tertegun sambil menatap kembarannya dengan tatapan yang sulit di artikan, entah mengapa? Saat Ayana memanggil dirinya dengan nama 'AKANA' hatinya seperti ada yang mengganjal, tidak biasanya Ayana memanggil dirinya 'AKA'.

"Cukup! Saya gak mau tau, mulai sekarang saya sita handphone, mobil dan motor milik kamu, saya tidak menerima pembelaan atau penolakan apapun! Dan satu lagi, mulai besok kamu di antar jemput oleh bodyguard, saya harap kamu tidak coba-coba untuk kabur." Ancam Wijaya.

Hati Ayana semakin tertohok dengan ancaman Wijaya, namun dia mencoba untuk tenang dan tidak meneteskan air matanya. Dengan hati yang dongkol Ayana menaruh handphone dan kunci mobil di hadapan Wijaya.

"Kunci motor ada di Fata, aku duluan ke atas, permisi." Setelah peninggalan Ayana, aura di antara ketiga lelaki itu menjadi redup.

AYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang