AYAKA#8

188 92 30
                                    

HALLO APA KABAR?
LANGSUNG AJA YA:)
HAPPY READING...

Chapter 8: "kemana Gio?"

Ayana menatap jengah nasi goreng di meja makan, bukan tidak suka hanya saja Ayana tidak selera untuk sarapan pagi ini. Sejak tadi malam Ayana memikirkan sesuatu hal yang mengganjal di pikirannya, namun entah apa?

"Nasi itu tidak akan habis jika kamu menatapnya saja," tegur Fatamorgana.

Wijaya menatap datar Ayana,"jika tidak mau makan sebaiknya jangan duduk di sini, lebih baik pergi." Tanpa secara langsung perkataan Wijaya seolah mengusir Ayana.

Ayana mengepalkan tangannya, selalu seperti ini. Untung saja kakek Brawijaya sedang tidak ada, beliau sudah berangkat ke kantor sejak pagi buta tadi. Jika Brawijaya mendengar penuturan Wijaya mungkin akan ada peperangan dingin di antaranya.

"Fata lo berangkat bareng sama dia aja, gue duluan." Tunjuk Ayana ke arah Akana, setelah itu Ayana pergi tanpa melirik dan bersalaman kepada Wijaya.

"Anak sialan!" Desis Wijaya seraya membantingkan sendok yang ia pegang.

Akana sudah lumrah menyaksikan pertengkaran antara ayah dan kembarannya.

"Lebih baik kamu jauhi anak itu Fatamorgana, jangan sampai kamu ternodai dengan sikap anak itu yang tidak bertoleransi." Mulut berkata namun hati yang kelu akan perkataan sendirinya.

Wijaya masih dilanda ketakutan setelah kejadian kehilangan wanita yang dia cintai mulai dari sang bunda, Winaya adiknya dan Aurin istrinya.

Namun Wijaya tak bisa mengelak akan kenyataan sekarang jika Ayana adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga besar WIJAYA. Semua para sepupu Ayana adalah laki-laki, karena sumpah dan kutukan itu belum usai menimpa keluarga WIJAYA.

sebab dan akibatnya hanya tetuanya saja yang tau, tapi dalam satu keluarga WIJAYA mempunyai satu buku tua dan begitu banyak teka-teki di sana. Sebelum membuka buku itu, kita bisa melihat jelas tulisan besar di jilid buku tersebut yang seperti sengaja ditulis dengan tinta merah.

KUTUKAN
KELUARGA WIJAYA

"AKU BERSUMPA️H, JIKA KETURUNAN KELUARGA WIJAYA MEMPUNYAI ISTRI DAN ANAK PEREMPUAN. KU PASTIKAN AKAN MATI ATAU HIDUP MENDERITA!"

"Saya tidak janji om, karena alasan saya ke sini, saya di tugaskan untuk menjaga Ayana." Bela Fatamorgana. Berbeda dengan Akana yang acuh tak acuh, namun dilihat-lihat dari mimik wajah Akana seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan.

"Lupakan tugas itu, kamu kan bis-"

"Ayah, aku berangkat ya, takut kesiangan." Potong Akana, matanya melirik Fatamorgana mengode untuk bersiap berangkat.

Fatamorgana mengerti dia pun mengangguk kepala, "ya, sudah kita berangkat sekarang."

Mereka pun bersalaman ke Wijaya terlebih dahulu. Wijaya menatap kepergian putra dan keponakannya, setelah hilang dari pandangan, kini Wijaya bersandar di kursinya seraya memijat pelan pangkal hidungnya.

"Aurin, saya gak sanggup melewati kehidupan ini sendiri, saya mohon kembalilah, lihat anak gadis itu dia membutuhkan kamu."

******

AYAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang