Cemburu

1.1K 125 28
                                    

"Dia terlalu... menggemaskan." Kedua pipi bundar yang memerah, serta lesung pipi yang terlihat semakin dalam, tiada henti-hentinya mengusik pikiran Hyunjin hampir di setiap waktu. Di titik ini, sang alpha sudah gatal untuk menyambar kunci mobil dan mengunci diri di rumah saja. Melupakan pekerjaan, pencapaian terdekat perusahaan, lalu memojokkan tubuh gemuk istrinya dan menerkam sampai puas. "Aku merasa tidak bisa berhenti menatapnya jika aku sedang di rumah. Bahkan saat aku bekerja, aku tidak bisa berhenti mengingat sosoknya."

Seungmin mendengus mendengar penuturan tersebut.

Hingga detik ini dia masih bertaya-tanya. Mantera apa yang berhasil Jeongin rapalkan untuk membuat seorang alpha jatuh luluh menjadi budak cinta di bawah kaki kecilnya.

Karena pelayan belum kunjung mengantarkan menu makan siang mereka, tercetuslah percakapan ini yang sesungguhnya tidak diharapkan. Sungguh, bukan karena menceritakan Jeongin adalah hal yang menggelikan. Tapi...

Felix, sosok lain di meja yang sama, menyisip milkshake stroberi sambil mencuri pandang tepat ke arah calon penerus Bang Enterprise. Pria itu duduk tepat di seberang meja, di hadapannya. Sekedar mengecek apakah sumbu api sudah terbakar atau belum. Lalu... duarr!!

Christopher memang tidak mengatakan apapun. Cukup mengejutkan. Namun tidak dengan matanya: Menatap tajam ke arah Hyunjin dengan pandangan sulit diartikan.

Oh, Hyunjin memang sangat pemberani. Dia adalah satu-satunya orang di lingkar pertemanan mereka yang berani adu taring dengan Christopher. Keduanya memanglah bukan alpha sembarangan.

Hyunjin mungkin sengaja berpura-pura lupa telah berbuat kurang ajar di masa lalu. Merebut cinta pertama Chris tepat di hari pria itu akan menyatakan cinta kepada Jeongin. Berperan sebagai villain yang hebatnya justru menerima kemenangan di akhir cerita. Ah, dunia ini memang... benar-benar.

"...lalu?" Salah satu alis Seungmin naik tinggi. Sudah lama dia tidak mendapat kesempatan untuk makan siang di luar bersama kawan lama. Profesi menjadi dokter bedah muda membuatnya terjebak dalam padat kesibukan. "Aku tidak mengerti. Kau bercerita padaku seakan ini adalah hal yang salah. Bukankah itu bagus?"

Bukannya menjawab, Hyunjin justru diam. "..."

"Apa salahnya?"

"Innie sedang hamil 5 bulan."

Pandangan Chris semakin menajam di ujung sana. Mungkin saja pikirannya sedang penuh oleh bayangan Jeongin memiliki perut besar. Lalu berandai-andai bahwa dia adalah ayah dari janin di dalam kandungannya.

"Oooh. Aku paham. Aku lupa kalau kau ini pebisnis gila."

Felix tertawa mendengarnya. "Kata orang yang paling disibukkan oleh jadwal pekerjaan dan paling jarang bisa kumpul Bersama. Dasar Minnie."

Mengabaikan Felix, sang alpha melanjutkan. Lagipula, mereka tahu betul kalau dia harus selalu siap siaga di rumah sakit. "Jangan terlalu fokus dengan urusan bisnis keluargamu saja, Hyunjin."

Walau Seungmin tidak merangkap sebagai status dokter ahli kandungan dan masih melajang, dia tentu mengetahui hal kecil ini. "Periksa internet dan kau akan tahu bahwa bergubungan badan di usia kehamilan 5 bulan itu tidak berbahaya. Sure, your little wife has that baby bump with him. Namun hal itu diperbolehkan dan belum terlalu mengganggu untuk eksplorasi berbagai posisi. Kau senang sekarang?"

Seungmin memutar mata. Sedikit tidak menyangka maksud lain dari reuni dadakan siang ini. Bukannya melepas rindu sambil mengingat masa-masa sekolah menengah atas, Hwang Hyunjin justru bercerita betapa frustasi dirinya menahan diri untuk tidak menerkam istri cantik di rumah.

Scenario (s)Where stories live. Discover now