7 Days With You: Last Part

911 100 13
                                    

.

Day 4

Sabtu pagi di apartemen nomor 356 biasanya ribut oleh gonggongan Kkami, anjing kesayangan Hyunjin. Anjing itu berubah manja di setiap Sabtu dan Minggu karena tahu sang majikan jarang sekali pergi ke kantor di kedua hari itu.

Sayangnya, situasi pagi ini cukup berbeda. Jeongin baru saja selesai mandi dan berniat membantu Hyunjin membuat sarapan di dapur. Hanya saja langkahnya terhenti setelah menutup pintu kamar. Seorang wanita berlari cepat ke arahnya dan memeluk erat.

"JEONGIIINN!!!"

Di dekat sofa, Hyunjin menghembuskan napas berat. Digendongnya Kkami yang sedari tadi minta diperhatikan dan dimanja.

Jeongin hapal betul aroma parfum wanita yang sedang merengkuh tubuhnya saat ini.

"Kak Yeji?"

Hwang Yeji, adik kandung Hyunjin yang selalu dianggap tiri. Wanita itu datang dengan gaya rambut baru. Jeongin jadi berpikir ingin mengganti warna rambutnya juga.

"Kau sudah dibohongi, Jeongin!" Pekik Yeji. Pelukan dilepas, lalu mencengkram kedua bahu Jeongin cukup kuat. "Kau dibohongi!"

 "Kau dibohongi!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hwang Yeji

Apanya yang dibohongi? Jeongin hanya diam karena tidak mengerti. Hyunjin memang kerap kali menipunya, seperti pada malam itu. Pria itu bilang bahwa Jeongin harus mengambil hadiahnya sendiri. Sesampainya mereka di apartemen, Hyunjin justru menciumnya hingga sulit bernapas dan berakhir bersenggama semalaman.

Ah... lupakan saja.

Kali ini, apa lagi kebohongan Hyunjin yang ia tidak sadari?

"Aku dan orang tuaku tidak ke mana-mana selama ini, kok! Kami di Korea, di Seoul! Kau seharusnya dititipkan di rumah kami saja. Lagipula aku dan ibuku sudah sangat rindu padamu." Dramatis, Yeji kembali memeluk Jeongin erat. "Kakekmu dan kakakku pasti bersekongkol!"

Mata rubah Jeongin menatap Hyunjin yang sudah buang muka. Dasar. 'Jadi selama ini aku sudah ditipu, huh.'

"Aku terkejut sekali saat mendengar ini dari Ryujin! Jika aku tidak iseng berkunjung ke kantor, aku pasti tidak akan pernah tahu akan hal ini!"

"Jangan berteriak di dekat telinganya, Yeji." Tegur Hyunjin malas. Kkami sudah mendengkur halus dalam dekapan. "Lebih baik kau pergi. Kau ini berisik sekali."

"Tidak!" Tangan Jeongin ditarik ke arah sofa laknat. Kini keduanya duduk di sana, dengan Yeji masih dipenuhi amarah. "Apa kau makan dengan baik di sini? Apa kakakku memanjakanmu? Rasanya seperti di neraka untuk tinggal di sini, kan?"

"Kau berlebihan." Bantah yang paling tua sana. "Jeongin sangat bahagia di sini."

Jeongin mendelik. "Tidak, kak. Aku tersiksa."

Scenario (s)Where stories live. Discover now