Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jeongin: 15/16 tahun, entahlah Omega
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
. . . .
"Dia akan menjadi seorang omega! Apa kau tidak mendengar kata peramal kita?!"
"Ini tidak bisa dibiarkan, bukan?"
"Kita harus mencari cara untuk menyingkirkannya."
"Bagaimana kalau kita buang saja dia?"
.
.
.
Dahi berpeluh, dada terasa sesak, seakan ada tangan mencekik lehernya. Sudah beberapa minggu terakhir Jeongin didatangi mimpi begitu mengerikan. Namun setelah kelopak matanya terbuka, seluruh skenario buruk itu akan sirna begitu saja, tidak menyisa tanpa jejak.
Yang dia tahu hanyalah, mimpi itu sangat menyeramkan dan selalu sukses menyita seperempat waktu tidurnya.
Apa yang terjadi?
Namun... dia adalah Jeongin, remaja yang selalu memendam dan menutup diri. Membagi, menunjukkan, dan mengadukan kesedihan adalah suatu hal yang sangat dihindari. Biarkan dunia hanya mengetahui senyumnya saja. Tidak dengan air mata yang selalu diusap di balik pintu tertutup kamar sempitnya.
