Human-like Android: Changbin & Felix

809 101 42
                                    

Haduh sudah menyentuh 10k words ternyata masih jauh dari kata selesai. Kenapa aku dulu gak bikin cerita ini di book terpisah aja ya? ;;

.

.

Setelah membantu Jeongin mencuci piring seperti pasutri baru menikah yang melakukan segala sesuatu berdua, Hyunjin menyalakan konsol PS5 di dekat TV untuk melanjutkan game Resident Evil Village yang sempat terhenti pada akhir bulan lalu. Tentunya sebelum takdir membawa Jeongin masuk ke kehidupannya yang datar dan terkadang membosankan.

Di awal, Jeongin hanya duduk diam di sisi Hyunjin untuk menonton bagaimana pria itu terlihat keren dan lihai membunuh banyak monster seram. Nyatanya, Bang Company juga memogram seluruh android manusia mereka untuk memiliki respon terhadap sesuatu yang menakutkan.

Sehingga Jeongin berakhir bergetar ketakutan dan memeluk lengan Hyunjin untuk menyembunyikan wajah.

Hyunjin membiarkannya seperti itu tatkala dirinya sibuk menyelesaikan permainan. Namun, karena sedikit penasaran, Jeongin kerap kali mengintip dan justru semakin termakan takut. Dirasa lagi tidak kuasa, dia berbisik meminta izin agar naik ke atas pangkuan Hyunjin dan bersembunyi pada dada bidang pria itu. Dengan begitu dia akan memunggungi layar TV.

Hyunjin memberinya izin. Seperti seseorang yang dikejar (padahal Hyunjin yang sebenarnya sedang dikejar-kejar di dalam game), Jeongin segera beringsut naik ke atas pangkuan Hyunjin dan melingkarkan kedua lengan pada leher panjang pria itu.

Jeongin juga menyembunyikan wajah di ceruk leher sampai jatuh tertidur nyaman. Hyunjin sampai tidak punya hati untuk memindahkan Jeongin ke kamar dan berujung melewati satu jam penuh bermain game sambil memangku bobot tubuh seseorang.

Lagipula pelukan Jeongin terasa hangat sekali. Dia jadi merasa betah untuk terus bermain dengan sesekali mengelus punggung anak itu. Kebetulan, Hyunjin juga dapat menaruh kedua tangannya yang menggenggam stick di atas punggung Jeongin.

"Jeongin, bangun."

Setelah beberapa kali berusaha membangunkan, akhirnya Jeongin mulai merespon dengan geliat pelan. Bukannya segera bangun dan melepas pelukan, Jeongin justru semakin mengeratkannya.

Hangat. Nyaman.

"Ngantuk, kak..." Rengeknya.

Melempar stick ke atas sofa, lalu; "Mau ikut aku pergi, tidak?"

Mendengar kata "pergi" berhasil mematik api semangat pada diri Jeongin yang sudah sering mati bosan diam di rumah. Maka dengan perlahan, ia menjauhkan wajah dari ceruk leher dan menatap dekat wajah Hyunjin.

"Ke mana?" Telunjuknya menelusuri permukaan tulisan sablon pada kaus hitam Hyunjin.

"Ingat kan kalau aku pernah bercerita tentang Changbin?"

Kedua mata bulat Jeongin melebar seiring nama Changbin naik ke permukaan ingatannya. "Apa dia adalah teman kakak yang punya android sepertiku?!"

Hyunjin tertawa melihat kilau semangat pada iris mata cokelat jeongin. "Iya."

"Aaaaasiiiiikkk!" Seru Jeongin sambil melompat riang. Dia sampai lupa kalau masih duduk di atas paha Hyunjin yang keras.

"Aduh, Jeongin." Lagipula kedua paha Hyunjin mulai terasa keram karena sedari tadi diduduki. Dengan Jeongin bergerak liar seperti itu, membuat pahanya merasakan sesuatu yang berlebih.

Jeongin merangkak turun dari pangkuan Hyunjin. Dadanya dipenuhi rasa senang karena akhirnya bisa menemui android manusia yang sama-sama diciptakan oleh Bang Company. Itu berarti, android milik Changbin juga adalah saudaranya!

Scenario (s)Where stories live. Discover now