Naomi bergegas membersihkan diri. Tak mencapai 10 menit dia sudah keluar dari kamar mandi segera mengambil pakaiannya. Memilih berpakaian casual dengan tanktop hitam, dipadukan dengan kemeja flanel kotak merah yg oversize dan celana hitam dengan bagian sobek di tumitnya. Sedangkan polesan di wajahnya seadaanya hanya mengenakan suncream, alis cetarnya tak ketinggalan. Dan lip blam pada bibirnya. Menyisir rambutnya, berhambur segera membawa jaket, dan tasnya.
Untuk menghemat waktu, dan sampai tujuan lebih cepat, Naomi lebih memilih kendaraan roda dua sebagai transportasi umumnya.
"Ingat Naomi ini buat Anin, buat last shownya Anin. Bukan tuk ketemu Marsha. Ingat itu." Naomi terus menerus mengingatkan dirinya sendiri untuk menahan emosi pada Marsha.
Menjelang sore seperti ini jalanan menuju ibukota cukup padat. Jalanan yang biasanya ditempus selama paling lambat 40menit kini memakan waktu 1jam 5 menit. Jangan tanya bagaimana wajah Naomi, dia sangat gelisah seakan menunggu kelahiran anak.
"Masa gue ga bawa apa-apa?" Pikirnya ketika memasuki kawasan mall.
Karena tak enak jika masuk tanpa tangan hampa, akhirnya Naomi memutuskan mampu terlebih dahulu ke 'Krispy Kreme Doughnuts' tentunya membeli 3 lusin donat dan juga 20 ice Chocolat.
Namun segera menuju tempat theater. Naomi langsung menuju back stage. Terlihat Sinka, Ve, Michelle dan beberapa mamber yang sudah grad berada di sana.
"Ka Naomiiiii," para mamber tersisa dari gen tiga langsung menghampiri memeluk Naomi.
Bertanya berbasa-basi menanyakan kabar. Menanyakan kegiatan atau menyindir Naomi yang tak pernah terlihat atau tak pernah mengunjungi FX lagi.
Naomi pun memberikan makanan yang dia bawa pada mereka. "Makasih ka." Ucap mereka nyaris bersamaan.
Kumpulan yang mengelilingi naomi seketika mengerucut, mereka menjadi terfokus pada makanan yang di bawa Naomi.
Mata Naomi bergrilya, mencari ke kanan kiri memastikan keberadaannya. "Dia masih di panggung. Ga usah di cariin gitu kali ci." Sindir sinka dengan berbisik. Naomi membalasnya dengan delikan kesal.
Sinka tak kuasa menahan tawa, memilih menutup mulutnya. Takut tawa nya menggelegar dan membuat Naomi malu.
"Duh kita ada acara lagi nih, aku sama Sinka duluan yaaa." Pamit Veranda pada mereka semua.
"Makasih ka Ve, ka Sinka." Ucap Anin seraya menghampiri mereka.
Sinka kembali melirik ke arah Naomi, yang pandangannya terus menatap tirai panggung. Mematung terpanah.
"Ka Naomi makasih udah nyempetin Dateng, kirain ga bakalan Dateng." Ucap Anin memeluk Naomi.
"Ah iyaa sama-sama ."
"Ka Naomi foto bareng dong." Dey menghampiri.
"Boleh."
Kegiatan pun berubah menjadi acara foto bareng, seakan diadakan jumpa fans dadakan.
"Perasaan aku yang grad tapi malah para ex mamber yang jadi artisnya." Sindir Anin yang sedari tadi kalah saing dengan ex mamber.
"Foto sama ka Anin udah kebanyakan." Tembal muthe.
"Awas yaaa kaliaan." Nada Anin seakan memberikan ancaman.
"Ka Naomi, aku khatrina adiknya ka Steffi. Ini temen-temen ku di gen 9 Ka." Khatrina datang menghampiri bersama tiga orang lainnya. Sembari mereka memperkenalkan diri.
"Marsha, salam kenal ka." Naomi hanya mengangguk menanggapi Marsha.
"Sekarang siapa yang so ga kenal? Dasar bocil" tanggapan Naomi.
"Makasih ka." Ucap Marsha saat selesai foto berdua bersama Naomi.
Namun naomi menggenggam pergelangan tangan Marsha, Marsha berbalik melihat ke arah Naomi. Mata mereka saling bertatapan.
"Kamu yakin ga ada yang perlu kamu omongin sama aku?" Tanya Naomi.
Marsha menggeleng polos.
"Yakin?" Naomi kembali memastikan.
"Iya Ka, kenapa emangnya?" Marsha balik bertanya
Naomi melepas pegangannya, "gpp." Ucapnya dingin.
Marsha langsung berhambur ke makanan dan minuman yang di bawa Naomi, Naomi memilih duduk memperhatikan Marsha. Mengikuti setiap gerak gerik Marsha. Bahkan kini menatap tajam pada Zee yang sedari tadi menggoda Marsha.
"Tuh anak jago banget acting nya, apa dia tersinggung karena aku ga bales lagi chatnya. Apa dia pikir karena aku menolaknya akan lebih baik kalau mereka merasa tak saling mengenal?"
"Kok gue ngerasa diperhatiin ya?" Ucap Zee sembari memakan donat. Zee melihat sekelilingnya.
"Cha, kamu ngerasa ga kalau ka Naoni ngeliatin kita Mulu." Zee menyadari arah tatapan Zee.
"Enggak Kok. Dia merhatiin semuanya." Jawab Marsha.
Sebagian dari mamber mulai menghilang, menuju ruang ganti. Termasuk Marsha. Dan entah mengapa itu justru membuat Naomi merasa resah. Walaupun Gre dan Shani mengajaknya mengobrol namun matanya tak jauh dari ruang ganti. Bahkan dia hanya bisa menanggapi Gre dan Shani seadanya.
"Ka Naomi emang siapa yang chat kakak?" Tanya Gre.
"Ga tau sih, ngakunya dari JKT48. Tapi yaa Profil Picture kan bisa di ubah, jadi yaa belom tentu juga bener anak sini." Jawab Naomi.
" Memang pakai PP siapa ka?" Shani bertanya penasaran
"Dia pakai foto...." Naomi langsung berderi saat melihat Marsha keluar bersama yang lainnya dari ruang ganti.
"Anak jaman sekarang." Gumam Naomi pelan, berjalan menghampiri gerombolan yang baru kelar dari ruang ganti.
Naomi menatap Marsha kesal. Marsha bingung mengapa Naomi menatapnya seperti itu. Termasuk mamber lainnya yang melihat Naomi menatap Marsha. Bukan sekedar menatap dari jauh, karena kini mereka sedang berhadapan.
"Kka Naomi? Kkenapa?" Tanya Marsha bingung.
Naomi langsung mengenakan jaketnya pada Marsha, Marsha bingung dengan perlakuan Naomi, Naomi menyeletingkannya tanpa sedikitpun memundurkan tatapannya.
"Naomi!" Seruan itu sukses membuat Naomi tersadar.
"Sial. Bego!" Naomi mengerutkan giginya kesal dengan apa yang dilakukannya terhadap Marsha.
Naomi langsung membalikan badannya, melihat ke arah pintu. " Ahhh eeuuuu kalian pake baju yang bener. Nanti masuk angin." Naomi menggaruk kepalanya canggung. Seraya menghampiri seseorang yang memanggilnya.
"Ayo Mel." Naomi buru-buru Menarik Melody.
"Gila malu banget gue."Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Sasaran (?)
FanfictionIni kisah kita. Bukan Kamu Ini kisah mereka. Bukan Aku. Nb. Sebenarnya ini udah ku tulis di kumpulan OS, tapi tiba-tiba aja pikirannya berkelana. Jadi deh di buat lapak khusus.