Marsha dan Naomi berjalan beriringan. Marsha menunduk malu dan canggung. Naomi yaa berjalan seperti biasanya, memangnya ada jalan yang spesial? Ada sih, jalan bersama Marsha ini terasa spesial. Bener kan Naomi? Eaaaaa..
"Sorry ya Mars,.. hmm soaal..?" Naomi mencoba membuka perbincangan canggung. Bagaimana tidak karena ulah Melody mereka harus berjalan berdua. Karena Melody menitipkan Naomi pada Marsha. Padahal itu hanya akal-akalan Melody.
Marsha sedikit kaget dengan sebutan yang Naomi berikan tentunya terdengar sangat asing, "Hmm iya Ka gpp. Aku malah yang ga enak sama kakak." Tembal Marsha.
Mereka kembali hening. "Gimana kalo kita makan all you can eta aja?" Ajak Naomi terasa ajakan kencan padahal kan acara makan ini se RT.
Marsha mengangguk. "Boleh kak."
"Kita tunggu Melody dulu ya?" Marsha mengangguk tak keberatan "Aku telpon Shani dulu deh. Biar mereka duluan, bisa booking tempat juga." Ucap Naomi menghubungi Shani.
"Ka?"
"Hmm"
"Ini beneran kakak yang traktir?" Tanya Marsha, sedikit ragu karena dia sedikit merasa aneh.
"Enggak sih." Ucap Naomi membuat Marsha terkejut. "Yaa kita tinggalin aja mereka, tuh biar mereka bayar masing-masing. Kita yaa makan di tempat lain aja "
Marsha tertawa dan mengeplak pelan pundak Naomi.
"Eh so.. sorry Ka " ucap Marsha tak enak."Gpp. Santai aja." Naomi pun senang akhirnya dia bisa sedikit mencairkan suasana canggung diantara mereka.
***
Naomi, Melody dan Marsha segera menghampiri teman-teman yang lainnya. Beberapa dari mereka bahkan sudah memulai kegiatan membakarnya.
Marsha duduk samping Gita, naomipun tanpa menyia-nyiakan keadaan, dia duduk samping Marsha.
"Grecep bgt Naomi." Pikir melody
"Ka, aku ambilin Shabu-shabunya." Marsha langsung mengambil mangkuk dan mengambilkannya untuk Naomi dan juga Melody.
"Makasih."
Merekapun mulai mengrill. Azizi dan Naomi terlihat bersaing. Zee yang duduk dihadapan Marsha tak ingin kalah perhatian dari Naomi. Hingga pan hanya menyisakan satu helai daging. Marsha hendak mengambilnya, dengan insting cekatan Azizi dan Naomipun berisinisitif mengambilkannya. Sampai terjadi peperangan sumpit antara Naomi dan Zee. Sedangkan Marsha hanya bisa menggigit sumpitnya.
"Ini Sha, aku ada banyak." Suara itu tentu saja menarik perhatian Naomi dan Zee. Dan menatap sang pemberi dengan sengit.
"Makasih ka Gita." Ucap Marsha yang mendapatkan beberapa potongan daging dari Gita.
Gita memandang Zee dan Naomi tanpa rasa bersalah. "Naah biar ga berebut." Ucap Gita menyimpan daging di pan area Marsha, Naomi, Zee dan Melody.
Gita kembali ke pan miliknya bersama keluarga congcorang. "Ini Dey, udah Mateng. Makan lagi. Hati-hati panas."
Jangan tanya semua mamber sedang menahan tawa akibat kelakuan Gita.
"Ka Gita, ini buat ka gita udah ku grill spesial pake bumbu cinta." Ucap Chika untuk memecahkan kecanggungan yang tiba-tiba terjadi akibat kelakuan Gita.
"Ogah. Enakan punya gue. Itu aja keliatannya gosong." Tolak Gita.
Akibat tingkah Chika, member lain beralih perhatiannya pada Chika dan Gita. Chika yang agresif namun Gita yang ogah-ogahan menanggapi Chika.
Naomi sedikit menunduk, tangan kirinya yang membentuk sudut siku siku memegangi dan memijat keningnya yang sebenarnya tak terasa apapun, yang terasa hanyalah perasaan malu dengan kelakuannya yang terasa kekanak-kanakan. Harusnya dia juga tak seagresif itu. Naomi meruntuki tindakan cerobohnya.
Naomi menarik nafas, mencoba bersabar. Memanggang kembali dagingnya.
"Nah, kalian semua makan banyak yaaa." Dan memberikan secara adil pada mangkok Zee, Marsha dan Melody. Sedangkan Melody hanya terkekeh dengan kelakuan Naomi.
Acara makan selesai.
"Makasih ka Naomi traktirannya. Sering sering loh." Suara berat Gita terdengar. "Jadi enak kita kalo sering." Ucapnya santai.
Ucapan terimakasih terdengar dari semua mamber. "Makasih ya ka Naomi." Ucap Zee. "Ayo Cha, pulang bareng aku." Ajak Zee seakan ingin memberitahu Naomi keberadaannya untuk Marsha.
Naomi kembali memegang tangan Marsha ketika mereka hendak pergi. "Beneran ga ada yg ingin kamu omongin?" Tanya Naomi lagi. Zee menatap sengit. Perang urat saraf diantara mereka tak kunjung mereda.
Marsha menatap Naomi tampak bingung. Berterimakasih udah terus apa lagi, "ahh iya, nanti aku kembaliin jaketnya ka."
Naomi tersenyum, berarti masih ada kesempatan lagi mereka bertemu. "Chat aja ya." Marsha mengangguk mengerti.
Di jalan.
"Cha, kamu tukeran no wa sama ka Naomi?"
"Enggak."
"Terus maksud ka Naomi tadi?" Tanya Zee lagi.
"Yaaa kali aja chatnya melalui DM Ig gitu. Kan bisa juga."
Ting.
Sorry ya.
Iya Ka gpp. Nyantai aja Ka. Maaf jg buat kakak ga nyaman.
Enggak kok. Aku nyaman. Sikap aku aja yang kekanakan.
Ini yang aku suka dari kakak, kakak gak pernah menghindar dari masalah, termasuk menghindar dari aku.
"Siapa Cha? Ka Naomi?" Tanya Zee terdengar sedikit posesif.
Marsha menggeleng.
Aku pikir setelah itu, kakak ga akan chat aku lagi, ga mau ketemu aku. Tapi aku senang kakak ga seperti itu.
Terimakasih ka.Hmm iya sama-sama.
Terimakasih juga atas semuanya.Kayanya lebih cocok aku yang bilang terimakasih deh, karena kakak bisa menerima aku, setelah situasi itu.
Karena mungkin kamu yang lebih berani dari aku,
Udah sampai rumah?Udah ka. Ini aku baru sampai.
Ya udah kamu bebersih dulu setelah itu langsung istirahat.
"Hah." Helaan nafas berat terdengar. "Kenapa situasi menjadi lebih sulit?" Marsha memandangi lampu kamarnya. "Apa aku bisa melupakan? Jika situasi nya menjadi seperti ini?"
Marsha merubah posisi menjadi duduk, "saat aku ingin menjauh, kenapa kamu terasa ingin mendekat?"
Marsha kembali membanting kan tubuhnya ke kasur, hingga terdengar suara denyutan ranjang terdengar, "Apa ini khayalanku saja? Atau aku yang terlalu berlebihan menginginkanmu?"
Tbc
Harusnya up kemaren apa daya diri ini lagi tergita-gita.. hahahaha #tergita-gita
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Sasaran (?)
FanfictionIni kisah kita. Bukan Kamu Ini kisah mereka. Bukan Aku. Nb. Sebenarnya ini udah ku tulis di kumpulan OS, tapi tiba-tiba aja pikirannya berkelana. Jadi deh di buat lapak khusus.