5 tahun yang lalu...
"jaemin, kita turut berduka cita ya..." kata teman-teman sekelasnya.
Sang pemilik nama menganguk sambil tersenyum, "makasih semua, hati-hati dijalan ya!" jawabnya.
Teman-teman sekelasnya semakin menangis saat melihat jaemin yang tersenyum. Semua khawatir apakah jaemin benar-benar baik-baik saja?
"amander, ibu titip jaemin ya. Dia pasti kesepian sekali. Kalian bertiga yang kuat ya..." kata ibu kepala sekolah.
Jaemin memeluk kakaknya, "jaemin bisa jaga diri kok, bu! Kayak gatau jaemin aja!" jawab jaemin. Ibu kepala sekolah hanya tersenyum dan berpamitan.
17 tahun. Umurnya pada hari itu mencapai 17. Tepat pada hari ulang tahunnya, kedua orangtuanya tewas.
"jaemin, setelah ini ayo rayakan ulang tahunmu." ajak amander, kakanya yang sangat ia sayangi itu.
Jaemin tersenyum, "ngapain?! Gausa elah, emang kita punya duit? Itu duitnya buat kakak aja. Katanya besok mau ngedate sama siapa tuh namanya... si liam payne? Hahahaha"
"kamu mah!" jawab amander sambil memukul jaemin dan tertawa.
Amander, kakaknya, cukup puas melihat jaemin tertawa setelah seharian menangis. Ia berharap jaemin tidak kenapa-kenapa. Walau selama ini orangtuanya tak peduli sepenuhnya padanya, pasti dalam hati kecil jaemin ia masih peduli pada mereka. Mau bagaimanapun, merekalah yang membesarkan jaemin.
----
Tok.. Tok...
"masuk aja!" teriak jaemin.
Setelah mendapatkan izin, amander masuk dengan senyum dan coklat panas.
"jaemin, selamat ulang tahun. Maaf ya kali ini gak bisa rayain kayak dulu." ucap amander.
Jaemin tertawa, "gini aja udah seneng, tau! Makasih banyak kakak aku yang paling cantik, semesta aja kalah." kata jaemin sambil memeluk kakaknya.
Amander mencubit pelan hidung adiknya, "kamu mah bisa aja! Udah tuh abisin coklatnya. Selamat tujuh belas ya sayang kakak. Semoga kebahagiaan selalu ada buat kamu, nananya kakak."
"makasih kakak semestaku. Kakak sehat-sehat terus!" kata jaemin. Setelah itu jaemin menghabiskan minumannya dan tidur.
Jaemin Lilians, si anak kedua yang tak satu orang pun dapat mengerti dirinya. Termasuk dirinya sendiri.
----
Present....
"uhm... uhhhmmmm! lwpsxnaloeuwosnw."
"uuuuhhhmmm!! halsjalownxn!!!"
"ini bos, ini anak terakhir mereka."
"kamu yakin merrels dan diane hanya mempunyai 2 anak?"
"ya bos, saya yakin demi nyawa istri saya."
"good. sekarang bawa dia ke kamar saya."
"baik, bos!"
Jeno tersenyum. Merrels dan diane tidak pernah sama sekali menyebut nama putranya yang satu ini. Seingatnya, mereka memang mempunyai 3 anak, namun anak terakhir mereka sakit-sakitan dan meninggal. Anak kedua mereka, jaemin, sangat amat jarang bahkan tidak pernah mereka sebutkan.
"jaemin, sei davvero attraente (kamu benar-benar menarik)." katanya dengan pelan.
Sampai di kamar, jeno membuka lakban penutup mulut si cantik dengan lembut.
CUIH!
"LO MAU APAIN GW ANJING!"
Jeno membersihkan bekas air liur yang menempel pada dagunya dengan dasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick: Lee Jeno | Nomin
Fanfiction"Cut out the scenes from a corny hero movie Everything's just a game to me, ready I'm about to play." the first maverick, jacques mclagen.