"good morning, master."
Jaehyun tersenyum hangat lalu mencium pipi perempuan itu, "good morning, arabella." Jaehyun bangun dari tidurnya dan mandi serta sarapan seperti biasanya. Ia dihidangi sarapan mewah dan pemandangan indah di jendelanya. Selamat datang di kediaman Jung Jaehyun alias Jefferson McLagen.
Rumah mewah bertema merah dan hitam disertai dengan foto besar keluarga mereka. Jaehyun dengan dua istri dan 18 perempuan tanpa ikatan pernikahan sudah cukup membuatnya sebagai raja. Ditambah dengan anak-anaknya yang sukses melanjutkan semua bisnisnya, bisnis gelap mungkin maksudnya. Sampai-sampai di ruang tamunya terdapat banyak piala kejuaraan dalam bermain kartu dan juga mendapat piagam pernghargaan yaitu berhasil memecahkan rekor paling banyak keluar masuk penjara. Selamat!
"pagi ini ada jadwal apa?" tanya jaehyun sambil membuka ipadnya dan mengerjakan beberapa pekerjaan. Salah satu pelayan dengan jas rapih berdiri, "hari ini ada jadwal bertemu dengan kedua anak tuan dan membahas masalah distrik 11 yang terbakar." katanya.
Jaehyun berhenti melakukan kegiatannya lalu berjalan ke depan pintu rumahnya. Ia bisa melihat diujung sana sudah adalah dua mobil yang membalap, Rolls-Royce dan Bugatti dengan harga 300 milliar lebih. Ia tersenyum bangga, "sudah besar ternyata mereka berdua..." katanya pelan.
Mark dan jeno berhenti tepat di depan lobby utama rumah ayahnya. Mereka berdua turun dan menyambut ayahnya dengan hangat. Jaehyun memeluk mark sementara jeno menolak pelukan sang ayah. Jaehyun menghela nafasnya lalu membiarkan mereka masuk ke dalam rumah.
Mereka duduk berkumpul di ruang tengah disertai beberapa cemilan dan teh untuk perbincangan serius mereka. Jaehyun memperhatikan anak-anaknya, mark seperti biasa tak ada yang aneh dari dirinya karena sudah sering bertemu dengan anaknya itu. Tapi jeno, sudah bertahun-tahun lamanya ia tak bertemu dengan anaknya yang satu itu.
"jeno, apa kabar?" tanya jaehyun dengan teh di tangannya.
Jeno tak menjawab dan bertanya balik, "bubu mana?" tanyanya.
Jaehyun menghisap tehnya lalu menjawab, "diatas." jawabnya singkat. Jeno langsung meninggalkan mereka berdua dan menaiki eskalator untuk naik.
"adik kamu itu, beda ya sekarang." kata jaehyun. Mark tersenyum lalu mengambil beberapa permen di meja, "beda gimana? Karena anda udah gak pernah ketemu selama bertahun-tahun makanya beda. Saya lihat dia sama saja, lee jeno kesayangan bubu." jawab mark. Jaehyun hanya menganguk.
Jeno sampai diatas dan disambut dengan bubu yang sedang memilih-milih baju untuk dikenakan. Jeno tersenyum mengingat jaemin juga sama seperti itu. Bahkan sampai sejam pun jaemin pernah hanya memikirkan baju apa yang harus ia kenakan, walaupun di rumah.
Bubu tersadar ada seseorang yang memperhatikannya. Ia lihat dari pantulan kaca dan berbalik dengan perasaan gembira.
"jeno!!"
Bubu berlari lalu memeluk jeno erat. Anaknya yang sudah sangat lama tidak bertemu, akhirnya bertemu. Sangkin senangnya, bubu meneteskan air mata bahagia. Jeno mencium pipi taeyong lalu kembali memeluknya.
"bu, jeno mau cerita... Jeno kangen curhat sama bubu." kata jeno dengan nada manjanya.
Taeyong mengelus pipi dan rambut jeno, "mau curhat apa anak kesayangan dan kebanggaan bubu? Ceritain semuanya, bubu kangen denger suara kamu." kata taeyong disertai suara serak akibat menangis.
Jeno menunduk lalu tersenyum malu-malu, "jeno punya pacar, bentar lagi jeno mau nikahin..." katanya dengan manja.
Taeyong terharu, "perasaan terakhir kali bubu lihat kamu, kamu masih jeno dengan hati dingin dan gak mau terbuka sama siapa-siapa. Siapa si pemecah raja terdingin ini?" tanya taeyong sambil menaik-turunkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick: Lee Jeno | Nomin
Fanfiction"Cut out the scenes from a corny hero movie Everything's just a game to me, ready I'm about to play." the first maverick, jacques mclagen.