"jadi kamu udah berapa lama sama jeno?" tanya rey.
Pagi ini jaemin dan rey berusaha mendekatkan diri mereka agar satu sama lain tidak canggung. Mereka banyak bercerita tentang kehidupan dan lain-lainnya. Rey ini lulusan Princenton Univ dan dia ini pinter banget karena masuk jurusan bisnis yang susah banget buat masuk.
"udah hampir dua minggu. Masih baru-baru sih..." kata jaemin sambil membantu rey beres-beres pakaian dia.
Rey menoleh, "kamu jatuh cinta sama dia?" tanyanya.
Jaemin terdiam sebentar, "awalnya aku benci banget sama dia. Tapi, he treat me very well. Dia juga bilang dia cinta sama aku dan ya dia keliatan bener-bener tulus. I can't hate him, tapi aku juga gak cinta sama dia." jelas jaemin.
Rey menatap jaemin tak percaya, "jaem, sadar! Dia bunuh orangtua dan keluarga kamu!" kata rey.
Jaemin tersenyum, "I know. Tapi aku tahu kenapa dan aku gak bisa salahin jeno sepenuhnya." kata jaemin. Rey hanya bisa menganguk mengerti kondisi jaemin.
"jaem, jeno pernah main kasar sama lo ga?" tanya rey.
Jaemin terkejut dengan pertanyaan itu, "maksud?" tanyanya untuk memastikan.
"main kasar, jaem. Di kasur." jelas rey sambil menghela nafas. Ternyata anak ini masih polos.
Jaemin tertawa pelan, "astaga, aku pikir apa. Pernah sekali, tapi dia kasih aku obat tidur biar aku ga ngerasain apa-apa." kata jaemin.
Rey menutup mulutnya tak percaya, "gak bisa dibayangin seorang lee jeno selembut itu?! Wait, jadi dia gak jatuh cinta sama kamu karena permainan ranjang kamu?" tanya rey.
"ya... aku gatau... maybe?" kata jaemin tak yakin.
Rey semakin terkejut, "omg omg omg, mrs. lee!" katanya.
"apaan sih!" kata jaemin memukul pelan lengan rey.
"gak gw serius. Jeno gak pernah kayak gini sebelumnya. Sama gw aja dia jatuh cinta karena gw keren banget di kasur." kata rey.
Jaemin sedikit heran kenapa bahas kasur gini sih, "udahlah gak usah dibahas. Ayok kita turun ke bawah buat makan!" kata jaemin. Rey menganguk.
----
Ruang makan terasa sangat ramai dipenuhi dengan lampu. Jaemin dan rey telihat sangat mempesona hari ini. Makanan yang disediakan dimasak oleh koki ternama di kota ini.
"so, berapa lama lo disini?" tanya jeno.
"idk, sampai papa bolehin gw pulang." jawab mark. "tapi tenang aja, gw gak akan rebut cowo lo. Gw ga tertarik sama yang bekasan lo." lanjut mark.
"syukur deh kalo gitu." balas jeno.
Setelah berbincang, mereka menghabisi makanan mereka diiringi dengan musik orchestra. Jeno membersihkan mulutnya dan mengajak jaemin berdansa bersama.
Ia memeluk pinggang ramping semestanya dan mulai mendekatkan wajahnya pada telinga jaemin, "you look so perfect toninght." kata jeno.
Jaemin terkekeh pelan, "thank you, my ares." balas jaemin.
Jeno tersenyum bangga dan memulai berdansa dengan diiringi musik orchestra lagu 'Perfect - Ed Sheeran'. Jaemin memejamkan matanya dan bersandar pada pundak jeno. Jeno menaruh wajahnya pada rambut sang kekasih. Sangat amat indah pemandangan seperti ini. Rasanya rey dan mark ingin menghilang dari bumi dan meninggalkan mereka berdua.
Ingin sekali rasanya para pelayan mengabadikan momen itu dengan sebuah lukisan. Mereka melihatnya sangat indah sampai beberapa dari mereka menangis.
"ares yang keras kepala, pemarah dan egois. Baru saja tertunduk karena kecantikan dan ketulusan aphrodite." kata mark yang menggelengkan kepalanya. Heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maverick: Lee Jeno | Nomin
Fanfiction"Cut out the scenes from a corny hero movie Everything's just a game to me, ready I'm about to play." the first maverick, jacques mclagen.