2. Arrived to The Island

3.5K 212 22
                                    

Hai!

Ini dia lanjutan dari BEAST. Semoga kalian suka ya. Kalau ada salah penulisan silakan comment! :)

——————————————-

Suasana di pulau ini sungguh menenangkan. Angin berhembus sepoi-sepoi, ombak berdebur pelan, suara burung camar di kejauhan. Aku rasa liburan kali ini akan jadi yang terbaik.

Kami menaiki mobil Land-Rover tua milik Patrick. Jarak villa dari pantai memang tidak begitu jauh. Tetapi, mengingat kita cukup lelah setelah perjalanan di kapal tadi, Patrick memutuskan agar kita naik Land-Rover miliknya saja.

Tak lama kemudian, kami sampai di villa milik Patrick. Rupanya villa itu sangat besar. Setelah kuhitung, villa itu memiliki 3 lantai. Patrick juga mengatakan kalau di dalam villa ada kolam renang dan taman kecil. Di depan pintu gerbang kami disambut oleh sekumpulan orang yaitu, Jill, Ed dan beberapa orang yang tidak aku kenal.

"Teman-teman, biar aku perkenalkan dulu orang-orang yang mengurus villa ini," kata Patrick. " Ini adalah Pak Benson, Pak Harry, Pak George, dan Jeff, mereka orang yang menjaga villa ini." katanya seraya menunjuk tiga orang pria yang kira-kira berumur 30 tahunan dan seorang laki-laki yang kira-kira berumur sembilan belas tahunan.

"Ini adalah Bibi Tia, Lisa, dan Lily, mereka akan memasak makanan untuk kita," kata Patrick sambil menunjuk ke seorang wanita tua yang rambutnya sudah sedikit putih, disamping wanita itu ada dua perempuan yang mungkin berumur sekitar enam belas atau delapan belas tahunan, rambut mereka berdua berwarna cokelat dan dikepang. Mereka terlihat sangat ramah.

"Dan yang terakhir, ini adalah Jake, Fred, Larry, Daphne, dan Rosy, mereka yang bertugas membersihkan villa." Kata Patrick sambil menunjuk ke lima orang yang terdiri dari dua wanita dan tiga pria. Villa ini memang sangat besar, tak heran akan memerlukan banyak orang untuk mengurusnya.

"Oke, ini teman-temanku, namanya Thomas, Kate, dan Nicole." Kata Patrick sambil menunjuk kami bertiga bergantian. "Halo semua." Kami menyapa mereka semua.

Setelah acara perkenalan selesai, kami segera membereskan barang bawaan kami dan memasukkannya ke kamar kami masing-masing. Karena villa itu sangat besar, kami bisa tidur sendiri-sendiri.

Aku memutuskan untuk tidur sebentar. Perjalanan tadi membuatku cukup lelah. Belum lama aku memejamkan mataku aku sudah tertidur pulas.

***

"Nic, Nicole! Bangun!" suara seseorang membangunkanku. Rupanya itu Jill. "Kau tidur hampir dua jam! Sekarang waktunya makan siang. Ayo, cepat turun." Kata Jill. Aku mengangguk. Dia meninggalkanku dan pergi keluar kamarku.

"Hoamm..." aku menguap saat menuruni tangga. Rupanya semua sudah menungguku di meja makan.

"Dasar tukang tidur. Perjalanan segitu saja sudah membuatmu tidur lama sekali." Kata Ed mengejek. Aku hanya mendengus kesal mendengar perkataannya.

Makan siang hari itu enak sekali. Hidangannya semua serba laut. Ikan bakar, cumi goreng, dan masih banyak lagi. Rasanya seperti makan di restoran mewah!

"Teman-teman, bagaimana kalau nanti sore kita pergi berenang di pantai?" Tanya Patrick. Semua mengangguk setuju. "Lalu, sekarang apa yang akan kita lakukan?" Tanya Tom. "Terserah kalian. Kalian boleh keliling pulau atau kemana pun. Pinjam saja Land-Rover milikku." Kata Patrick.

Setelah makan siang, aku, Tom, Jill, dan Ed memutuskan untuk duduk-duduk di dekat pantai. Sementara Patrick dan Kate sepertinya melanjutkan ciuman di kapal tadi.

"Apa kalian pernah ke laboratorium milik orangtua Patrick?" Tanya Tom sambil bermain pasir. "Sebenarnya  kita dilarang pergi ke sana. Lagipula tempatnya lumayan jauh dari villa." Sahut Ed.

"Hey, bagaimana kalau kita pergi keliling pulau? Di sini membosankan." Seru Jill. Semua mengangguk setuju.

***

"Ed! Awas!!" Seruku saat Ed hampir menabrak sebuah pohon yang ada di depannya. Ed menginjak rem secara mendadak dan menyebabkan aku hampir terjungkal ke depan. Untung saja Tom menahanku agar tidak terjatuh.

"Seharusnya kau biarkan saja Thomas menyetir." Aku menggerutu. Bagaimana tidak, cara Ed menyetir amat sangat buruk. Dia selalu menginjak rem secara mendadak. Bahkan terkadang aku merasa mobil ini hampir terjatuh ke samping.

"Tenang saja, Nic! Aku bisa mengendarai mobil ini dengan sangat baik." Kata Ed santai.

Tetapi detik berikutnya dia hampir menabrak pohon lagi. Akhirnya Jill turun tangan dan memaksa Ed untuk berhenti menyetir dan digantikan oleh Tom. Sekarang kami bisa melihat-lihat pulau dengan lebih nyaman dan aman.

"Itu apa?" Tanyaku saat melihat seekor kodok yang memiliki sayap. "Oh iya, aku lupa memberitahu kalian. Di pulau ini ada banyak hewan hewan aneh hasil dari percobaan orangtua Patrick." Kata Jill. Aku mengangguk.

"Bagaimana kalau salah satu dari hewan hasil percobaan itu berbahaya bagi manusia?" Tanya Tom. "Yahh.. Setahuku mereka akan langsung membunuh hewan yang berbahaya." Jawab Jill.

"Tom, berhenti di sini," kata Jill. "Aku dan Ed ingin menunjukkan sesuatu yang keren kepada kalian!" kata Jill bersemangat. Tom menurut dan menghentikan mobil. Kami berjalan mengikuti Jill ke tengah hutan.

"Jill, sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan?" tanyaku. Sudah hampir 20 menit kami berjalan menyusuri hutan. "Setelah kita sampai di sana akan aku beritahu." Kata Jill sok misterius. Aku menghela napas.

"Sepertinya di sekitar sini—Ah! Itu dia!" Jill berseru sambil menunjuk. Aku terkejut saat melihat ke arah yang ditunjuknya.  

Di depan sana terdapat sebuah danau yang berisi air terjun yang sangat indah. Tapi, bukan itu yang membuatku terkejut. Di sebelah danau itu ada tiga ekor kuda bersayap.

"Apakah itu.. Pegasus?" tanyaku takjub. "Sebenarnya bukan pegasus yang ada di dongeng-dongeng. Kau tahulah, ini hasil dari percobaan orangtua Patrick." Jawab Ed. Aku heran seberapa hebatnya orangtua Patrick hingga bisa menciptakan hewan-hewan semacam ini.

"Hey, kenapa diam saja! Ayo temui mereka." Kata Jill. Kami lantas mendekati hewan menakjubkan itu.

Jill mengelus punggung pegasus berwarna putih dengan perlahan."Kenalkan, yang berwarna putih ini namanya Angel. Pegasus yang berwarna cokelat itu namanya Robin, dan yang berwarna hitam di sana itu namanya Blackjack." Kata Jill.

"Sejak kapan kalian berteman dengan hewan ini?" Tanya Tom. "Yah, saat kami pertama kali menjelajahi pulau ini Angel muncul tiba-tiba dari balik semak. Akhirnya kami mengikutinya dan sampai di sini. Kami juga menemukan Robin dan Blackjack di sini." Kata Jill menjelaskan.

"Kalian ingin mencoba terbang?" Tanya Ed.

"Eh—terbang?" tanyaku heran. "Terbang naik pegasus, dasar bodoh!" Kata Ed.

"Jangan percaya pada Ed, Nicole! Kami bahkan belum pernah terbang naik pegasus." Kata Jill.

Siang itu kami hanya bermain di danau dan mengelus-elus pegasus. Saat hari menjelang sore Tom mengajak kami pulang.

"Kalian dari mana saja? Sekarang sudah jam tujuh malam. Kami tadi hanya berenang berdua." Kata Patrick. "Bukankah kalian memang senang jika ditinggal berduaan?" Ed menggoda mereka. Jill lalu menjelaskan apa yang terjadi.

"Oh, pegasus itu ya. Aku sudah sering bermain dengan mereka." Kata Patrick.

Usai makan malam, aku masuk ke kamarku dan berusaha untuk tidur. Begitu mataku terpejam aku langsung memasuki alam mimpi.

***

"NICOLE! BANGUN!!"

Suara teriakan seseorang membangunkanku.

—————————————————————————————————

Saran, kritik, atau komentar akan saya terima dengan senang hati!

Jangan lupa di vote ya! :)

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang