Patrick benar-benar terpukul atas kematian kekasihnya itu.
Di sepanjang perjalanan dia hanya diam saja.
Beruntung tidak ada banyak monster yang menyerang kami.
Mungkin karena bom kemarin.
"Hei, Pat. Apakah bos orangtuamu itu tidak mengetahui ada kapal di pantai Utara?" Tanya Tom.
Patrick menggeleng.
Tom menghela napas. Aku rasa dia mencoba memancing Patrick agar bicara.
"Bagaimana bisa mereka tidak tahu?" Tanya Fred.
"Ya pokoknya mereka tidak akan tahu." Jawab Patrick singkat.
"Oh ayolah Patrick. Kau tidak usah menangisi kepergian Kate! Dia itu terlalu mudah putus asa." Kata Ed.
Mendengar perkataan Ed Patrick menjadi marah. Dia mengangkat kerah baju Ed hingga Ed hampir melayang dari tanah.
Ed terlihat tercekik.
"Apa katamu?! Coba katakan sekali lagi!" seru Patrick.
"Wow wow wow.. Santai kawan. Tidak usah bertengkar." Kata Jeff menengahi.
Patrick melepaskan kerah baju Ed. Tetapi matanya tetap menunjukkan kesan marah.
"Tenanglah, Pat! Aku hanya mencoba membuatmu melupakan Kate. Itu saja. Aku tidak bermaksud membuatmu marah." Tukas Ed.
"Tapi caramu mengatakannya membuatku marah. Kate tidak cepat putus asa! Dia hanya.. Takut." Kata Patrick.
"Sudahlah, sebaiknya kalian lupakan saja. Patrick, tidak usah terlalu dipikirkan apa yang Ed katakan tadi." Ujar Fred.
Patrick berbalik dan kembali berjalan ke depan. Aku harap dia tidak marah lagi.
"Um.. Jadi Patrick, kenapa pihak yang jahat itu tidak akan tahu tentang kapal orangtuamu?" Tanya Rosy.
Patrick menghela napas.
"Oke begini ya, kapal orangtuaku itu cukup canggih. Kapal itu tersembunyi di balik tebing. Seperti garasi otomatis yang pintunya menyerupai dinding tebing." Kata Patrick.
"Ohh begitu. Kalau itu otomatis, bagaimana cara kita membukanya?" Tanya Rosy lagi.
"Sebenarnya tombolnya ada dua. Satu di dekat tebing dan satu di dalam laboratorium. Tombol yang ada di laboratorium tersembunyi dan hanya aku dan orangtuaku yang tahu. Tempat di sekitar tombol itu aman dari ledakan atau apapun." Kata Patrick panjang lebar.
"Jadi kita akan pergi ke tebing di pantai Utara. Kemudian menekan tombol yang membuka garasi dan menaiki kapal. Begitu kan?" Tanya Fred.
"Ya, begitulah. Tapi aku khawatir jika tombol yang ada di tebing rusak. Tombol itu sudah sangat lama tidak dicek. Karena kami pikir tidak akan ada masalah seperti ini." Kata Patrick khawatir.
"Wah, akhirnya kau berbicara juga, Pat!" seru Ed.
Patrick mendelik ke arah Ed. Ed langsung menutup mulutnya dengan tangan.
"Yah, semoga saja tombol di tebing tidak apa-apa." Kata Tom.
Kami kembali melanjutkan perjalanan dengan santai.
Beberapa meter di depan kami melihat bekas ledakan.
Banyak bangkai monster yang tergeletak di sana.
"Humph.. Baunya busuk sekali!" Kata Rosy sambil menutup hidung.
Memang benar, bau bangkai monster itu sangat busuk. Bau itu membuatku cukup mual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast
AdventureNicole dan teman-temannya sedang berlibur di pulau pribadi milik Patrick. Orangtua Patrick merupakan seorang ilmuwan yang sedang mengerjakan sebuah proyek rahasia di pulau yang sama tempat mereka berlibur. Siapa yang menyangka ternyata proyek rahasi...