Arlojiku sudah hampir menunjukkan pukul delapan, tetapi mereka belum datang juga. Ibu yang berdiri di sebelahku juga ikut cemas. "Nicole, coba kau hubungi mereka sekali lagi." Kata Ibu. Baru saja aku mau menelepon Kate, tiba-tiba ada bunyi klakson mobil dari tikungan. Aku menengok, rupanya itu mereka.
Aku berpamitan pada Ibuku dan segera duduk di kursi belakang mobil. "Kalian lama sekali, sih!" kataku kesal. "Maaf, tadi jalanan sungguh macet!" Kata Patrick.
Pada liburan kali ini kami berenam berencana untuk menginap di villa milik Patrick yang terletak di pulau pribadi milik orangtuanya selama 2 minggu. Jill dan Ed sudah berada di pulau sejak kemarin. Hari ini aku, Patrick, Kate, dan Tom akan menyusul mereka. Orangtua Patrick adalah seorang ilmuan, mereka mendirikan laboratorium yang letaknya cukup jauh dari villa. Mereka cukup ramah, tetapi mereka tidak mengizinkan kami untuk memasuki laboratorium. Kami akan pergi ke sana naik kapal milik Patrick. Aku sangat beruntung memiliki teman seperti dia.
"Tom, cepat sedikit. Aku tidak sabar ingin berenang di pantai yang ada di dekat villa." Kata Kate. Kate adalah kekasih Patrick, dia juga merupakan sahabatku sejak kecil. "Sabarlah sedikit, sayang." Kata Patrick dari kursi depan. Mereka memang suka bermesraan dimana-mana.
Setelah setengah jam, akhirnya kita sampai di dermaga. Kapal milik Patrick sudah menunggu kami.
"Nicole, biar kubantu." Kata Tom saat melihatku kesulitan mengeluarkan koperku dari bagasi mobil. "Terimakasih banyak, Tom." Kataku. Tom hanya mengangguk sambil tersenyum.
Kapal milik Patrick cukup besar. Kapal ini dilengkapi dengan ruang duduk, restoran, dan bar. Kami masuk ke ruang duduk dan meletakkan barang bawaan kami. Patrick dan Kate memutuskan untuk pergi ke bar. Tom sepertinya pergi ke luar untuk melihat pemandangan. Sementara aku hanya duduk sambil menonton televisi.
Sebenarnya aku tidak suka naik kapal, aku selalu merasa mual. Aku segera mengolesi pelipis dan dahiku dengan minyak angin. Rupanya tidak ada acara yang bagus di televisi. Aku bingung ingin melakukan apa. Ketika aku hendak keluar, aku melihat Tom memasuki ruangan dengan membawa papan permainan monopoli.
"Nic, kau mau main monopoli bersamaku?" Tanya Tom. Aku mengangguk. Lagipula disini tidak ada yang bisa dilakukan.
"Tom, kau pandai sekali bermain. Aku hampir bangkrut." gerutuku. Sudah setengah jam kami bermain monopoli. Rupanya Tom sangat pandai bermain. Uangku sudah hampir habis. "Nic, kau kalah!" seru Tom gembira. Aku bersungut-sungut. Kami lalu membereskan alat-alat permainan itu.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang, Nic?" Tanya Tom setelah dia meletakkan papan permainan monopoli di tasnya. "Entahlah, aku rasa aku akan bertanya kepada Patrick apakah perjalanannya masih lama atau tidak." Jawabku.
Aku segera pergi menuju bar. Saat memasuki bar, kudapati Patrick dan Kate sedang berciuman mesra. Aku rasa sekarang bukan saatnya aku bertanya. Aku berbalik dan kembali ke ruang duduk.
"Cepat sekali kau kembali." Kata Tom. "Oh, aku tidak jadi bertanya. Mereka sedang—um.. sibuk." Sahutku asal. Tom hanya mengangguk.
***
"Lihat! Pulaunya sudah terlihat!" seruku kepada Tom sambil menunjuk ke arah Utara. Sungguh lega setelah mengetahui kami akan segera sampai di pulau. Perjalanan di kapal sungguh membosankan. Tapi saat aku bermain monopoli dengan Tom cukup menyenangkan.
———————————————————————————————
Sorry kalau chapter ini pendek! Akan aku usahakan untuk chapter selanjutnya menjadi lebih panjang. Kritik, saran, dan komentar aku terima dengan senang hati!
Jangan lupa di vote ya! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beast
AdventureNicole dan teman-temannya sedang berlibur di pulau pribadi milik Patrick. Orangtua Patrick merupakan seorang ilmuwan yang sedang mengerjakan sebuah proyek rahasia di pulau yang sama tempat mereka berlibur. Siapa yang menyangka ternyata proyek rahasi...