7. Caught

2.2K 175 10
                                    

Seketika itu lututku terasa lemas. Aku jatuh terduduk di atas tanah.

Aku tak kuasa menahan tangis. Sahabatku, Kate telah mati karena sifat penakutnya. Kini, Patrick berubah menjadi psikopat dan membunuh Rosy, Jeff, Fred, dan Ed.

"Eh, Nic. Tolong lepaskan ikatanku dan Jill." Kata Tom pelan.

Aku baru ingat jika ikatan mereka belum dilepaskan.

Aku segera membantu Tom melepas ikatannya dengan pisau lipat yang ada di ransel Jeff.

Sesaat kemudian tangan mereka berdua sudah bebas.

Jill tidak bisa berhenti menangis karena kematian Ed.

Aku mulai frustasi. Ini semua salahku! Seharusnya aku langsung menembak Patrick selagi dia masih menyiksa Ed! Sekarang nyawa Ed menjadi korbannya.

"ARGGHH!" Teriakku. Aku menjambak rambutku sendiri.

"Nic, hentikan! Apa yang kau lakukan!" Kata Tom.

"Ini semua salahku, Tom! Andai aku menembak Patrick lebih cepat. Ed tidak akan mati!" Kataku.

"Nic! Ini bukan salahmu! Tenangkanlah dirimu. Tidak ada yang salah di sini." Kata Jill sambil menangis sesenggukan.

"Nic, sebaiknya kau istirahat. Terlalu banyak kejadian mengejutkan yang terjadi. Aku akan urus mayat-mayat mereka." Kata Tom. Dia tersenyum sambil menyemangatiku.

"Tidak bisa, Tom. Aku tidak bisa istirahat. Aku akan membantumu mengurusi mayat mereka." Sahutku.

Memang benar. Aku tidak bisa istirahat. Aku juga kasihan pada Tom jika dia mengurusi mayat-mayat itu sendirian. Jadi aku memutuskan untuk membantunya.

"Biar aku yang mengurusi mayat Ed." Kata Jill.

Thomas memutuskan untuk mengubur mereka di balik sebuah pohon besar. Sementara ransel mereka kami lemparkan ke balik semak.

Itu untuk antisipasi jika ada pihak jahat yang berpatroli di hutan. Semoga mereka tidak menyadari ada manusia lain selain mereka di pulau ini.

Thomas mengambil peta dan kompas dari ransel milik Patrick. Sementara aku dan Jill mengumpulkan semua makanan dan minuman yang ada. Kami memenuhi ransel kami dengan makanan dan minuman.

Selain itu aku juga mengambil pisau lipat dan pistol milik Jeff. Hei jangan berpikir aku egois ya! Aku sudah menawarkannya pada Thomas tapi dia bilang aku lebih membutuhkannya. Sementara Jill bilang dia tidak mau membawa benda seperti itu. Jadi ya sudah aku simpan saja sendiri.

Kami menyusuri hutan dalam diam. Seperti kata Thomas, memang ada banyak kejadian mengejutkan yang terjadi di pulau ini dan otak kami belum bisa menerima hal seperti ini.

Sepertinya kami akan melewati hari ini dengan kesunyian. Tanpa ada perbincangan sedikit pun.

"Tom, aku lelah. Sepertinya kita harus beristirahat sebentar." Kata Jill. Akhirnya ada yang memecah kesunyian ini.

Thomas menggangguk. Kemudian dia mencarikan kami tempat aman untuk istirahat.

"Eh, Tom. Um.. Menurutmu kapan kita akan sampai di kapal itu? Rasanya kita sudah berjalan berhari-hari." Kataku.

Thomas mengecek kompas dan petanya. Kemudian dia melirik jam tangannya.

"Sepertinya besok malam kita akan sampai di sana." Kata Thomas sambil mengira-ngira.

Aku manggut-manggut tanda mengerti.

Setelah beristirahat beberapa lama kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang