27. Alkohol

218 26 5
                                    

(Jangan lupa comment, vote and folow)

Hallo friend, apa kabar, nih?

Kangen gak sama Kenzie?

Sama Anin?

Atau yang lainnya?

Tandai typo 📌

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

Di dalam kelas yang ramai. Kenzie hanya diam melamun, pikirannya melayang entah kemana. Bahkan, suasana yang ricuh tidak menganggu lamunannya.

"Jangan ngelamun terus bro!" pringat Dito sambil menepuk pelan pundak sahabatnya.

Kenzie hanya menaikkan satu alisnya, seakan bertanya 'apa'.

"Jangan ngelamun," ulang Dito.

Kenzie langsung mengangguk dua kali, kemudian pria itu merohoh saku celananya.

"Online," gumamnya.

Aplikasi berwarna hijau dengan lambang telepon di tengahnya. Kenzie memang sedang membuka aplikasi tersebut. Matanya terus bergulir menatap satu kontak.

Ia sedang menimang-nimang. Harus menghubungi duluan, atau temui langsung.

Kelas semakin ricuh. Situasi juga sudah tidak terkendali. Apalagi Dito sedang melakukan konser dadakan. Gavin dan Dev juga tidak ketinggalan. Mereka memegang gagang sapu yang digunakan sebagai microfon.

"AYO SEMUA. KITA GOYANG LAGI!" teriak Dito di atas meja.

"AYO GOYANG DUMANG, BIAR HATI TENANG. PIKIRAN PUN SENANG!"

"ASEKKKKK," lanjut Dev.

Nathaniel langsung menggelengkan kepalanya seakan ia paling waras.

Padahal dulu ia paling senang melakukan hal ini.

"DITO ... TURUN SEKARANG." Teriakan dari arah pintu membuat mereka langsung mematung. Kenzie juga langsung tersadar dari lamunannya.

"Hehe ...,"

"Buk Alfi dari kapan di situ?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Dito membuat  mereka semua langsung menatapnya tajam. Apa salahnya, kan hanya bertanya?

"Cepat turun, atau harus ibuk geret," ucapnya geram. Muridnya memang hanya membuatnya darah rendah, ia bisa mati muda karena memiliki murid seperti mereka.

KENAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang