34. Diam saja

73 7 4
                                    

(Jangan lupa comment, vote and folow)

Hallo friend, apa kabar, nih?

Tandai typo 📌

Happy reading

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

Anin terbangun dari tidurnya dengan keringat membasahi seluruh tubuhnya. Ia gemetar. Hanya mimpi, pikirnya.

Ya, ia bermimpi kalau kekasihnya sudah melupakannya. Kehilangan ingatan tentang dirinya.

Anin mengambil napas, lalu dibuang perlahan. Begitu seterusnya, guna menetralkan detak jantungnya yang begitu cepat berdetak. Mimpinya begitu terasa nyata. Ataukah ini pertanda?

Anin melangkah perlahan menuju nakas. Setiap malam ia memang selalu menyediakan air di dalam kamarnya, karena ia selalu merasa haus di tengah malam. Dan hari ini ia bersyukur akan kebiasaannya itu. Jadi, ia tidak perlu pergi jauh ke dapur hanya untuk sekedar mengambil minum.

"Semoga Kenzie ga kenapa-kenapa," gumamnya begitu lirih.

Setelah merasa tenang. Anin melirik jam di ponselnya. Baru pukul 3 pagi. Karena ia belum bisa untuk terlelap kembali. Ia mencoba membuka ponselnya. Membayangkan ada pesan masuk dari kekasihnya. Ia mengklik aplikasi berwarna hijau dengan logo telepon di tengahnya. Membaca room chat paling atas. Terhitung sudah 2 minggu pemilik nomor itu tidak menghubunginya. Rasa rindu mulai menyelimuti hatinya, mungkin ia bertemu dengan kekasihnya setiap hari, tapi ini berbeda rasanya. Wajar saja berbeda, karena hanya ia yang sibuk berceloteh panjang, sedangkan sang pria masih betah terlelap dalam tidur panjangnya.

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, lama kelamaan rasa kantuk mulai datang. Ia mulai terlelap kembali.

🍒

Hari ini gadis dengan sweater pink nya sedang duduk di halte bus. Menunggu angkutan umum yang mungkin akan datang sebentar lagi.

"Berhenti!" Teriaknya sambil melambai-lambaikan tangannya.

Angkutan umum yang ia hentikan sudah mulai melajukan kendaraannya. Membelah jalanan yang padat dan penuh dengan polusi udara. Duduk berdesak-desakan sudah hampir setiap hari ia rasakan. Anin duduk paling ujung, jadi ia tidak terlalu terhimpit. Tujuannya kali ini adalah rumah sakit tempat kekasihnya dirawat.

🍒

"Kapan Lo bangun sih Ken. Kita disini nunggu Lo bangun," ucapnya lirih.

Tidak ada jawaban dari orang yang kini masih terlelap dalam tidur panjangnya.

Yang lainnya juga hanya bisa diam membisu. Bibirnya terasa kaku untuk berbicara. Sahabat yang berarti bagi mereka sekarang sangat betah dalam tidur panjangnya.

KENAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang