Di sebuah apartemen mewah seorang gadis dengan rambut melambai terterpa angin terlihat memandang gedung yang menjulang tinggi di hadapannya. Suasana begitu sunyi hanya terdengar suara angin yang menggelitik dan memberikan sensasi sejuk. Sungguh ketenangan yang seperti ini baru saja dapat ia rasakan. Namun, saat dirinya mencoba untuk menutup mata, ia merasakan pelukan dari seseorang yang tak lain adalah Chan.
"Di luar dingin, lebih baik kita di dalam," ajak Chan dan sang gadis menggeleng.
"Aku masih ingin menikmati udara di sekitar. Sudah lama aku tidak pernah bermain ke apartememu," tuturnya.
Jeans makin memeluknya dengan erat dan tersenyum, kemudian ia berkata, "kau bisa datang kapan pun kau mau. Tempat ini akan selalu terbuka untukmu Dahyun-ah," balasnya dengan suara yang lembut.
Dahyun terdiam, gadis ini merasa tidak nyaman. Hanya saja ia berusaha untuk menahannya. Hal ini membuat dahyun menyadari jika dirinya hanya bisa merasa nyaman jika berada di dekat Minho. Namun, melihat Minho yang mulai meragukan dirinya membuat kebencian Dahyun berkali-kali lipat. Belum lagi jika Chan tahu tentang dirinya yang ikut andil dalam pertarungan yang yang menyebabkan Woojin mati, mungkin Chan juga tidak akan mengampuninya. Pada akhirnya, kesimpulan yang dapat Dahyun lihat adalah baik Minho atau Chan, mereka tidak akan mentoleransi dirinya jika ia berbuat salah.
Ini sangat memuakkan bagi Dahyun, sebab mereka para sampah dan anak dari orang-orang yang berkuasa dengan mudah bertingkah sesuka hati, tapi tidak merasa bersalah. Sebesar apapun itu kesalahannya, mereka selalu punya alasan untuk membenarkannya dan selalu memiliki jalan untuk membereskannya dengan cara apapun, termasuk cara curang.
Perebutan yang bodoh antara Minho dan Chan memberikan dampak yang yang membuat Dahyun tak bisa hidup normal seperti gadis lain pada umumnya. Terutama hancurnya keluarga kecilnya yang membuat ayahnya harus bekerja dengan keras setelah ia di PHK dari perusahaannya dan semua itu adalah perbuatan dari ayah Chan. Lalu, dirinya dan keluarganya harus terusir keluar kota juga ada campur tangan dari kakek Minho.
Oleh karena itu, setelah bertahun-tahun lamanya Dahyun memutuskan untuk kembali dan mulai membalas satu persatu orang-orang yang menyakitinya.
"Aku akan bersamamu asalkan kau memenangkan pertandingan musim ini dan membuat Minho malu," ucap Dahyun yang membuat Chan terkejut.
Kenyataan yang ada dalam benak Chan adalah Dahyun lebih menyukai Minho dari pada dirinya dan itu hal yang tentunya tidak bisa Chan terima.
Ekspresinya terlihat kecewa dan Dahyun segera menyadarinya. "Aku hanya ingin melihatnya jatuh," imbuh Dahyun yang seolah berusaha untuk membuat Chan menyadari jika ia lebih menyukai Chan dari pada Minho.
"Kenapa kita tidak berhenti saja? Aku bisa dengan mudah mengalahkannya, tapi aku menginginkan kau untuk mengabaikannya," mohon Chan yang sangat lelah harus bermusuhan dengan Minho. Baginya, Dahyun sudah berada di sisinya itu sudah lebih dari cukup.
Dahyun seketika menunjukkan ekspresi marahnya. "Tidak bisa, ia sudah mengabaikan kita. Aku tidak bisa memaafkannya!" Air mata Dahyun pun jatuh dan lagi-lagi Chan tidak tega untuk membuat gadis di hadapannya ini sedih.
"Baiklah, aku akan mencoba membuatnya kembali sadar," janji Chan dan Dahyun begitu senang mendengarnya.
---***---
Percakapan dengan Yebin membuat Sinb termenung sepanjang jalan. Bahkan, ia enggan untuk pulang bersama atau sekedar datang ke akademi tempatnya mendapatkan pelajaran tambahan.
Sinb terus memandangi handphonenya yang tertera nama Minho. Ragu untuk menghubungi pria itu, ia sudah sangat berusaha untuk menekan segala emosinya dan semuanya berakhir seperti ini.
YOU ARE READING
UPROAR | SINB | SKZ
Teen Fiction"Hyunjin, katakan padaku siapa yang memukulimu?" Bentak Sinb saat melihat sekujur tubuh dongsaengnya ini penuh memar. "Itu bukan urusanmu!" Kata Hyunjin dingin, menepis tangan Sinb yang mencoba untuk menyentuhnya. "Wae? Aku akan menghajar siapapun y...