Playlist
Straykids - Levanter
.
.
.
Hai...Uda lama aku hiatus ya?
Banyak hal yang harus aku selesaikan
Tapi, sekarang aku usahain untuk terus up ya
.
.
.
Thanks
.
.Fajar telah menyingsing, angin dingin pagi merasuk melewati cela pori. Sinb meringkuk di balik selimut dengan tangan satu yang masih tersambung dengan selang infus. Matanya masih tetap terpejam sampai seseorang mencoba untuk mengusiknya dengan terus menggerak-gerakkan tubuhnya.
"Apa kau ingin mati!" Seketika suara ancaman itu yang terdengar saat ia membuka mulutnya dan manatap nyalang Hyunjin. "Apa maumu?" tanyanya yang kesal sekali ingin menendang pantat Hyunjin karena mengganggu tidur damainya, tapi perutnya masih sakit.
Hyunjin pun duduk di sampingnya dan terdengar helaan napas panjangnya membuat Sinb jadi penasaran. "Apa lagi sekarang?" tanya Sinb.
Hyunjin pun mengecek jam tangannya. "Dua jam dari sekarang ... Siapkan dirimu, ibu akan datang," ucapnya yang seketika membuat Sinb menganga, terdiam sesaat.
"Sialan! Siapa yang memberitahunya?" Seketika ia mengumpat dan marah dalam bersamaan. Sugguh, jika ia memiliki kekuatan untuk berdiri bahkan mungkin berlari, ia akan segera kabur dari tempat ini. "Berdebat dengan wanita tua itu membuat perutku ingin meledak saja," keluhnya.
"Tenang saja ada aku," sahut Hyunjin tentunya membuat Sinb menendangnya.
"Apa yang bisa kau lakukan? Bahkan saat ia belum datang saja, kau sudah kebingungan seperti ini, hah!" omelnya dengan kesal dan Hyunjin hanya dapat menelan salivanya.
Sangat aneh, kenapa satu wanita itu lebih menakutkan bahkan dari ayahnya atau pamannya. Jika di pikir-pikir Sinb sangat merasa kasihan dengan ibunya itu. Jika semua orang tak berhasil memuaskannya, lalu ia hanya akan hidup menua dengan dirinya sendiri karena tak merasa cocok dengan semua orang.
"Kenapa kalian pagi-pagi berisik sekali?" Ternyata semenjak tadi Dongho tidur di sofa dan mendengarkan dengan geli percakapan kedua keponakannya ini.
"Paman, apa kau tahu bagaimana cara menghadapi nenek sihir itu? Aku kehabisan ide ...," ucap Hyunjin yang sebenarnya hanya alasannya dan Sinb hanya mampu berdecak sebal.
Dongho pun bangun, mencoba membenarkan posisi duduknya. "Em ... Bagaimana lagi, kalian harus menghadapinya, tidak ada jalan keluar," ucapnya yang kini merebahkan tubuhnya kembali. Sinb dan Hyunjin terlihat sekali ingin memukul pamannya yang satu ini, yang seolah begitu menyebalkan secara tiba-tiba.
"Ingat, kau tidak boleh kemana pun. Kita harus mati bersama jika harus! Aku tidak akan membiarkan wanita itu memisahkan kita lagi," kata Hyunjin yang berlebihan, membuat Sinb begitu geli sampai tidak bisa berkata apa-apa.
"Terserah kau saja, aku ingin tidur," balas Sinb yang mulai memejamkan matanya kembali.
---***---
Seorang pria duduk dengan menyandarkan kakinya pada sofa rusak. Aroma tembakau yang menyeruak dari berbagai sisi, terlihat beberapa pria masih memakai seragam sekolah dengan lengkap.
"Sepertinya para bedebah itu lebih mementingkan seorang wanita dari pada seruan kita. Aku tidak menyarankanmu hanya duduk tanpa melakukan apa pun, Hyung!" seru seseorang yang tak lain adalah Yunho.
YOU ARE READING
UPROAR | SINB | SKZ
Teen Fiction"Hyunjin, katakan padaku siapa yang memukulimu?" Bentak Sinb saat melihat sekujur tubuh dongsaengnya ini penuh memar. "Itu bukan urusanmu!" Kata Hyunjin dingin, menepis tangan Sinb yang mencoba untuk menyentuhnya. "Wae? Aku akan menghajar siapapun y...