Seorang gadis remaja berumur 14 tahun berdiri di depan pintu rumahnya. Tatapan mata remaja itu sendu saat melihat kedua orangtuanya bertengkar didepannya di depan matanya.
Sudah sering dan hampir setiap hari orangtuanya bertengkar, mengucapkan kata-kata yang kasar satu sama lain bahkan pernah dirinya pulang dari sekolah mendapati sang bunda yang sudah bersimbah darah.
Sampai harus di rawat di rumah sakit selama 2 Minggu.Bukan tanpa alasan mereka bertengkar, dengan sikap dan sifat sang ayah yang temperamental serta keras dan juga suka main perempuan membuat sang bunda jadi geram dan selalu menasehati dan menegur sang ayah yang membuat sang ayah menjadi naik pitam dan marah sehingga sering memukul dan memaki-maki sang bunda.
Remaja itupun berbalik arah dan berjalan keluar dari area rumahnya. Duduk di tepi jalan depan gerbang rumahnya. Duduk dengan memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya dengan menunduk dan menangis.
Suara deru mobil keluar dari area rumahnya dan melewatinya menjauh dari sana. Gadis remaja itu tau sang ayah pemilik mobil itu.
Sudah 15 menit remaja itu tak beranjak dari tempatnya, masih menangis terlihat dari tubuhnya yang bergetar.
"Sudah SMP masih suka nangis? Kayak anak kecil aja"
Gadis remaja itu menghentikan isak tangisnya saat mendengar suara asing di depannya. Mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang sepertinya seumuran dengannya.
"Nih"
Tangan orng asing itu terulur dengan sapu tangan di tangannya.
"Hapus air mata mu itu. Kata mami orang nangis itu jelek"
Gadis remaja itupun mengambil sapu tangan itu dan menghapus air matanya dengan sapu tangan pemberian dari orang asing itu.
"Terimakasih"ucapnya pada orang asing didepannya.
"Iya sama-sama"
Gadis remaja itu tertegun menatap senyum yang di berikan oleh orang asing padanya. Matanya tak bisa lepas dari senyum manis orang itu. Lesung pipinya terlihat kontras saat dia tersenyum. Jantungnya berdegup dengan tak menentu saat melihat senyum itu. Ada perasaan hangat yang dirasakan nya.
"Cepat masuk. Kasihan bunda kamu. Pasti kawathir sama kamu"
Gadis remaja itu terkejut saat orang asing itu mengucapkan kata-kata itu. Apakah dia tau?
Matanya tak lepas dari orang asing yang mulai menjauh darinya, yang berjalan masuk ke area rumah yang ada didepan rumahnya. Yang ternyata orang asing itu adalah tetangga nya. Tapi kenapa dia baru melihatnya?
.
.
Ini sudah sebulan sejak hari itu. Dan gadis remaja ini masih setia melihat rumah yang ada di depannya. Menunggu seseorang gadis yang seumuran dengannya keluar dari rumah itu.
Setelah hari itu dirinya tak pernah lagi mengobrol dengan sosok tetangga yang baru dilihatnya. Namun dirinya mulai mengamati sosok gadis itu dari dalam rumahnya lebih tepatnya dari balkon kamarnya.
Setiap pagi dirinya akan menunggu tetangga depannya itu keluar dan berangkat ke sekolah, yang baru dia ketahui jika tetangganya itu juga masih sekolah SMP namun dari seragam nya bukan dari sekolah yang sama dengannya.
Sepulang sekolah dirinya akan menunggu di balik pagar rumah sampai tetangganya itu pulang dari sekolah. Karena yang dia ketahui di hari-hari tertentu tetangganya itu pulang sekolah lebih lambat beberapa jam.
Bahkan sampai sekarangpun dirinya belum bahkan tidak mengetahui nama tetangganya itu. Lucu kan? Selama Sebulan selalu mengintai dan memantau namun tak pernah tau dan tak pernah dengar siapa nama tetangga yang dirinya pantau.
Sampai pada hari dimana menurutnya janggal. Sehari sebelumnya terdapat banyak mobil di rumah tetangganya itu dan keesokan harinya rumah tetangganya itu sepi sangat sepi malah. Tukang kebun yang biasanya menyiram tanaman yang ada di dekat pagar rumah gak ada, satpam yang selalu membukakan pintu setiap tetangganya itu pulang sekolah juga gak ada, mobil nya pun juga gak ada.
Kini rumah yang ada di seberang rumah nya itu sangat sepi, tak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam rumah itu. Bahkan para tetangga lainnya pun juga tidak ada yang tau perihal kemana dan dimana tetangga mereka.
Kini hari-hari remaja 14 tahun itu kembali suram seperti sebelum-sebelumnya. Dia yang biasanya akan sangat antusias saat pulang sekolah kini kembali lagi menjadi enggan untuk cepat-cepat sampai rumah.
Dia yang sebulan ini menjadi sangat semangat saat pagi hari, kini kembali lagi menjadi malas buat bangun pagi. Dia yang biasanya bisa duduk berjam-jam di kursi balkon kamarnya, kini sudah tak pernah lagi mendudukkan diri di kursi itu.
Sepengaruh itukah tetangganya itu? Padahal dirinya hanya bertemu sekali hari itu saja. Berkenalan pun tak sempat ia lakukan. Hanya wajah ayu senyum manis dan lesung pipi yang melekat erat di ingatannya. Ah jangan lupakan sapu tangan tetangganya yang pernah di pinjamkan padanya yang masih tersimpan bersih sampai sekarang.
Berharap suatu saat nanti dirinya akan bertemu kembali dengan tetangganya itu. Berkenalan dan mengucapkan terimakasih pada orang asing itu. Karena dengan kehadirannya bisa membuat hidupnya sedikit lebih baik.
Karena senyum manis nya membuat hatinya menghangat dan jantungnya yang berdegup dengan tak seirama yang membuatnya tak pernah bisa melupakan wajah ayu tetangganya itu.
Semoga waktu yang di harapkan akan cepat datang.
Gimana? Awalan yang bagus atau membingungkan? 😂
Semoga suka deh 😁
Maaf jika tak sesuai dengan ekspektasi kalian 🙏😟
Maaf kalo bnyak typo 🙏
See you next part 🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dan Perasaanku (JiShan)
Подростковая литератураKisah gadis yang jatuh cinta pandangan pertama pada tetangga nya sendiri. Kisah gadis yang memilih untuk mencintai dari kejauhan tanpa mengucapkan. Mengagumi dalam diam sosok yang menjadi penghangat hatinya. Namun apakah semua itu akan bertahan sela...