7

1K 133 21
                                    

Happy reading ⬇️








"Jinan!"

Jinan yang baru saja keluar dari dalam toilet setelah berganti seragamnya dengan baju olahraga menghentikan langkahnya saat namanya di panggil oleh seseorang.

"Eriel? Ada apa?"tanyanya saat tau siapa yang memanggilnya.

Ariella atau yang biasa di panggil eriel mengatur nafasnya saat berada disamping Jinan, pasalnya dirinya tadi berlari guna mencari Jinan.

"Lo di cari sama Bu Dinda. Katanya di suruh ke ruangannya."ucap eriel.

Jinan menaikkan sebelah alisnya menatap bingung teman sekelasnya itu.

"Ada apa Bu Dinda nyariin gue?"bingung Jinan.

Ariel mengedikkan bahunya tak mengerti.

"Mana gue tau lah. Udah sono pergi. Siapa tau penting"ucap eriel kemudian pergi dari hadapan Jinan.

Jinan segera melangkah ke ruang guru dan menemui guru fisika nya itu. Tumben banget guru fisika nya itu memanggilnya.

Di lapangan para murid yang mendapat kelas olahraga sedang menjalani pemanasan sebelum memulai jam olahraga.

"Si Jinan kemana? Kok belum dateng?"Cindy mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Tadi katanya mau ganti baju dulu"Michelle menjawab ucapan Cindy.

"Itu 10 menit yang lalu celle"ujar Cindy.

Semua siswa mulai memfokuskan pandangannya pada guru olahraga mereka. Dan dengan perintah dari guru mereka mereka mulai mengikuti pelajaran olahraga dengan terbagi dari  beberapa tim untuk setiap tim memainkan olahraga yang ada di sekolah mereka selama 1 jam setengah.

Bel istirahat berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Para murid sudah banyak yang memenuhi kantin ada juga yang masih di dalam kelas dan juga sekedar mengobrol di kursi panjang yang ada di koridor.

Diruangan yang penuh dengan barang-barang sekolah mulai dari peralatan olahraga dan barang-barang untuk ekskul berada di ruangan ini.

Dua orang murid sedang menata peralatan olahraga yang baru saja di pakai untuk jam olahraga tadi.

"Shan. Gue duluan yah. Udah laper banget nih"rengek salah satu mereka.

"Lo gapapa kan sendirian?"tanyanya.

"Iya. Lo duluan aja Cin. Gue gapapa kok."ucap Shani pada teman nya.

"Maaf ya. Ntar kalo ketemu sama si Jinan gue suruh buat nyusul Lo deh. Ini kan jadwalnya dia piket"ucap Cindy.

Shani hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban. Cindy segera keluar dari ruangan yang menjadi tempat penyimpanan barang-barang sekolah mereka.

"Huft"

Shani menghela nafasnya. Shani mengusap tengkuknya sebentar. Sebenarnya Shani tak suka dengan ruangan yang sempit dan juga gelap seperti ruangan ini. Sialnya lampu ruangan ini sedang konslet jadi tak bisa di hidupkan.

Shani menolehkan kepalanya ke belakang saat mendengar suara pintu terbuka. Terlihat Jinan yang baru masuk keruangan ini dengan wajah yang bersalah.

"Sorry ya. Baru dateng"ucap Jinan.

Shani mengangguk kemudian melanjutkan kegiatannya tadi. Jinan segera membantu Shani mengembalikan barang-barang olahraga ke tempatnya semula.

Jinan merengkuh tubuh Shani dan mendorongnya ke belakang hingga punggung Shani menabrak pintu ruangan itu hingga tertutup rapat.

Kamu Dan Perasaanku (JiShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang