5

1K 125 10
                                    

Happy reading ⬇️





Adel mengikuti langkah Shani masuk kedalam rumah mereka dengan menunduk dan ketakutan. Sepanjang perjalanan Shani kakaknya hanya diam dengan wajah dinginnya yang membuat Adel semakin takut. Adel tau jika kakak nya itu kecewa padanya karena sudah berbohong.

"Ci.."

"Cepat masuk ke kamar dan ganti pakaian! Setelah itu turun dan makan siang!"Shani memotong perkataan dari Adel.

"I-iya"

Adel segera berlari menuju kamarnya dengan perasaan takut dan bersalah.

Shani menghela nafasnya saat Adel sudah pergi ke kamarnya. Ada perasaan bersalah karena sudah mendiami adiknya itu. Namun perasaan kecewa sedang menguasai nya.

Segera Shani berjalan kearah dapur dan duduk di kursi menunggu Adel turun dan makan siang bersama.

Selama makan siang tidak ada percakapan yang terjadi hanya suara dentingan sendok yang bersenggolan dengan piring.

Setelah makan siang Shani duduk di sofa ruang tamu dan mulai sibuk dengan laptopnya. Mengecek pekerjaan kantor yang dikirim oleh sekretaris nya lewat email.

Shani merasakan seseorang duduk disampingnya, dia tau jika orang itu adalah Adel adiknya.

"C-ci"panggil Adel takut-takut.

"Hm"respon singkat Shani.

Shani mengacuhkan adiknya itu, Shani tau jika Adel ingin mengatakan sesuatu.

"C-ci maafin Dedel"

"Dedel tau ci Shani pasti marah dan kecewa banget sama Adel."

"Dedel minta maaf."

"Tapi Adel ngelakuin itu karena Adel gak mau nambah nyusahin Cici"

"Adel tau kok kalo Adel hanya numpang sama ci Shani"

"Adel tau Adel udah nyusahin Cici terus"

"Adel.."

Street

Adel menghentikan ucapannya dan  terkejut saat tubuhnya kini berada dalam pelukan Shani.
Shani memeluk tubuh Adel erat.

"Jangan pernah bicara seperti itu"

Adel yang sedari tadi menahan tangisnya kini sudah tak bisa menahannya lagi. Air mata itu mengalir deras di pipinya.

Shani semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap-usap punggung adiknya.

"Kamu itu adik nya Cici."

"Kamu satu-satunya keluarga yang Cici punya."

"Kamu itu Reva Adelia Natio. Adik dari Shani Indira Natio."

"Jangan pernah mengatakan kalo kamu bukan siapa-siapa nya Cici"

"Ngerti?"Adel mengangguk dan semakin menangis kencang di dalam pelukan Shani.

'siapapun yang mengganggu keluarga ku, gak bakal hidup tenang'

.

.

Shani berjalan kaki menuju taman yang ada di kompleks perumahan yang di tempati nya, tak terlalu jauh dari rumahnya. Ternyata taman ini masih ramai padahal waktu menunjukkan pukul 16:12 sore.

Shani mendudukkan dirinya di bangku yang ada di bawah pohon di taman itu. Matanya menatap sekeliling taman itu dan terpaku pada seseorang yang sedang asik bermain dengan anak-anak yang juga sedang bermain di taman ini.

Shani terus memperhatikan tetangganya itu dan ikut tertawa saat tetangganya melakukan hal konyol dengan anak-anak disana.

Ada perasaan hangat dan senang saat melihat senyum yang terukir di bibir tetangganya.

Kamu Dan Perasaanku (JiShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang