12

1.2K 97 6
                                    

Happy reading ⬇️

04:55 WIB

Shani yang baru saja selesai mandi mendapati Jinan yang sedang melamun di sofa kamarnya.
Shani, sebenarnya merasa jika ada yang disembunyikan Jinan darinya.

Jinan sedikit terkejut karena tiba-tiba Shani kini duduk di pangkuan nya. Namun kemudian Jinan tersenyum dan merengkuh tubuh Shani.

"Ada apa?"tanya Jinan.

Shani menatap Jinan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Yang seharusnya nanya 'ada apa' itu aku Ji."

"Kamu kenapa? Ada masalah?"

Shani mengelus-elus pipi Jinan dan mengecup nya. Mencoba memberikan ketenangan bagi kekasihnya. Shani tau jika Jinan sedang ada masalah.

Jinan menghela nafasnya dan meletakkan kepalanya di bahu Shani.

"Aku mau di jodohkan sama ayah"Jinan berucap lirih namun masih didengar oleh Shani.

Shani menggenggam tangan Jinan yang juga dibalas oleh Jinan.

"Tapi aku gak mau Shan"

"Ayah tetap maksa. Padahal aku udah bilang kalo aku udah punya pacar. Bahkan ayah ngasih aku waktu buat mutusin kamu dan menerim perjodohan itu."

Shani menggenggam erat tangan Jinan kala terdengar amarah di nada bicara kekasihnya.

"Tapi kamu memang harus memilih sayang"

Jinan mengangkat kepalnya dari bahu Shani dan menatap kekasihnya itu tak percaya.

"Ayah gak kasih pilihan Shani. Dia hanya memberi aku waktu buat memutuskan hubungan kita dan menerima perjodohan itu!"Jinan berujar dengan sedikit emosi.

Shani tersenyum dan mengecup bibir Jinan sekilas.

"Aku tau sayang. Makanya aku bilang kalau kamu harus memilih"ucap Shani.

"Dan aku memilih gak mau memutuskan hubungan kita!"ucap Jinan tegas.

"Aku sangat mencintaimu Shani. Aku gak mau kita pisah"Jinan memeluk tubuh Shani erat dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Shani.

Shani mengusap-usap punggung Jinan. Sebenarnya Shani pun memiliki masalah yang sama dengan Jinan. Dirinya dilema antara Jinan atau Opa nya yang berada di Jepang saat ini.
Beberapa hari lalu Opa nya menelfon meminta Shani untuk kembali ke Jepang setelah lulus SMA. Shani sangat mencintai kekasihnya dan tak ingin berpisah dengan nya namun di sisi lain dirinya juga tak ingin mengecewakan Opa nya karena hanya Opa nya lah satu-satunya anggota keluarganya yang sangat di sayangi nya selain Adel adiknya.

Shani melepaskan pelukan Jinan dan berdiri dari pangkuan Jinan.

"Sebaiknya kamu pulang dulu sayang. Bunda pasti kawathir sama kamu."ujar Shani.

Jinan menganggukkan kepalanya dan berdiri mensejajarkan dirinya dengan Shani. Dirinya memang tidak memberitahu pada bundanya dirinya dimana. Jinan mengecup kening Shani lama.

"Aku pulang dulu yah."pamit Jinan pada shani yang diangguki oleh Shani.

Mereka keluar dari kamar, Shani mengantarkan Jinan sampai depan pintu rumahnya. Menatap Jinan yang melangkah keluar dari area rumahnya.

Shani kembali ke kamarnya dan berganti pakaian dengan seragam sekolah nya. Setelah selesai kini Shani berada di dapur membantu pembantunya menyiapkan sarapan untuknya dan Adel.

.

.

"Hai. Boleh gabung?"

Adel terkejut sampai menjatuhkan buku yang sedang di bacanya.

Kamu Dan Perasaanku (JiShan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang