Beberapa jam yang lalu jungkook pergi ke butik mamanya. Anak itu hampir saja mati kebosanan di kamarnya gara-gara bingung ingin melakukan kegiatan apa. Pengumuman mendadak pagi tadi membuat semua siswa dipulangkan lebih awal hari ini. Karena akan dilakukan rapat guru untuk membahas perihal kegiatan camping yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
Biasanya disaat tak ada kegiatan seperti ini jungkook akan selalu pergi bersama hitam. Entah akan pergi melakukan balapan ataupun berkumpul dengan teman satu brandalnya. Namun kebiasaan itu tentu tak dapat jungkook lakukan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini. Karena selama taehyung mengambil alih kuncinya maka jangan harap hal-hal liar seperti itu dapat jungkook lakukan.
Maka jadilah bungsu kim itu berakhir di butik jisoo. Bukan datang untuk membantu, melainkan hanya untuk merecoki pekerjaan mamanya saja. Tapi jisoo tak merasa terganggu sedikit pun karena ulahnya. Malahan merasa senang saat anaknya mau menemani di kala padatnya pekerjaan. Walaupun kadang-kadang merasa jengkel juga dibuatnya. Saat ini contohnya—
Jisoo merampas secara kasar ponsel jungkook. Anak itu tentu memekik tak terima. Namun hal ini jisoo lakukan juga semata untuk kebaikannya.
"Kamu harus dengerin mama jungkook! Gunain ponsel seperlunya aja. Nanti kalau matanya sakit gimana?"
"Engga ma, siniin hpnya nanti jungkook kalah" Melasnya.
"Gamau! Kamu harus nurut sama mama. Ini demi kebaikan kamu juga. Ntar kalau kamu buta cari uang dimana buat beliin kamu mata baru?"
"Mama berlebihan ihh. Mana bisa gara-gara main hp bisa bikin jungkook buta?"
"Ck, terserah kamu aja deh. Sekali lagi kalo protes mama bakal sita hpnya kaya kunci motor kamu. Mau?" Ancamnya.
Anak itu memilin baju bagian bawahnya. Memang dari dulu pun jungkook tak berani melawan mamanya. Kalau papanya sedikit masih bisa dibicarakan.
"Iya iya, jungkook ga main game lagi. Tapi balikin hpnya ya?"
Jisoo sedikit menimang-nimang permintaan anaknya. Namun pada akhirnya mengaku kalah juga karena tak kuat dengan wajah memohonnya. Jungkook berakhir mengenaskan, bahkan sudah mati gaya karena memikirkan hal baik apa yang dapat dilakukan.
Sesekali berdecak kagum juga saat melihat goresan-goresan gambar sketsa yang mamanya kerjakan. Maka jungkook memilih untuk menaruh dagunya diatas lipatan tangan sembari memperhatikan. Jisoo diam-diam juga ikut memperhatikan anaknya.
Jam tangannya dilirik sebentar "kamu udah makan?" Tanya jisoo. Anak itu menggeleng pelan.
"Mau makan apa? Mama pesenin yaa?" Lagi anak itu menggeleng.
"Kenapa?" Tanya jisoo lagi.
"Mau beli sama mama" Jawabnya. Kini jisoo yang menggeleng.
"Gabisa. Masih banyak kerjaan yang harus mama selesaiin. Kalau mau, nanti mama pesenin online"
Jungkook berfikir sejenak "hmm, gausah dehh. Jungkook mau beli sendiri aja"
Jisoo mengangguk "ini pake kartu mama aja" Ucapnya seraya menyerahkan kartu kreditnya. Tak ada alasan untuk jungkook menolaknya. Itung-itung menghemat saldo atmnya bukan?
Dipeluknya jisoo, kemudian berteriak kencang di sela larinya "jungkook sayang mama. Nanti jungkook bawaan buat mama juga oke?" Jisoo tersenyum, geleng-geleng gemas melihat tingkah laku bungsunya.
•••
Jungkook memilih mall terdekat dari butik mamanya. Perjalanan menjadi sedikit dimudahkan karena jungkook sudah cukup terbiasa dengan kendaraan umum. Walaupun dulu sempat ingin menyerah juga pada kunci motornya akibat tak terbiasa dengan hal yang satu ini.
"Mau makan apa yaa?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
Tungkainya dipaksa berhenti, kala indranya serasa ditusuk oleh bebauan rempah yang khas pada salah satu restoran hot pot di depannya. Hingga pada akhirnya pilihannya jatuh pada tempat itu.
Pantatnya di dudukan setelah selesai memesan makanan. Tak lama datanglah pelayan yang membawakannya pesanan. Jungkook makan dengan santainya. Cukup tak peduli pada orang-orang yang menatap remeh kearahnya karena tak datang bersama pasangan. Benar juga, hampir disetiap meja diisi oleh dua orang pelanggan yang terdiri dari pelanggan pria dan wanita. Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka merupakan sebuah pasangan bukan? Tapi apa salahnya? Toh tak ada banner yang bertuliskan dilarang membeli kalau tak membawa pasangan. Jadi santai saja pikir jungkook.
Tapi tak sampai disitu saja. Tebak apa yang terjadi selanjutnya? Jungkook benar-benar dibuat kaget saat mendapati suatu kebetulan yang tak disengaja. Anak itu melihat kakaknya. Iya itu taehyung yang datang bersama seorang gadis? Dan tiba-tiba saja jungkook baru teringat kalau kakaknya itu memang sudah memiliki pacar. Jungkook mendengus sesaat. Dari banyaknya mall dan restorant kenapa taehyung harus datang kesini? Merusak mood makannya saja! Jungkook pilih untuk tak menyapa dan melanjutkan makan seperti seorang buronan. Taehyung membawa wanitanya duduk di meja yang tak jauh dari tempat jungkook berada. Tampaknya sedikit pun belum menyadari kehadiran adiknya.
Kadang jungkook mencuri-curi pandang kearah kakaknya. Alisnya ditekuk sejadinya saat tak sengaja melihat wajah pacar kakaknya. Jungkook masih ingat betul dengan wajah itu. Wajah kakak kelasnya yang juga menjabat di organisasi yang sama seperti kakaknya. Juga wajah yang sama yang menabraknya dihari pertamanya masuk Sekolah menengah.
Jungkook memang beberapa kali mendengar orang-orang dilingkungan sekokahnya membicarakan kemesraan kakaknya bersama pacarnya. Tapi hal itu tak dapat menjamin juga jika jungkook akan dengan mudahnyq tau siapa wanita beruntung yang disayangi kakaknya selain dirinya. Jungkook tak punya cukup teman hanya untuk sekedar ditanyakan tentang hal seperti itu. Kembali lagi, dengan imegenya yang selama ini diketahui sebagai seorang culun sekolah apakah orang-orang akan tertarik untuk berteman dengannya? Bahkan suatu ketika jungkook sempat tak sengaja mendengar bisik-bisik tentangnya yang seakan mengharamkan siapa-siapa saja yang dekat-dekat dengannya. Tak seperti disekolahnya dulu yang seakan jungkook adalah pangerannya, malah disekokahnya sekarang ini yang mengetahui namanya saja seperti jarang atau kasarnya saja langka. Tak tau saja mereka siapa wajah tampan dari balik kaca mata besarnya. Kembali ke taehyung..
Pacar taehyung—owh mari kita sebut saja dengan jennie, tampaknya sadar jika dirinya tengah diperhatikan sedari tadi. Jennie berbalik menatap jungkook, membuat siempu gelagapan dan membuang muka ke segala arah. Sudah seperti orang kebingungan saja! Namun hal itu tak membuat jungkook berhenti melakukannya. Anak itu masih terlalu ingin tau tentang siapa-siapa saja yang dekat dengan kakaknya. Jungkook memang memyebalkan, tapi bukan berarti dia tak peduli.
Jennie itu mungkin merasa kesal karena diperhatikan. Dari awal mereka datang sampai makanannya mau habis seperti sekarang ini memang jungkook tak pernah lekang melirik kearahnya. Risih mungkin. Jelas jungkook kaget saat melihat pacarnya kim taehyung itu mulai berjalan mendekatinya. Namun anak itu memilih untuk tetap tenang dan stay cool saja, walaupun jantungnya sudah mulai berdetak tak seperti irama sebelumnya.
Brakk..
Meja tempat jungkook digebrak cukup keras oleh jennie, walaupun sebenernya timbul juga sedikit rasa kagum karena ketampananya. Apakah ini bisa disebut caper karena tujuan utamanya memang untuk menunjukan formalitas dan kesetiaannya saja pada taehyung?
"Lo punya masalah apa sih sama gue? Punya mata dijaga ya bangsat"
"Kayanya lo salah sangka deh kak"
"Salah sangka gimana? Jelas-jelas dari tadi lo merhatiin gue terus kok"
"Jenn kenap—elo?" Kaget taehyung.
Tbc.
Up cepet grgr puas sama vomment kalian di part sebelumnya wkwk.. Berharap part ini vommentnya tambah dikencengin lagi biar makin cepet lagi up part selanjutnya hehee..
See u next part papaii💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Bad Brother
FanfictionSeperti air dan api. Taehyung dan jungkook emang dasarnya ga bakal bisa disatuin. Berantem is hobby, nistain mak bapak jadi makanan sehari-hari. Mereka berdua sebenernya sodara yang saling menyayangi. Tapi cara nunjukinnya aja yang beda dan lebih n...