fiveteen

2.2K 251 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terus lo izinin gitu?" Tanya jimin disela langkah panjangnya. Kaki pendeknya berusaha mengejar taehyung yang cukup berjarak dari posisinya.

"Udah gua larang jim! Tapi anaknya batu, keras kepala!" Balas siempu.

Jimin membuang muka. Langkah kakinya terdengar menggema, diiringi dengan kikikan kecil diwaktu yang sama pula. "Sadar ga sadar emang mirip sama elo sih!" Ejeknya. Tangannya terangkat hendak menggeplak kepala belakang taehyung. Namun urung dilakukan, dan malah berimbas pada kesialan.

Taehyung mendelik tanpa jimin sadari! Langkahnya diberhentikan spontan tanpa aba-aba, mengakibatkan tabrakan lintas koridor tak dapat dipungkiri lagi. Tak terlalu keras memang, namun berhasil membuat jimin terjungkal dengan pantat yang pertama mencium lantai.

Dilihatnya wajah jimin yang sudah memerah semu, persis seperti buah tomat yang baru saja masak dari pohonnya. Taehyung malah terkekeh, melupakan niat awalnya untuk mengajukan protes pada sahabat seperpopokannya itu. Walaupun rada iba juga sebenarnya, melihat jimin menjadi bulan-bulanan beberapa siswa yang kebetulan lewat.

"Nyengir lo tae. Bantuin kek" Kesal jimin, yang masih setia pada posisinya. Peduli setan dengan orang-orang yang menertawakannya. Toh tak akan membuat gelar agungnya terlengserkan menjadi most wanted setelah taehyung dan beberapa siswa lainnya.

Masih dengan terkekeh, taehyung memberikan uluran tangannya. "iya jim, gue becanda. Buru!" Ucapnya. Jimin menerimanya dengan setengah hati. Buku-buku jari taehyung bahkan ditekan kuat olehnya. Hal itu tentu berhasil membuat siempu menjadi meringis kecil.

"Jimin sialan. Sakit bego!" Teriak taehyung tak terima.

Jimin menatap remeh. Tangannya mulai bergerak melepaskan genggamannya spontan. Sudut bibirnya bahkan terangkat untuk sepersekian detik. "Rasain" Gumamnya yang masih dapat dibaca jelas oleh taehyung.

"Sengaja lo ya?"

Jimin menepuk-nepuk kasar pantatnya, harap-harap saja bisa menghilangkan debu yang kian menempel disekitaran area celananya. Ditatapnya taehyung sengit. Mulutnya bahkan sudah bersiaga, siap melayangkan protes kapan saja. "Iya! Makanya kalau berhenti kasi kode dulu kek. Malu tau diliatin banyak orang!"

"Gapapa, bagus lo viral. Bunda sama ayah pasti bangga" Ejek taehyung.

"Mulut lo disumpel pake bata enak sih kayanya"

"Becanda jim becanda! Baperan lo ihh"

"Becandanya ga lucu!" Jawabnya.

Taehyung menggeleng frustasi. Kakinya mulai tergerak lagi ingin cepat-cepat berlalu dari tempat itu. Jimin malas, ingin kabur saja sebenarnya. Namun urung kala taehyung lagi-lagi meneriaki namanya. Pada akhirnya jimin ikut mengekor saja. Walau masih ada secuil rasa ingin mematahkan leher saudara persepupuannya itu.

"Tae, kita kemana?" Tanya jimin disela langkahnya.

"Kelas jungkook. Gue cuma mau mastiin" Lanjutnya. Jimin tak mau ambil pusing lagi. Pemuda mochi itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

Bukan Bad Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang