Twenty seven

1.2K 158 19
                                    

"Ck, sial" decak taehyung sembari berjalan kesal kearah dapur guna mencari segelas susu hangat yang harap- harap saja akan bisa mendatangkan kantuknya nanti.

Berbagai cara telah anak itu lakukan agar bisa tidur cepat, setelah begitu banyaknya drama yang telah terjadi akhir-akhir ini. Namun rencananya seakan berakhir sia-sia, kala usahanya tetap tak membuahkan titik terang apapun. Berimbas pada dirinya yang harus rela berjalan sendiri menuju dapur demi segelas susu yang belum tentu bisa membuatnya tidur nyenyak malam ini.

Taehyung menghela nafas kala menyadari rumahnya yang terdengar begitu sunyi. Sebab hanya ada dirinya serta jungkook dirumah itu. Ponselnya kembali dibuka, membuat maniknya kian menyipit kala cahaya yang begitu terang tiba-tiba masuk menusuk retinanya. Perlahan mata itu kini terbuka secara normal setelah berhasil menyesuaikan cahayanya.

Taehyung sedikit memijat dahinya pening, kala melihat 1 pesan belum terbaca yang dikirimkan oleh seokjin yang mengatakan jika mereka akan pulang dari rumah sakit besok siang bersama dengan anak kecil itu. Jujur taehyung benar-benar takut adiknya akan kecewa setelah mengetahui hal tersebut. Mengingat bahwa jungkook adalah salah satu orang yang paling menentang keputusan itu.

Taehyung berjalan dengan langkah gusar setelah mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Kakinya serasa tercekat, saat akan melewati kamar jungkook. Dan pada akhirnya mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamarnya dan memilih untuk singgah sebentar ke kamar adiknya.  Dilihatnya jungkook yang sudah tidur pulas sembari memeluk bantal gulingnya. Taehyung mengelus rambut jungkook lembut seraya tersenyum kecil melihat wajah damai adiknya yang sudah terlelap.

Namun untuk sepersekian detik senyuman itu kian luntur, kala melihat lebam membiru yang terlukis pada ujung bibirnya. Rasa bersalah pun kini kembali menghujami taehyung kala mengingat- ingat bodohnya dirinya karena sudah berani melayangkan satu pukulan kearah jungkook.

FLASHBACK

Taehyung dan jimin berlarian menyusuri koridor rumah sakit. Mencoba untuk tetap melangkah secepat yang mereka bisa guna menyamakan langkahnya dengan sang adik yang sayangnya sudah terlihat begitu jauh.

Setelah sampai diparkiran jungkook lantas menuju kearah motornya. Kemudian menghidupkannya secara kasar, dan tanpa pikir panjang langsung menancap gas tanpa peduli apa pun.

Taehyung dan jimin yang melihat itu spontan membelalak kaget dan berusaha memanggil-manggil jungkook yang sayangnya tak digubris sedikit pun olehnya.

"Tae, ayo kita kejar! Dia lagi kesel sekarang bahaya kalo ngebut dijalan" taehyung mengangguk kemudian langsung berlari menuju kearah mobilnya.

"Gue aja yang nyetir" tawar jimin yang detik itu juga langsung diangguki oleh taehyung.

Adegan saling kejar-kejaran pun tak bisa lagi terelakan. Jungkook yang tanpa perduli umpatan orang-orang tetap tak berhenti menaikan kecepatan motornya.

"Jim, potong aja jalurnya"

"Tapi bahaya tae!" Balas jimin yang sama sekali tak mengalihkan pandangannya.

"Mau gimana lagi jim" pasrahnya.

"Sialan!" Umpatnya kemudian menaikan kecepatan. Perlahan mobil jimin mulai sedikit demi sedikit mengikis jarak antara dirinya dan jungkook. Hingga pada momennya jimin langsung memotong jalur jungkook.

Jungkook yang terkesiab pun sontak langsung menarik remnya yang menimbulkan bunyi berdecit yang begitu nyaring akibat ban pada motor yang bergesakan keras dengan aspal.

Tanpa pikir panjang taehyung dan jimin langsung turun dari mobilnya. Mengabaikan tatapan terkejut orang orang  kala melihat taehyung yang sudah dengan mulus melayangkan satu bogem mentah ke arah pipi jungkook. Sedangkan siempu masih terdiam seraya merasakan panas yang kian menjar menggrayangi setiap inci kulit putihnya.

Bukan Bad Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang