Demi apapun jungkook sudah tak begitu peduli dengan lirikan penasaran orang- orang pada dirinya. Semua orang seakan terkesiab tat kala mendengar dirinya yang tiba-tiba saja mengumpat dan menggerutu tak jelas. Aneh, saat mendengar si pendiam yang tak sekalinya terdengar pernah mengucap kata-kata kasar kini malah dengan lincah mengabsensi berbagai spesies fauna di kebun binatang.
Biarkan saja orang bergelut dengan kebingungannya. Biarkan untuk hari ini saja jungkook melepaskan kekesalannya. Marah rasanya saat melihat kiriman pesan dari seseorang, menampilkan jaehyun yang tengah dipukuli tanpa bisa melakukan perlawanan apa-apa.
Dia cukup tau tempatnya terlihat tak begitu asing, jungkook dapat menebak dimana keberadaan jaehyun sekarang. Tak terlalu jauh dari lokasinya saat ini, tanpa pikir panjang jungkook langsung bergegas pergi menuju tempat tersebut. Jika saja terjadi suatu hal yang fatal pada jaehyun, mungkin jungkook tak akan bisa memaafkan dirinya karena pemukulan hari ini tentu saja ada sangkut-pautnya dengan dirinya.
Wajahnya merah padam, bersama kedua tangan yang sudah terkepal kuat nyaris tak terlihat ada darahnya. Umpatan orang-orang tak sedikitpun dirinya pedulikan, walaupun ada beberapa yang sampai berteriak lantang menyumpahinya dengan berbagai nama binatang karena tak sengaja tersenggol.
"Bangsat lo jen" Umpatnya sesekali, ditengah langkahnya yang kian dipercepat kala semakin terkikisnya jarak antara tempatnya dengan tempat jaehyun berada. Membuat tak sedikitnya orang-orang yang ikut tergabung dikerumunan tersebut menjadi memekik kaget dibuatnya.
"Minggir!" Teriaknya. Refleks semua siswa sontak menepikan dirinya kala mendengar sebuah teriakan yang tentu saja tak terdengar bersahabat. Semua mata nampak menyipit, benar-benar tak bisa dipercaya bahwasannya si pelaku peneriakan tersebut ternyata jungkook si culun yang terkenal memiliki mulut bisu (bisu dalam artian jarang berbicara).
"Astaga, tu anak kesambet apa? Bosen hidup kali ya?" Celoteh seseorang. Jungkook berdecih tanpa seorang pun yang tau.
Jennie tersenyum melihat si target yang kian memasuki area. Tangannya reflek saja tergerak memperdengarkan bunyi tepuk tangan khas yang semakin membuat emosi jungkook membuncah seperti sebuah gunung berapi yang siap meledak kapan saja.
"Dateng juga lo" Sambut si wanita.
"Lo udah kelewat batas! Urusan lo itu cuma sama gue bangsat!"
"Tau, tapi salah lonya yang makin kurang ajar"
"Elo yang lama-lama gatau diri!" Balas jungkook tak mau kalah.
"Diem" Potong jennie seraya menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Gausah sok keras kalau tu orang gamau kita pukulin lagi" Ucapnya sembari melirik malas kearah jaehyun. Jungkook spontan menoleh kearah temannya. Jaehyun terlihat benar-benar kacau tak berbentuk yang semakin membuat jungkook tak tega, juga rasa bersalah menjadi semakin membuncah.
"Biarin jaehyun pergi, kita selesaiin masalah ini berdua. Cuma antara lo sama gue"
"Enteng banget mulut lo ngomong? Kemarin. Sore kemana aja lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Bad Brother
FanfictionSeperti air dan api. Taehyung dan jungkook emang dasarnya ga bakal bisa disatuin. Berantem is hobby, nistain mak bapak jadi makanan sehari-hari. Mereka berdua sebenernya sodara yang saling menyayangi. Tapi cara nunjukinnya aja yang beda dan lebih n...