Braakkk...
Bunyi pintu ruang kesehatan yang dibuka secara gamblang. Dokter muda yang sedari tadinya memang ada di dalam menjadi terlonjak luar biasa karena saking kagetnya. Sedangkan si tersangka malah tak sedikit pun menampilkan ekspresi bersalahnya.
"Kak, tolong obatin adek saya" Ucap taehyung spontan yang sepertinya tak sadar akan ucapannya. Alis dokter muda itu bertaut, walau tak menghentikan langkahnya untuk mengambili satu-persatu perlengkapan medisnya.
"Yang luka disebelah mananya?" Tanyanya. Jungkook menunjuk lukanya tanpa bersuara. Si dokter berdecak kecil setelahnya.
"Ini mah ga terlalu parah. Cuma luka gores biasa aja. Tapi kenapa hebohnya kaya lagi bawa orang sekarat?" Tanyanya dibarengi dengan tangannya yang tergerak mulai menuangkan alkohol pada kapas. Taehyung jimin mendelik.
"Ya wajarlah! Kakak mana sih yang bisa tetep stay cool disaat tangan adeknya udah ngeluarin banyak darah?" Dokter muda itu terkekeh. Tangannya kian tergerak ingin menempelkan kapas berisi alkohol tersebut menuju ke tangan yang terluka.
Aakhhh.
Ringis jungkook. Baik taehyung, maupun jimin dan jaehyun terlonjak. "Perih ya?" Tanya salah satunya.
Decakan jungkook terdengar "Menurut lo?" Kesalnya. Jaehyun sengaja menunduk, guna menutupi wajah malunya.
Beberapa menit kemudian, jung hoseok si dokter penunggu uks itu telah berhasil menyelesaikan perannya. Tangan jungkook sudah safety dilapisi perban agar tak terkontaminasi oleh terpaan debu nantinya. Serta kaki yang tadinya berdenyut nyeri pun juga sudah diolesi oleh minyak herbal.
"Mm makasi k-kak?"
"Panggil aja hoseok. Atau biar lebih akrab, juga bisa panggil hobie" Lanjutnya menimpali. Jungkook mengangguk paham.
Jimin menatap hoseok binal "dulu sama jimin kok kakak ga saranin suruh panggil hobie juga? Kakak pilih-pilih temen ya?" Tanyanya tak terima.
Nafas hoseok tercekal "y-ya soalnya dulu tampangmu kriminal! Jadi ya terima-terima aja" Sinisnya. Jimin memutar bola matanya malas.
Gantian, hoseok yang sekarang menatap taehyung bingung. "Ini beneran adek kamu tae? Kok kakak baru tau? Setau kakak saudara kamu bukanya jimin doang?" Tanyanya, yang refleks membuat taehyung dengan segera menutup mulutnya. Ditatapnya jimin syok.
"Gue keceplosan ya jim?" Tanyanya.
"Lah, emang dari tadi ga sadar? Gue kira emang lonya yang punya niat mau ngebongkar" Taehyung menggerutu pada posisinya.
"Lo sendiri yang bocorin, jadi jangan coba-coba manfaatin kesempatan dengan dalih gue yang udah gagal" sela jungkook. Taehyung menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ini maksudnya gimana ya? Kok kakak ga ngerti? Apanya yang gagal?" Tanyanya.
Taehyung menghela nafas "Janji kakak jangan bilang siapa-siapa ya? Ini tuh important misi" Bisik taehyung. Ditatapnya jimin, yang langsung dibalas oleh anggukan singkat. Jimin mulai bergerak mendekati pintu, dan dengan lihai menguncinya menggunakan gembok jahanam. :))
"Kenapa dikunci? Ini simulasi penculikan ya?" Tanya hoseok. Taehyung berdecak. Ingin sekali menyentil kening yang lebih tua jika saja tak ingat tata krama.
"Itu untuk formalitas" Balasnya. Hoseok mengangguk pasrah. Sempat dibuat tak yakin, apa benar pemuda kim taehyung ini adalah ketua osis yang pernah digadang-gadang menjadi ketua paling dingin diantara periode lainnya?
"Oke-oke kakak ngerti. Sekarang jelasin" Taehyung mengangguk. Ditatapnya jungkook sekilas yang tak berkeinginan untuk ikut menyela.
"Jadi intinya—" Ucap taehyung terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Bad Brother
FanfictionSeperti air dan api. Taehyung dan jungkook emang dasarnya ga bakal bisa disatuin. Berantem is hobby, nistain mak bapak jadi makanan sehari-hari. Mereka berdua sebenernya sodara yang saling menyayangi. Tapi cara nunjukinnya aja yang beda dan lebih n...