Twelfth

2.1K 317 9
                                    


🥀__🥀

Suasana rumah terasa tidak nyaman semenjak Reiya kembali dari rumah orangtuanya, ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi karena semenjak ia pulang semuanya seperti punya amarah masing-masing.

"Ada apa sih??" Reiya masuk kedalam kamar Cecil, satu-satunya tempat yang bisa ia tanya. Cecil cemberut, sepertinya gadis itu punya kekesalannya sendiri juga.

"Kak Atun mau nikah, udah lama sih ini jadi perbincangan. Cuma gak dibahas soalnya kalo dibahas malah bikin berantem. Tapi karena acaranya minggu depan ya mau gak mau. Mama gak mau pergi tapi papa gak enak kalo gak dateng" Reiya mengernyit, mencoba mencari tahu siapa orang bernama Atun ini, tapi sepertinya memang tidak pernah diperkenalkan kepadanya. "Kak Atun tuh keluarga papa juga kak, mama tuh masih sakit hati loh" Lanjut Cecil, gadis itu sepertinya mengetahui kebingungan Reiya.

"Artinya ke Kalimantan dong kita??" Cecil mengangguk.

"Tapi kak Hani sama kak Rei masih jadi pertimbangan, kak Hani kan lagi hamil gede kalo kak Rei kan si abang gak bisa ikut jadi gak mungkin kak Rei sendirian. Mama tuh udah jadiin kalian alasan tapi papa tetep kekeh berangkat. Capek aku" Reiya terkekeh, dari cerita Hani dan Cecil kemarin ia menarik kesimpulan kalau ketika mereka ke Kalimantan itu akan menguras tenaga dan emosi. 

"Jadi mama bad mood nih?" Cecil mengangguk, sebenarnya perasaan burik Dania adalah yang paling mereka hindari. Dania akan memarahi segala bahkan yang sebelumnya baik-baik saja pun. 

Pintu kamar terbuka, Hani pelakunya. Wanita itu menggunakan dress bunga dan rambut digerai, terlihat begitu cantik.

"Mau kemana?" 

"Jalan yuk? Mall kek, atau cari makan. Udara rumah lagi gak bagus buat kita, jadi mending kabur" Hani berbisik, takut suaranya terdengar dari luar. 

"Kalo mama nanya nanti jawabnya apa?"

"Abang udah izin, soalnya sekalian mau cek kedokter juga. Yuk ah cepet, nanti abang mu ngomel. Rei juga, yuk" Rei dan Cecil langsung bangun, sebelum keluar dari kamar Cecil, Reiya menepuk pundak Hani dan berbisik "Makasih"

Hani menggeleng pelan dan memberi isyarat untuk segera berkemas. 





🥀__🥀





Rencana awal mereka yang akan mencuci mata di mall dirubah drastis karena Janesh bilang kalau ia tidak lagi punya tugas. Jadi mereka langsung menjemput Janesh dari kantor gubernur dan melajukan mobil menuju pantai terdekat. Pantai terdekat tapi menempuh perjalanan selama tiga jam. Tapi semuanya impas, terbayar dengan perasaan lega ketika semilir angin laut menerpa wajah mereka. Beruntungnya lagi, ini bukan waktu weekend jadi pengunjungnya tidak terlalu ramai dan mereka bisa bersantai dengan tenang. Kalau yang anak zaman sekarang bilang, mereka ini lagi healing.

"Hhhaaaaahhhhh, kalo disini beban gue rasanya ilang, tapi gak tau nanti kalo udah dirumah" Januar terkekeh dengan kalimat Janesh, padahal Janesh termasuk orang yang 'bodo amat' tapi hawa dingin dirumah bisa mempengaruhinya saat ini.

"Mama suruh ngalah aja gak sihi? Biar bertiga sama adek perginya" Cecil cemberut lagi, melempar abangnya dengan tutup es kelapanya. "Bang Janu juga pergilah, kan papa udah mintain cuti sama abang sekalian. Nanti biar mamanya Kak Hani kita jemput buat neminin Kak Hani sama Kak Rei" Hani mengangguk setuju. Cuti suaminya sudah di acc, jadi sayang kalau gak pergi.

"Hadeh, perkara pergi kenikahan sepupu doang ini" Lagi-lagi Janesh mengeluh, sebenarnya masalahnya tidak akan serumit ini kalau antara Jayandra dan Dania ada yang mau mengalah.

"Aku tuh kaget ya, baru aja pulang udah disambut suanana kayak gini. Ku kira aku punya salah apa, taunyaaaa" Hani merangkul Reiya, sedikit kasihan dengan adik iparnya itu. Reiya belum terlalu faham dengan keluarga ini. "Maaf ya, kita juga kalo ibu diem tuh, keikut jatuh tau moodnya" Semuanya mengangguk setuju. Mood Dania menentukan suasana rumah itu mutlak.

Hani dan Januar sudah sangat pintar menghadapi masalah seperti ini, biasanya mereka akan menunggu Cecil pulang sekolah dan langsung mengajak gadis itu untuk keluar rumah, mencari tempat yang bisa dijadikan tempat refreshing. Kalau Janesh, karena ia terlalu cuek jadi biasanya ia akan langsung kekamar atau memilih untuk tidak pulang sekalian. Karena sekarang ada Reiya yang menjadi anggota rumah, jadi teman kabur Hani, Januar dan Cecil pun bertambah.






🥀__🥀

ˈfam(ə)lēTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang