"Happy birthday omaaa" Hani mendekatkan Alli ke Dania, mereka baru saja sampai di restoran yang sudah di reservasi oleh Jayandra. Kalau biasanya setiap ulang tahun Dania mereka akan makan-makan dirumah, maka khusus malam ini, mereka akan memanjakan lidah dengan masakan-masakan chef ternama.
"Aduhhh, cucu omaa. Kangen ihhh" Semuanya terkekeh, kata 'kangen' yang diucapkan Dania seolah ia jarang bertemu dengan Alli, padahal hampir setiap pulang mancing Dania akan singgah dirumah Januar untuk menyempatkan diri bermain bersama Alli.
"Alli udah bisa jalan loh ma, tadi siang kan aku main bareng dia tuh. Udah tegak dia berdiri" Janesh memberi informasi dengan semangat, kabar baik yang membuat senyum semua orang semakin melebar.
"Aduhhh, cucu opa makin gedee" Jayandra yang disamping Dania pun tak lupa untuk memainkan tangan Alli yang sedang menganggur. Alli memang akan selalu menjadi pusat perhatian mereka.
"Bentar lagi juga Alli punya adek nih, gak sendirian lagi"
Reiya mengelus perut besarnya. Hanya tinggal menunggu satu bulan lebih anaknya akan lahir di dunia. Melengkapi keluarga kecilnya, menjadi teman Alli.
"Nanti kuncinya jangan panik" Hani ikutan memegang perut Reiya. Semua orang sudah sibuk masing-masing. Dania dan Cecil yang sibuk bermain dengan Alli. Jayandra, Januar dan Janesh yang membicarakan tentang peluang bisnis.
"Aku tuh sampe sekarang masih panikan kak, agak bingung mau buang sifat jelek ku yang itu dimana"
"Gak apa, pelan-pelan aja. Intinya diingat, kalau kita panik, orang disekitar kita juga pasti bakal panik. Dan itu gak baik buat persalinan" Reiya mengangguk setelah membisikkan trimakasih kepada Hani. Reiya menepati janjinya, ia benaran membuat Hani mengajarinya banyak hal tentang persalinan. Tinggal tunggu saja nanti anaknya lahir, ia juga berharap Hani dapat mengajarinya beberapa hal.
🥀__🥀
"Nanti kalau anak kita lahir, bakal banyak nerima cinta kayak Alli gak ya??" Reiya menatap puluhan gedung yang berlomba-lomba untuk mendapat gelar siapa yang paling tinggi. Makan malam mereka sudah selesai, Dania dan Jayandra serta Cecil ikut mobil Januar karena memang mereka berniat mampir sebentar disana. Janesh membawa Reiya berjalan-jalan sebentar, mengajak istrinya itu untuk melepas penat sebentar.
"Kenapa enggak??" Janesh menyingkirkan beberapa helai rambut Reiya yang menutupi wajah indah istrinya itu. Angin berhembus pelan, membuat rambut Reiya yang tidak diikat melambai pelan.
Reiya mengangkat kedua bahunya, "Aku cuma tiba-tiba kepikiran aja. Aku nyaksiin gimana Alli dapet perhatian dan cinta yang besar dari semua orang. Dari keluarga kamu, keluarganya kak Hani. Nanti anak aku, kira-kira bakal dapet cinta yang sama besarnya gak" Bukan perasaan iri, hanya ada setitik ketakutan.
"Mama sama Papa gak gitu orangnya Rei, anaknya aja dapet perhatian yang sama besarnya. Masa cucunya enggak. Alli sama anak kita kan sama"
"Bukan cuma keluarga kamu, tapi keluarga aku juga Nesh" Reiya menghembuskan nafas pelan sebelum melanjutkan kalimatnya. "Anak abang-abang aku udah banyak banget. Orangtua aku udah punya banyak cucu. Dapet kasih sayang udah pasti, tapi exited nya?? Orangtua aku bakal exited gak nanti pas aku lahiran, bakal berebut gendong gak nanti kayak ibu sama mamanya kak Hani kemarin"
Hanya itu yang mengganggu pikiran Reiya. Reiya bukannya mengkhawatirkan keluarga Janesh, dia tahu betul kalau mertuanya tidak akan pilih kasih. Mertuanya pasti akan sama exitednya. Mereka akan rela mengorbankan uang waktu dan tenaga ketika anaknya lahir nanti. Yang Reiya khawatirkan adalah orangtuanya sendiri. Untuk materi mungkin mereka siap mengcover apa pun, tapi untuk waktu?? Reiya ragu.
Reiya selalu melihat persalinan kakak-kakak iparnya. Tidak ada sekalipun bundanya rela bertunggu didepan ruang persalinan. Reiya hanya takut, itu akan ia alami juga. Meskipun ada Dania, tapi Reiya tetap butuh bundanya.
Janesh tahu segalau apa perasaan Reiya, dibawanya Reiya kedalam pelukkannya. Berharap pelukkan itu dapat menghangatkan hati Reiya yang sedang bersedih.
🥀__🥀
ˈfam(ə)lē nih makin kesini makin kesana ygy
aku ada book baru nih, pengganti ˈfam(ə)lē di cek yaaaaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.