Bagian 9

8 6 0
                                    

Follow Instagram:
@wp.duo_tengill
@adrian_mevriano
@leonadrgntra
@afinaisrafadila
@aniirhyu13

❤️❤️❤️


Adrian yg melihat itu hanya mengerutkan kening tidak mengerti melihat tingkah gadis itu.kini adrian langsung menancapkan gas saat melihat leona sudah melajukan motornya.

___________________________________________

Kini Leona telah sampai di kediamannya,ia turun dari motornya dan berlajan menuju depan rumahnya.

"thanks lo udah mau nganter gue."Adrian hanya membalasnya dengan anggukan,tanpa basa basi Adrian langsung menancapkan gas dan melaju meninggalkan perkarangan rumah Leona.

"Itu mulutnya gak berfungsi apa?."Cibir Leona karna melihat tingkah Adrian yang selalu cuek kepadanya.

Leona bergegas berjalan memasuki rumah nya, rumah yang terlihat sunyi seperti tidak ada penghuni.

Leona tak ambil pusing, ia langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.

Setelah selesai mengganti pakaian,Leona langsung bergegas menuju bawah untuk membersihkan rumahnya.

Sesampainya dibawah,Leona melihat mamanya kini berada didapur.Leona tidak ambil pusing, ia langsung merapikan ruang tamu,menyapu serta mengepel ruangan tersebut.

Setelah selesai dengan ruang tamu,Leona beralih menuju dapur,ia langsung merapikan dapur,dan mencuci piring. Tak butuh waktu lama kini semua pekerjaan rumah sudah selesai,Leona menghembuskan nafas berat, sungguh kini ia merasa sangat lelah.

Leona berjalan menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang serasa remuk.

Baru ingin memejamkan mata,Leona dikejutkan dengan bantingan pintu kamarnya,sontak Leona langsung bangkit dari tidurnya.

"Enak ya tidur-tiduran dikamar,seharusnya kamu itu belajar biar nilai kamu itu bagus,jdi gak malu-maluin saya." Ucap lelaki parubaya yang tak lain adalah ayahnya sendiri

"Pah Leona capek,Leona baru pulang,Leona mau istirahat sebentar."Ucapan Leona terdengar begitu lemah.

"Itu hanya alasanmu,ternyata benar,kamu itu tidak bisa seperti Starla,kamu itu bisanya hanya mempermalukan keluarga,nilai kamu itu rendah semua,apa yang bisa saya banggakan dari kamu, APA!" Leona memejamkan matanya kala suara sang ayah meninggi.

Sekuat tenaga Leona menahan air matanya supaya tidak keluar."Pah, bisa gak sekali aja hargai Leona,leona juga punya kekurangan, leona cuman manusia biasa,Leona bukan robot yang bisa papa perintah seenaknya.Kenapa disetiap masalah papa sama mama selalu menyangkut pautkan Starla,dia udah gak ada pah,Starla Itu sudah meninggal!."

PLAKK!!

Tamparan keras kembali mendarat dipipi mulus Leona sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah. "Berani nya kamu berkata seperti Itu didepan saya,jika bukan karna kamu Starla tidak akan meninggal,ANAK SAYA PASTI SEKARANG MASIH HIDUP!" Kini hati Leona terasa begitu Sakit, bagai ditusuk beribu belati,bahkan untuk bernafas pun Leona kesulitan, sebegitu malangnya nasibnya,sampai harus mengalami semua ini.

"Pah... harus berapa kali Leona bilang kalo bukan Leona yang membunuh Starla, dia adik Leona Gak mungkin Leona tega buat membunuh adik Leona sendiri."

"OMONG KOSONG,KAMU ITU SELALU IRI KEPADA ADIK KAMU, KARNA KAMU TIDAK BISA MENJADI SEPERTI DIA,DIA SELALU MEMBANGGAKAN SAYA, SEDANGKAN KAMU, KAMU HANYA BISA MENJADI BEBAN KELUARGA SAYA!"

"TERSERAH!..TERSERAH PAPA MAU BILANG LEONA SEPERTI APA,PAPA HANYA BISA MENGOMENTARI KESALAHAN LEONA AJA,PAPA GAK PERNAH MEMBERIKAN DUKUNGAN SAMA LEONA,DAN PAPA JUGA GAK PANTAS UNTUK DISEBUT PAPA!" Kini emosi Leona sudah meluap,ia muak jika selalu dicaci maki seperti ini,ia juga ingin diberikkan perhatian oleh kedua orang tuanya,sama seperti remaja pada umumnya.

"Oh jadi kamu ingin saya berikan dukungan dan pembelajaran,baiklah sekarang saya akan memberikan pelajaran untuk kamu."
Sang papa menyeret Leona menuju gudang.Sesampainya digudang Leona dihempaskan dan diberikan cambukan disetiap inci tubuhnya.

"Akkhh...pah Leona mohon berhenti,ini sakit...hiks... Pah berhenti pah Leona mohon"
Ucapan Leona seperti angin lalu bagi heru,ia seakan tuli,cambukan demi cambukkan dilayangkannya ketubuh Leona,hingga beberapa bagian tubuh Leona mengeluarkan darah.

Kini Leona hanya pasrah,kekuatannya sudah terkuras,lagi pula sia-sia dirinya memohon kepada papa nya, sekarang papa nya seakan tuli. Yang hanya bisa dilakukan oleh Leona hanyalah menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya.

Setelah puas menyiksa anaknya,Heru langsung pergi dan tak lupa ia Mengunci pintu gudang tersebut,supaya anaknya itu sadar akan kesalahannya.

"Pah bukain pintunya,Leona takut gelap pah." Suara Leona terdengar begitu lirih.

"Pah Leona takut... To.. long bukain pintunya..pah." Kini Leona tak sadarkan diri didalam gudang yang gelap tersebut.

     ***
Kini sore berganti malam, matahari berganti bulan,terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi sedang berjalan menuju kamarnya.

"Heh lo bersihin kamar gue sekarang sana, sampai bersih."Ucap lelaki yang memiliki mata yang tajam.

"Gue lagi sibuk."jawab Adrian singkat.

"Udah berani lo sama gue?!" dari nada bicaranya Galang terlihat sedang emosi.
Adrian yang Mendengar itu seperti tidak peduli,ia terus berjalan kekamarnya, tanpa mempedulikan Galang yang sudah tersulut emosi.

"Woi anak pembawa sial!. Udah berani ya lo sama gue, mau gue aduin ke papa biar lu dikasih pelajaran?" ucapan Galang tidak dipedulikan oleh Adrian kini ia hanya fokus kepada buku nya.

Merasa tidak dianggap Galang tanpa basa basi, langsung memberikan satu pukulan dirahang tegas milik Adrian sampai sang empu tersungkur.

"Berani lo sama gue ha!,lo itu cuman anak yang gak diharapkan, jadi mending lo turutin perintah gue, setidaknya lu hidup ada gunanya." Makian sang Abang membuat Adrian mengepalkan tangannya, Sekuat tenaga ia untuk menahan emosi nya.

Adrian mencoba untuk bangkit,dan berusaha untuk tidak menanggapi perkataan yang dikatakan oleh saudaranya.

"Mending lo pergi bang, gue mau belajar,lo bikin gue gak bisa konsentrasi Dengan celotehan gak guna lo itu." Perkataan Adrian membuat Galang tersulut amarah.Dengan amarah yang memuncak, galang menarik kerah baju Adrian dan tanpa aba-aba satu bogeman lagi mendarat pada rahang tegas Adrian dengan keras, sehingga membuat sudut bibir Adrian robek dan mengeluarkan darah segar.

"BERANI LO SAMA GUE!,LO ITU GAK JAUH BEDA NYA DENGAN PECUNDANG!!,HIDUP LO ITU GAK ADA GUNANYA,DAN INGAT SETELAH AYAH, GUE PENGUASA DISINI, JADI BISA DENGAN MUDA GUE USIR PARASIT SEPERTI LO, PAHAM!! " Setelah berkata seperti itu Galang menginjak perut Adrian dan berlalu begitu saja.

Sekuat tenaga Adrian menahan sakit disekujur tubuhnya,ia berusaha berjalan menuju tempat tidurnya.Setelah berhasil ia membuka laci nakasnya untuk mencari kotak P3K untuk mengobati luka pada wajahnya.

Setelah selesai mengobati lukanya,Adrian berjalan menuju balkon dan duduk disalah satu sofa yang terdapat disana.

Ini lah kebiasaan Adrian,ketika kesepian ia selalu kebalkon untuk melihat bintang dan bulan.Saat itu pula ia mengeluarkan segala keluh kesah nya,bagi nya bulan itu adalah Bundanya,jdi setiap ia kesepian,ia selalu mencurahkannya pada bulan.

"Bun...Rian kangen banget sama bunda,bunda kapan pulang kesini, sudah lama bunda pergi ninggalin Rian, bunda gak kangen sama Rian?" Setelah berkata seperti itu,Adrian tersenyum miris melihat dirinya, ada rasa ingin menyerah kepada dunia,namun Adrian ingat bahwa Allah senantiasa bersama umatnya.

"Adrian lo harus bisa,lo seorang lelaki,lo bisa ngelewati ini semua,lo harus bertahan untuk Bunda dan orang disekitar lo, mereka masih butuh lo. Bissamillah lo pasti bisa,semangat yan." ucap Adrian untuk menyemangati dirinya sendiri.

Setelah lama berada dibalkon,Adrian memutuskan untuk tidur,karna sekarang jam menunjukkan pukul 23:54 WIB.

Adrian berjalan menuju kamar mandinya untuk mengambil wudhu,setelah itu bergegas tidur.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang