Flashback
Alexio menghampiri Ayra yang telihat sedang berjalan. Sesuai janjinya, ia akan mengajak Ayra pergi hari ini.
"Ayra." Alexio memanggil. Sontak gadis tersebut menengok ke arah Alexio.
"Kita pergi sekarang?" Alexio bertanya sesaat sudah sampai dihadapan Ayra. Raut wajah Ayra seperti tidak nyaman. Ia menatap sekitar layaknya ada sesuatu yang ditunggu.
"Nunggu bentar lagi bisa gak?" Ayra menawar.
"Ngapain? Lo nunggu sesuatu?" Alexio ikut memperhatikan keadaan sekitar. Ayra mengangguk sebagai jawaban.
"Kita gak ada waktu. Ayo pergi sekarang." Tangan Ayra ditarik begitu saja oleh Alexio. Dengan terpaksa Ayra mengikuti. Semoga saja kakak tingkat tadi tidak benar-benar menghampiri Ayra ke fakultasnya.
Ayra hanya takut kakak tingkat tadi menunggu terlalu lama. Rasanya tidak sopan membuat seseorang menunggu. Apalagi ini adalah Kakak tingkat.
Beberapa waktu berlalu, akhirnya Ayra dan Alexio sampai di kafe tujuan. Mereka memilih duduk di tempat yang sedikit terbuka. Lumayan sembari menikmati pemandangan yang cukup indah.
Ayra memesankan makanan untuk dirinya sendiri. Kemudian Alexio juga ikut memesan makanan persis seperti yang Ayra pesan.
Setelah mencatat semuanya, pelayan pun pergi dari sana untuk menyiapkan pesanan Ayra dan Alexio.
"Jadi mau ngomongin apa?" Langsung saja Ayra yang bertanya.
"Gua rasa, pergerakan kita terlalu pelan." Alexio mengutarakan pendapat.
"Jadi mau lo?" Ayra to the point.
"Lo ngaku suka sama gua ke Kanaya." Alexio menyampaikan ide yang sudah ia pikirkan sejak kemarin. Ia rasa, cara tersebut adalah yang terbaik dan tercepat.
"Lo gila? Ogah banget." Ayra tidak setuju. Sudah dibilang kan, jika ia menyukai Alexio secara tiba-tiba, akan terlihat aneh dan mencurigakan.
"Ini pura-pura, Ayra. Lo harus bisa baca situasi." Alexio mencoba untuk menjelaskan.
"Gak masuk akal, Al. Masa gua tiba-tiba suka sama lo?"
"Kenapa enggak? Gua ganteng, baik, pintar, rajin menabung, multitasking. Siapa coba cewek yang gak jatuh cinta sama gua? Lo suka sama gua itu masuk akal." Alexio malah membanggakan diri di hadapan Ayra.
"Gua yang gak suka sama lo." Ayra menatap jengkel pada Alexio.
"Sekarang aja gak suka. Kalau nanti gua udah jalanin peran buat deketin lo? Mana tau kan." Alexio yakin ucapan Ayra dapat berubah seiring berjalannya waktu. Ia sendiri tahu, tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Alexio Dewangga.
"Gua bisa jamin hal itu gak akan terjadi." Ayra tak kalah percaya diri. Sudah ia katakan sebelumnya, lelaki seperti Alexio bukan selera dia.
"Kita liat aja nanti. Gua gak tanggung jawab ya kalau lo suka sama gua. Gua kan suka nya sama Kanaya." Alexio memperingatkan. Ayra memutar bola mata malas karena ucapan Alexio. "Serah lo aja."
"Nanti gua izin foto lo ya, buat update di sosmed." Alexio meminta perizinan.
"Harus banget?"
"Biar Kanaya shock. Lo gak bilang kan kalau kita ketemu?" Mengambil foto dan memposting di sosial media adalah salah satu rencana Alexio.
"Enggak." Ayra menggeleng.
"Nah bagus." Alexio tersenyum puas. Sejauh ini rencana berjalan sesuai dengan apa yang ia mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I believe? √
FanfictionAyrana Gladis adalah seorang mahasiswa baru introvert yang cukup sulit mencari teman. Tanpa disengaja dia menjalin hubungan dengan Kanaya Angelista, mahasiswa satu program studi dan satu fakultas dengannya. Kanaya mempunyai kepribadian yang berband...