perubahan

78 13 0
                                    

Ayra dan Reza melanjutkan berkeliling di wilayah sekolah. Mereka sampai di kantin dan memutuskan untuk makan di sana. Ayra duduk di salah satu bangku, sedangkan Reza pergi memesan makanan untuk mereka berdua.

Kringg kringgg

Terdengar suara bel yang menandakan istirahat kedua. Ayra jadi semakin rindu bersekolah di sini.

Semakin lama, suasana kantin mulai di penuhi oleh para murid yang baru saja keluar dari kelas. Mereka memenuhi wilayah kantin karena sudah masuk waktu makan siang.

"Kak Ayra!" Dari jauh, seseorang yang Ayra kenal memanggil.

"Chaca!" Ayra melambaikan tangan. Siswi yang dipanggil Chaca tersebut menghampiri Ayra dengan sangat antusias. Ayra bisa kenal dengan adik kelasnya karena ia sempat mengikuti kegiatan ekskul saat bersekolah.

"Kakak apa kabar?" Chaca duduk tepat di sebelah Ayra.

"Alhamdulillah masih waras dek." Canda Ayra. Chaca pun tertawa kecil mendengarnya.

"Gimana kuliah di Andromeda?" Sedari dulu Chaca tertarik sekali untuk masuk di Universitas tempat Ayra menimba ilmu. Istilahnya, Chaca menjadikan Ayra sebagai role model di dalam dunia pendidikan.

"Seneng keterima di awal doang. Kesini nya pusing." Ujar Ayra realistis. Chaca meringis ketika mendengar hal tersebut. Ia ingin segera masuk Universitas, namun di dalam diri Chaca juga masih belum siap.

"Berat banget pasti ya." Chaca jadi takut melangkah ke masa yang akan mendatang.

"Iya. Tapi dibawa santai aja." Ayra menenangkan. Memang semua tidak mudah, tetapi jika menjalankan dengan hati yang ikhlas pasti akan terasa lebih baik.

"Makanan dateng." Reza membawa makanan di atas nampan. Ia menaruh nampan di atas meja dan duduk tepat di hadapan Ayra.

"Hah? Ini kak Eja? Yang di twitter itu kan!" Chaca berteriak antusias. Beberapa orang di kantin menengok ke arah mereka. Alhasil Reza dan Ayra menjadi pusat perhatian.

"Haha. Gua dikenal juga." Reza semakin percaya diri. Melihat kelakuan Reza, Ayra hanya menggelengkan kepala.

Reza menaruh nasi goreng di hadapan Ayra dan juga jus stroberi. Sedangkan untuk dirinya, Reza memesan mie goreng beserta jus jeruk. Ayra menatap antusias pada nasi goreng tersebut. Ia dulu selalu membeli makanan ini ketika tidak membawa bekal.

Seseorang tiba tiba duduk di sebelah Reza, tepatnya berhadapan dengan Chaca. "Ini Cha, pesenan lo." Orang tersebut memberikan burger dan soda pada Chaca.

"Makasih Bayu, lo tau aja kemauan gua." Dengan semangat Chaca mengambil burger yang diberikan oleh siswa yang bernama Bayu.

"Pacar kamu, Cha?"

"Iya."

"Bukan."

Ayra dan Reza kebingungan menatap mereka berdua. Bayu mengatakan iya, sedangkan Chaca menyangkalnya.

"Sejak kapan kita pacaran?!" Chaca menatap Bayu dengan sinis.

"Dari lusa lalu. Gua bilang, lo pacar gua." Bayu dengan santainya berujar. Ia merasa telah mengklaim kalau Chaca adalah miliknya.

"Gua gak nerima ya."

"Gua kan gak nawarin." Bayu tetap tidak mau kalah. Pokoknya Chaca sudah menjadi milik Bayu.

"Wah, Bayu. Nyali nya keren juga." Ayra memuji Bayu yang terus bersikukuh menjadikan Chaca sebagai kekasihnya.

"Keren darimana. Itu namanya pemaksaan." Chaca membantah. Tidak mungkin dirinya yang berprestasi berpacaran dengan Bayu yang banyak membuat ulah di sekolah.

Can I believe? √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang