Alexio menunggu Ayra di halte dekat stasiun. Hari libur ini dirinya benar-benar akan mengajak Ayra pergi keluar. Untung saja Ayra mempunyai waktu luang dan setuju untuk pergi bersama Alexio. Tentang kemana Alexio akan mengajak Ayra, ia memutuskan untuk mengikuti rekomendasi dari Kanaya.
Alexio tidak jadi bertanya pada Ayra tentang lokasi wisata favorit gadis itu. Ia mau menilai secara langsung apakah Ayra benar menyukai pantai atau tidak.
Sudah lebih dari lima belas menit Alexio menunggu. Ia sengaja tidak turun dari motor agar nanti ketika Ayra datang, mereka bisa langsung pergi.
Dari jauh Alexio melihat Ayra yang tengah menghampiri. Senyuman terbit di wajah tampan Alexio.
"Sorry kalau lo nunggu lama." Ayra sudah berada dihadapan Alexio.
"Santai." Alexio memberikan satu helm kepada Ayra. Gadis tersebut menerima helm itu dan memakainya.
"Kita mau kemana?" Ayra belum tahu Alexio akan membawanya pergi ke tempat seperti apa. Ia berdoa semoga pakaian yang dipakai akan sesuai dengan tempat tujuan Alexio.
"Udah lo ikut aja." Alexio tidak mau memberitahu.
Ayra berdecak sebal. Ia pun naik ke atas motor Alexio dibantu oleh sang pemilik motor.
Setelah dipastikan Ayra siap, Alexio menyalakan mesin motor. Ia mengendarai motor dengan kecepatan normal menuju tempat tujuan.
Disepanjang perjalanan Ayra hanya terdiam. Ia terus menebak kemana Alexio akan membawa dirinya pergi.
Ayra juga penasaran apakah perjalanan kali ini termasuk ke dalam rencana Alexio dalam membuat Kanaya semakin cemburu. Jika ia, berarti lokasi tempat yang di datangi harus tempat favorit Kanaya.
Satu tempat terlintas dipikiran Ayra. Tetapi Ayra berdoa semoga Alexio tidak membawa nya ke tempat itu. Apalagi di cuaca seperti ini.
Setengah jam berlalu akhirnya mereka telah sampai di tempat yang Alexio tuju. Harapan Ayra luntur seketika karena Alexio benar mengajaknya pergi ke pantai.
Ya, Ayra kurang menyukai tempat ini dikarenakan cuaca yang begitu panas.
Ayra turun dari motor. Ia melepaskan helm lalu memberikan helm tersebut pada Alexio.
Mereka berdua berjalan bersama menuju tempat yang sudah Alexio pesan. Tidak ada obrolan selama di perjalanan. Alexio sibuk mengecek ponsel sedangkan Ayra sedang memperhatikan keadaan sekitar.
Akhirnya mereka sampai di salah satu gazebo. Ternyata Alexio telah memesankan mereka tempat untuk berteduh. Ayra bersyukur ia tidak perlu terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama.
Ayra masuk ke dalam gazebo diikuti oleh Alexio dibelakang.
"Huft panas banget." Ayra mengeluh. Ia mengipas diri dengan telapak tangan.
Alexio mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. "Nih." ia menyodorkan kipas portabel pada Ayra.
Dengan ragu Ayra menerima kipas portabel dari Alexio. " Makasih." Ujarnya.
"Sama-sama."
"Kanaya kapan dateng?" Ayra menanyai keberadaan Kanaya karena bagi dirinya sudah jelas kalau Alexio mengajak pergi ke pantai hanya untuk Kanaya.
"Kata siapa dia bakal dateng?" Alexio membalikan pertanyaan.
"Lo ngajak gua kesini, harusnya buat ketemu Kanaya kan?" Ayra membuat kesimpulan
"Enggak. Gua ngajak kesini karena katanya lo suka tempat ini." Alexio membantah.
"Gua? Suka tempat ini? Kata siapa." Ayra tidak pernah bilang menyukai pantai. Apalagi ke Alexio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I believe? √
FanfictionAyrana Gladis adalah seorang mahasiswa baru introvert yang cukup sulit mencari teman. Tanpa disengaja dia menjalin hubungan dengan Kanaya Angelista, mahasiswa satu program studi dan satu fakultas dengannya. Kanaya mempunyai kepribadian yang berband...