matahari terbenam

35 7 0
                                    

Dengan izin Ayra, Kanaya berencana untuk memberitahu Alexio mengenai hubungan Ayra dan Reza yang sudah berjalan resmi. Ia mengitari kampus mencari dimana keberadaan Alexio.

Tadinya Kanaya mau menghubungi Alexio melalui pesan teks. Tetapi Kanaya berubah pikiran. Ia harus nampak tidak sengaja bertemu dengan Alexio.

Kanaya sampai di wilayah kantin. Ia mengitari pandangan ke sekitar, mencari apakah Alexio berada di sana.

Pandangan Kanaya menangkap Alexio yang tengah berdiri di dekat salah satu meja. Tanpa menunggu lebih lama, Kanaya bergerak menghampiri Alexio. Ia menyiapkan diri terlebih dahulu agar tidak gugup ketika berbincang dengan lelaki itu.

"Eh, Ale." Kanaya menyapa seakan-akan ia tidak sengaja bertemu dengan Alexio.

"Nay." Alexio menengok. Ia tersenyum manis pada Kanaya.

"Lo lagi ngapain?" Kanaya bertanya karena Alexio nampak sibuk mempersiapkan sesuatu. Terlihat di meja tersebut terdapat beberapa cookies beserta toples.

"Ini, gua lagi nyiapin cookies." Alexio berujar sembari memindahkan cookies ke wadah toples bening berbentuk hati.

"Lo jualan?" Tebak Kanaya.

"Haha enggak. Gua mau kasih ini ke Ayra." Alexio tertawa kecil karena Kanaya mengira ia akan berjualan. Lagi pula untuk apa? Alexio termasuk orang yang berkehidupan cukup.

"Ya gua kira." Kanaya tersenyum canggung. Ternyata Alexio juga tahu apa makanan favorit Ayra.

"Lo liat Ayra gak?" Setelah memasangkan pita dengan indah di toples, Alexio bertanya pada Kanaya.

"Emm.. Lagi sama Kak Eja." Kanaya sebenarnya tidak tahu pasti dimana Ayra. Tetapi yang paling mendekati adalah gadis tersebut tengah bersama Reza. Mereka kan baru saja meresmikan hubungan, pasti tidak ingin berada jauh satu sama lain.

Alexio menghela nafas. "Eja mulu perasaan. Tuh orang gak ada kerjaan apa gimana?" Ia mengeluh.

"Siapa? Ayra?"

"Eja nya lah." Mana mungkin Alexio menyalahkan Ayra.

"Ohh. Ya menurut gua wajar aja kalau mereka barengan terus." Kanaya sedikit mulai memancing.

"Wajar gimana? Lama-lama Eja kayak stalker nya Ayra." Alexio tidak setuju dengan pendapat Kanaya. Menurutnya, Reza terlalu berlebihan jika menemui Ayra setiap hari. Kunci mendekati seorang gadis adalah membuat pergerakan yang pelan sehingga ia penasaran.

"Loh, emang lo gak tau?" Kanaya akan membuat Alexio memakan umpan.

"Tau apaan?" Alexio tidak pernah mendengar kabar apapun. Ia menatap khawatir pada Kanaya yang memberikan pandangan iba.

"Ayra sama Kak Eja, pacaran." Kanaya akhirnya memberitahu. Nampak raut wajah terkejut dari Alexio. Tetapi ia diam saja tidak bisa bereaksi apa-apa.

Kanaya merasa tidak enak. Ia takut Alexio akan bereaksi lebih secara tiba-tiba.

"Dari kapan?" Alexio mulai bertanya. Terdengar suara Alexio tengah menahan kesal.

"Baru." Kanaya menjawab seadanya.

Alexio berdecak. Ia membawa toples cookies di atas meja kantin lalu pergi dari sana. Kanaya panik tentu saja. Ia berlari mengejar Alexio yang tidak tahu akan berbuat apa.

Kanaya terus berusaha menyesuaikan langkah dengan Alexio. Namun lelaki itu terlalu cepat, Kanaya sampai lelah mengikuti.

Alexio berhenti. Kanaya yang tidak diberi aba-aba sontak tidak sempat ikut berhenti. Alhasil ia menabrak punggung Alexio yang tengah berdiri menatap sesuatu.

Can I believe? √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang