[7] ASEAN

440 72 13
                                    

Chapter 7 [Association of Southeast Asian Nation]

Keesokan harinya, tidak ada yang berubah, aku tetap sarapan roti dan teh hangat di rumah.

Ah niatnya sih aku mau pergi ke tempat ASEAN berada, tapi aku tak tau letaknya. France pasti sibuk dengan kerjaannya juga. Oh, bagaimana dengan anak berjubah itu?

Tapi cara munculinnya gimana... siapin lilin kah? Eh kalo yang muncul setan gimana-

Dia pernah bilang jika dia mengawasi ku kan? "Aku selalu mengawasimu, tapi aku tak bisa datang menolongmu begitu saja!" Setidaknya katakan bagaimana aku bisa memanggilmu.

Aku tak tau namanya... panggil paranormal juga pasti tak mungkin. Satu satunya jalan hanya... siapin lilin! Sip, ayo ngepet! Jangan ditiru kelakuan kek gini.

"Kau ini bodoh apa gimana?" Seseorang menggeplak kepalaku dari belakang.

"Hee! Kenapa aku di geplak? Aku kan cuman pengen kau muncul"

Anak itu menamparku, "Pls, ga perlu siapin lilin segala, lu kira w babi" sudah digeplak, ditampol pula

Mumpung orangnya udah muncul, pasti dia bisa menemaniku ke tempat ASEAN kan? Mendengar berita saja membuatku takut jika mereka adalah keluarga yang dingin sifatnya.

Kalo salah tingkah dikit di tabok gimana jir, jadi misi bunuh diri dong?

"Jadi ada apa memanggilku? Apakah sudah selesai menyelidikinya?"

Aku menjelaskan apa yang terjadi kemarin, ekspresinya terlihat biasa saja, apa dia tidak senang dengan kabar ini?

"Ah tidak, aku tidak peduli dengan kejadian di gedung itu. Kalau kejadian itu aku pun sudah tau~ bukannya kau seharusnya mencari pelaku penyekapan Indonesia? Kok malah kesana?"

Aku pun menabok orang itu. Kenapa ga ngomong dari awal? Ngajak ribut?

"Kau tidak tanya sih! Coba kau tanya aku kejadian di kantor itu, aku langsung bisa menjelaskannya. Tapi... selama kau mencari tahu, kau jadi memiliki banyak teman bukan?"

Aku menunjukan ekspresi terkejut sebentar. Selama 7 tahun aku mengurung diri, aku sudah banyak melupakan wajah-wajah orang yang ku kenal dulu.

Anak ini, anak berjubah putih, teman lamaku, France, England, dan Indonesia (walau setangah mayad), aku sudah bertemu dengan banyak orang bulan ini. Dan hari-hariku yang hampa mulai berubah.

"Kau benar. Tunggu, kenapa kita malah ngedrama? Awalnya kan aku cuman minta kau temenin saya ke tempat Keluarga ASEAN!"

"Salahmu yang terbawa suasana! Tempat keluarga ASEAN? Mau apa kau kesana?" Dia terlihat mencurigaiku, apa ada sesuatu yang salah?

"Memangnya kau tau masalah Indo dan ayahnya itu? Banyak sekali pertanyaanku untuknya! Disaat menyelidiki kasus, kita harus tau sudut pandang orang yang bersangkutan!"

Anak itu menatapku dengan iba, sepertinya ia tidak tau jika semangat detektif ku setinggi ini. Lagian aku juga ingin tau tampang saudara² Indonesia.

Indonesia pernah bercerita seingatku, dia memiliki kakak angkat yang dari luar disiplin, tapi kamarnya sendiri berantakan tak tertolong. Aku ingin membandingkan berantakan mana sama kamarku saat kecil!

"Kau mau kesana sekarang? Jika kau memang harus kesana, aku akan menemanimu, invisible tapi, aku tak ingin terlihat oleh orang asing" katanya sambil melihat kedua tangannya.

Mau bagaimana lagi? Aku hanya bisa mengangguk. Tapi kalo dateng sendirian apa boleh? France tak usah ikut? Hm... ga usah deh.

Pov 3 ("aku" akan di panggil mc)
Singkat cerita mereka sampai di depan mansion dimana keluarga ASEAN berada. Sangat besar, lebih besar daripada rasa sayang si penulis ke Indo.g

Who? [CountryHumans?] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang