Chapter 6 [Secangkir Kopi]
France menatapku, kami berdua tak ada yang berpikir sampai situ. Walau tak tahu kepastiannya, mungkin kami bisa mencobanya. Ia berdiri dan pergi untuk membayar, tunggu- apa aku juga harus ikut?!
"France- berapa banyak yang harus ku berikan kepadamu-?" Ucapku dengan gugup takut aku tak membawa uang yang cukup.
France menatapku, "Kau itu kenapa sih? Tenang saja aku mentraktirmu!" Itu membuatku tenang. Sejak terakhir kali aku makan bersama temanku, kami selalu membayar bagian masing-masing.
Kelihatannya makanan ini cukup mahal, aaaaa semoga saja aku tidak membuat dompetnya kelaparan nanti.
Aku menghabiskan teh ku yang tersisa lalu mengejar France. Kalo ntar aku di tinggal gimana?
"Ah kau ikut kesini, baiklah setelah ini kita akan ke kantorku, ok?"
Aku mengangguk, lalu berjalan bersama France ke kantornya. Aku kepikiran apakah aku akan bertemu orang yang bernama UN itu atau tidak.
Atau mungkin bertemu saudara Indonesia?
Saat kami sampai, seseorang mendatangi France. Dia terlihat seperti teman France.
"France! Kemana saja kamu! Di cariin pedo tuh"
France terlihat kaget, sepertinya ia baru saja melupakan sesuatu. France memegang wajahnya, sepertinya dia memampusi dirinya sendiri. Memangnya ada apa?
Temannya itu melihat kearah ku, di matanya mungkin aku terlihat seperti anak kecil, salah dia ketinggian. "Ini anak kau pungut darimana? Atau jangan jangan mau kau jadikan persembahan ke orang pedo itu?!" Katanya sambil menunjukan ekspresi terkejut.
Persembahan? Orang pedo? Aku tak tertarik, aku hanya tertarik saat dia bilang aku di pungut oleh France. Wtf di kira aku anak jalanan apa gimana?!
"Mana mungkin! Ah, kalau begitu bisa kau anterin anak ini ke ruanganku? Aku tak bisa mengajaknya ke ruangan si pedo, takutnya kenapa-kenapa"
Otakku bingung, kenapa dari tadi mereka ngomong pedo terus? Itu bukan salah satu atasan mereka kah? Ngeri juga. Dan kenapa harus pedo njer!
"Bisa, Memangnya dia ada urusan apa?"
"Dia kesini untuk menyelidiki sesuatu"
"Kau pergi saja dulu, aku bisa mengatasinya!"
"Terima kasih, ***!"
France pun pergi meninggalkanku dengan orang ini. Aku melihat name tag di jasnya bertuliskan "England", ah apakah orang ini bernama England?
England ini menyerahkan tangannya kepada ku, seperti sedang melamar aaaaaaa. Dasar, memangnya aku apa!
"Jadi namamu siapa?" Tanya-nya.
Halah, nama lagi, aku harus jawab apa!? Dia tidak perlu tahu masalah yang ku hadapi sekarangkan? "Kenapa memangnya?"
Dia menatapku, berdiri dengan tegak, "Jika aku tak tau namamu, bagaimana aku memanggilmu? Otakmu belum kau makan kan?"
Orang ini, lucu juga rupanya. Kenapa France memintanya mengatarkan ku coba? Padahal aku sudah tau dimana letak ruangannya.
Kecuali jika aku akan di hadang oleh beberapa pekerja karena terlihat mencurigakan. Yah, nasib.
Aku mendengar langkah kaki yang mendekat, saat aku menoleh, ada dua orang yang sedang mengejar sesuatu. Memangnya boleh ya lari-larian disini?
"Sepertinya kau tidak mau menjawab, dasar, kau sepertinya pintar juga. Yasudah ikuti aku. Kau tak akan bisa kemana-mana jika menjauh dariku" ancamnya.
Kami menaiki lift lalu sampai di ruangan France, rasanya menakutkan saat aku diperhatikan oleh beberapa pekerja disana. Mungkin tamat riwayatku sudah jika aku tidak bersama orang bernama England ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who? [CountryHumans?] [End]
FantasíaKejadian yang menimpa temanku malah membuatku terlibat. Aku di datangi oleh dua orang asing, memintaku untuk menyelidiki kasus teman ku. Hidupku yang hampa selama bertahun-tahun akhirnya mulai terisi dengan beragam hal random. Namun, apa memang haru...