Ashel.
Ini udah jam tiga sore dimana kelas gue udah beres, gue kembali melihat ponsel tapi gak ada balasan dari orang paling nyebelin di dunia.
Benar, Azizi. Gue dari pagi gak liat dia ada di kampus dan entah kenapa prasaan gue sangat khawatir sama dia, karena gak ada kabar sama sekali.
Dreett..
Ponsel gue berbunyi.
"Lo dimana sih? kok lo gak masuk kelas!" Tanya gue dengan nada kesal waktu gue mengangkat ponsel gue, dan itu baru kali ini Azizi gak masuk kelas bahkan gak bilang sama gue.
Tapi seharusnya gue gak boleh semarah ini sama dia.
"Hehehe, Gue kecelakaan Cel. Kaki gue diperban dan ini sekarang lagi di rumah sakit," Gue mendengus kesal mendengar ucapan Azizi yang ketawa khas nyebelinnya dia.
"Yaudah gue kesana sekarang," Gue mematikan ponsel gue dan melihat Azizi udah mengirimkan lokasinya dia sekarang.
Gue langsung keluar kampus, tanpa mikir panjang. Gue yang emang spesialis selalu cuma naik Ojol harus menunggu terlebih dahulu, tapi gue beneran sekhawatir ini sama Azizi.
"Woi!"
Deg!
Jantung gue berdegup kencang, dan gue gak berani untuk menatap kebelakang karena gue tau pemilik suara ini.
Pemilik suara yang biasa gue dengar dari kejauhan waktu Sma, pemilik suara yang bahkan gak pernah ngeliat dan tau nama gue dari dulu sampai gue jadi Maba disini, dan pemilik suara yang gak akan siap gue ajak bicara.
"Lo Ashel kan?" Tanya dia waktu panggilannya gak gue respon.
Gue cuma diam sambil menatap cewe tinggi, rambut model wolfcut dan memakai jaket bewarna hitam ini ada di depan gue. Jantung gue bahkan gak berhenti berdegup kencang, karena ini pertama kalinya buat gue.
Pertama kalinya.
Lo tau nama gue, setelah empat tahun gue tau lo terlebih dahulu.
"Iya."
"Syukur deh bener, gue temennya Azizi. Lo mau pergi ke rumah sakitnya kan?"
Ia kembali bertanya dan seharusnya gue menjawab memakai suara tapi entah kenapa suara gue tiba-tiba gak bisa keluar waktu dia bertanya, gue meremas Note Hamster kecil gue karena degupan jantung gue lebih besar ketimbang suara orang di sekeliling kita sekarang.
"Sebelum itu kenalin, gue Reva fidelia. Panggil Adel aja," Suara berat Adel buat gue makin gak bisa bersuara.
Gue udah tau nama itu.
Nama yang paling banyak gue tulis di Note Hamster ini.
Reva atau Adel orang yang buat gue masuk jurusan Desain Komunikasi Visual ini, orang yang gue pikir akan menjadi Atlit Badminton. Karena selalu ngewakilin sekolah dalam perlombaan, gue pikir juga gak akan pernah tau nama gue dan ngajak gue ngobrol.
Gue padahal gak bisa gambar, tapi gue masuk sini karena gue masih mau ngeliat lo dari kejauhan dan hari ini adalah hari dimana gak pernah gue duga.
Lo nyebut nama gue.
Dan ngajak gue ngobrol.
Untuk pertama kalinya.
———
Adel.
"Karena lo udah tau nama gue, sekarang ayo pergi sama gue pergi ke rumah sakit," Ajak gue.
Ini pertama kalinya gue liat cewe secantik ini di kampus Sudirman. Sejujurnya gue tau akhir-akhir ini sering banget denger nama cewe yang namanya 'Acel' dari Azizi, dan ini pertama kali gue juga liat cewe seperti Azizi yang sebegininya sama cewe.
Karena yang gue tau, Azizi gak pernah betah sama satu cewe. Awalnya gue pikir Ashel ini juga mainan Azizi, tapi setiap gue tanya pasti di jawab beda seperti yang gue harapin.
"Gimana? mau gak? keburu malam nih," Ajak gue yang kedua karena orang yang gue ajak ngobrol ini cuma natap gue tanpa menjawab.
"Bodo lah, ayo cepet."
Gue gak peduli dia nolak apa gimana, karena gue tau dia khawatir sama Azizi. Gue menarik tangannya dan sementara itu ia cuma mengikut seperti anak ayam, akhirnya kita sampai di parkiran motor. Gue memberikan Helm hitam gue.
"Nih pake."
"Lo gimana?" Respon dia waktu gue memberikan Helm hitam fullface ke dia.
"Pake aja, nanti Azizi ngamuk sama gue kalau lo kenapa-kenapa."
Tanpa sadar gue tersenyum karena orang yang gue ajak ngobrol ini mengangguk, kemudian ia memakai Helm itu yang sedikit kebesaran di dia.
Sejujurnya gue gak pernah namanya bawa dua Helm karena gak akan ada yang gue bonceng, apa lagi semenjak gue putus.
Selama di perjalanan kita sama sekali gak ada namanya memulai obrolan, karena canggung yang gue rasain ketika dia berusaha gak megang jaket atau meluk gue dari belakang.
Tapi malah lucu.
Sesampainya disana gue langsung markirin motor dan dia nungguin gue, "Tau kamarnya kan?" Tanya gue buat ia mengangguk, entah mengapa Ashel ini gak kelihatan banyak ngomong.
Apa baru kenal?
Gue masuk ke dalam rumah sakit bersama Ashel, ia menuntun gue di sini. Kita sekarang berada dalam Lift dan tiba-tiba gue kebayang sama film horror yang dalam Lift.
"Lo gak takut kalau tiba-tiba hantu keluar pas pintu ini kebuka?" Tanya gue.
"Lo sisa nonjok hantunya kalau keluar." Jawabnya buat gue tersenyum.
"Lo gak takut?"
"Lo kali yang takut."
Ucapan Ashel yang anggap gue remeh, ingin gue jawab kalimat Ashel tapi pintu Lift sudah terbuka. Jadinya kita keluar dari sini, ia jalan di depan gue.
Ashel, cewe yang gue denger namanya cuma dari Azizi saja tiba-tiba bersama gue disini. Ashel yang mengikat rambutnya sambil memegang tas selempangnya membuat siapapun juga tau, jika Ashel sangat cantik dengan model rambut dan kulit putih seperti ini.
"Ashel." Ia menoleh, akibat tanpa sadar gue menahan tangannya.
"Kenapa Del?" Tanya dia bingung.
"Nomor lo, bagi ke gue."
Sesampainya di kamar milik Azizi gue langsung bisa liat senyum khas milik Azizi, kakinya yang di angkat satu dan rambut terurai.
"Princessnya aku." Ucap Azizi bersemangat sambil merentangkan tangan, ini gak buat gue terkejut. Karena selama satu tahun ini Azizi selalu manggil Ashel dengan sebutan.
'Acel Lil Princess'
Terus ia akan marah jika ada yang juga yang memanggil Acel-Acel, tapi gue gak pernah nyebut nama Ashel karena gue gak tau orangnya yang mana. Karena yang gue tau Acel adalah anak Desain Komunikasi Visual, sama seperti gue.
"Geli tau gak?" Respon Ashel menatap Azizi, sementara Azizi tersenyum lebar.
"Kenapa bisa gini sih? makanya bawa motor jangan ngebut," Ashel menghela nafasnya. "Bohongan ini sakitnya, buat di perhatiin sama lo aja ini." Jawab Azizi.
"Mau gue tambahin gak? satunya, biar gak nanggung." Ashel yang siap-siap memukul kaki kiri Azizi membuat orang yang ingin di pukul panik.
Gue disini cuma diem sambil memperhatikan mereka, Azizi yang gue tau kemarin masih deket sama Maba baru tapi malah kelihatan seperti orang pacaran sama Ashel.
Dan Ashel.
Ia gak secerewet ini tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeeShel ; Love Zone [End]
FanfictionLove and Zone. Dimana setiap karakter mempunyai keputusan masing-masing. 𝗗𝗜𝗦𝗖𝗟𝗔𝗜𝗠𝗘𝗥 ! GxG ! 100% fiksi ! indo & english