9

1.3K 143 3
                                    

Ashel.

Gue lagi pusing mikirin tugas gue yang gak kunjung selesai ini, rasanya muak dan capek menjadi satu. Diselingi rasa capek, gue bisa ngeliat kalau kampus gue lagi ngadain event jalan-jalan di pasar malam.

Gue berpikir siapa yang bagus gue ajak, Jessie? Kathrina? atau siapa.

Belum sempat gue berpikir nama lain, dua notifikasi langsung muncul di layar ponsel gue.

Gausah Dibales

Princess
mau pergi ke pasar malam sama gue gak?

———

Reva

shel, mau pergi ke event kampus
bareng gak?

Gue mentap layar ponsel gue dengan bingung karena mau Reva atau Azizi, mereka sama-sama mengirimin gue pesan di jam dan menit yang sama.

Gue akhirnya memutuskan menutup ponsel dan gak membalas satupun di antara mereka, ini membuat gue pusing doang.

Gue lagi di di arsir kampus sambil makanin mie instan yang terkenal, kadang gue suka mikir kenapa mie buatan abang-abang itu selalu enak banget ketimbang buatan kita sendiri.

Brakkk!

"Lo cewe yang buat gue putus sama Azizi kan!?" Bentak cewe itu sambil memukul meja yang gue tempatin, sampai membuat semua orang yang ada di arsir kampus menatap kita.

"Cewe murahan lo! gue tau lo udah tidur kan sama Azizi sampai dia ninggalin gue!?" Bentak dia sambil mengatakan sesuatu yang gue sama sekali gak mengerti.

"UCAPAN LO!" Suara berat dan besar langsung gue dengar di selingi lari yang kencang menuju gue.

Itu Reva.

"Mulut lo tolong di jaga ya? atau lo berurusan sama gue." Ujar Reva sambil memegang tangan gue karena gue gemeter kebingungan, Reva menatap cewe itu sangat tajam.

Gue menatap wajah wanita itu, gue gak tau dia dari jurusan mana. Tapi gue tau kalau dia pernah pacaran sama Azizi minggu lalu, dan gue gak paham kenapa mereka putus.

Mungkin karena mereka tau Reva mengancem mereka jadinya ia langsung pergi sambil menatap gue dengan kesal, Reva langsung menatap gue dengan khawatir.

"Gak usah takut, gak apa-apa." Ucap ia lagi karena gue kunjung tak berbuka suara, ia juga memeluk gue sambil mengelus rambut gue dengan hangat.

She's so warm.

"Kenapa kalian??" Jessie dan Kathrina yang sepertinya baru beres kelas langsung kebingungan karena tangan gue gemeter dan Reva terus memeluk gue.

"Del?" Tanya Kathrina

"Oh? iya, maaf." Ucap Reva langsung melepas pelukan itu dan menatap gue, ia memegang tangan gue sambil mengusapnya dengan pelan.

"Can you get away?" Tanya Jessie buat Reva mundur dan Jessie menatap gue dengan khawatir, "are you okey?" tanya ia lagi buat gue mengangguk.

"Itu cewe tadi gila ya?" Tanya Kahrina lagi kali ini, "She's Azizi ex." Jawab gue.

"Again?" Jessie yang sepertinya udah muak akibat kejadian ini selalu terulang, jika Azizi memiliki pacar. Teman-teman gue ini akan selalu ada di saat gue butuh seperti ini, Jessie dan Kathrina. Tapi kali ini berbeda, ada Reva disini.

She hug me and calm me down.

Gue punya Trauma sejak kecil jika di bentak, tangan gue akan otomatis bergetar hebat dan jantung gue berdegup dengan kencang. Kadang kejadian seperti ini gue ada yang temenin, entah itu Jessie atau Kathrina.

But the first time.

Ada Reva disini.

Azizi.

Gue udah liat kejadian semuanya dari awal, gue yang ingin nyamperin Acel tadi tiba-tiba kaget sama ucapan mantan gue. Saat gue ingin berlari kesana, udah ada Adel yang berteriak dan lari sangat cepat memegang Acel.

Kaki gue gak bisa bergerak, kaki gue gak bisa beranjak dari sana. Hingga akhirnya mantan gue pergi dari sana dan Adel menenangkan Acel dengan cara memeluknya.

Gue tau Acel punya Trauma itu, tapi gue kalah cepat.

"Loser bastard." Ucap Flora yang langsung berdiri di samping gue dan melingkarkan tangannya di dada dengan wajah angkuh.

"Shut up Flo." Balas gue karena orang di samping gue ini akan selalu ngatain gue, "In the end you will be a loser for her." Balas kembali Flora sambil menatap gue.

"I know! Can you shut up?" Gue menghela nafas, "dia suka sama Adel, dan gue gak akan bisa jadi itu." Lanjut gue sambil pergi dari sana.

Flora ikut berjalan di samping gue sambil menatap gue sesekali, "Selama ini gue temenan sama lo, gue gak pernah paham sama jalan pikiran lo tau gak?" Ucap Flora buat gue berhenti sambil menatapnya.

"Confes gak segampang itu Flora–" Orang yang gue ajak ngomong langsung memotong, "Alright. So, being her friend is that easy?" Flora mendekat ke gue dan menatap gue dengan kesal. "Gak kan?" Lanjut ia.

"Gue juga bisa apa, Adel juga suka sama Acel dan lo tau itu," Gue menaruh tangan gue di pinggang karena kesal yang terus ada si diri gue. "Gak, Zee. Adel itu penasaran sama Ashel, and you know that!"

"Setidaknya kalau kalian lagi bicarain adek gue jangan di tempat rame gini dong."

Gue dan Flora langsung menoleh ke sumber suara dan langsung melihat ada Ara yang lagi menatap kita dari kejauhan, saat mata kita bertemu Ara langsung mendekat ke gue.

"Biarin adek gue bahagia, kalian juga tau sesusah apa adek gue lepas dari Muthe." Ucap Ara buat emosi Flora sepertinya naik.

"Gue tau soal itu, itu alasannya kenapa gue lebih milih Ashel sama dengan Azizi." Flora menatap Ara dengan tajam, "Gue lebih tau, karena Adel belum selesai dengan masa lalunya." Ucapan tajam Flora buat Ara ikutan menahan emosinya.

"Dia baru memulai dari awal Flo! dia suka cerita sama lo dan sekarang giliran dia dapat yang terbaik kenapa lo gini!?" Ara memegang kera baju Flora buat gue harus menahan karena keduanya memiliki ego yang besar.

"Kalian gila ya!? gak ada yang nyuruh lo berdua berantem!" Saat gue udah mulai menaikan suara dan mereka sadar dengan apa yang sedang terjadi, mereka langsung memberi jarak di antara mereka.

"Mau Adel atau gue, yang tau soal siapa yang terbaik itu Acel." Gue menghela nafas kasar karena Ara dan Flora masih menatap dengan rasa emosi, "itu gak ada pengaruhnya di lo berdua, dan gue percaya sama Adel."

"Gue bisa janji sama kalian kalau Adel akan memperlakukan Ashel lebih baik ketimbang Azizi." Ucap Ara langsung pergi dari hadapan kita.

Ara gak bisasanya seperti ini, ia biasa sangat mendukung kita dan gak pernah namanya seemosi ini. Tapi entah kenapa jika menyangkut Adel bersama hubungan dia dan Muthe langsung seperti ini.

"Alright." Ucap Flora sambil memberikan jari tengahnya ke Ara yang tidak melihat kebelakang lagi.

ZeeShel ; Love Zone [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang