18

1.7K 142 1
                                    

Azizi.

Ini sudah semalam berlalu, Acel sudah sadar dari pingsannya. Tapi ia enggan buat ngomong, wajahnya masih pucat yang gue lihat dari belik pintu ruang ia di rawat.

Melihat Acel sakit rasanya ingin gue tukar rasa sakit itu buat gue, karena gue tau. Orang yang ia percaya saat itu, juga nyakitin dia.

"Masuk aja kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Masuk aja kali." Ucap Flora di belakang gue.

Gue masih menatap Acel dari balik pintu ini, ia masih terbaring dengan boneka dan infus di tangannya. Gue gak bisa meliahat orang yang paling gue jaga, harus terbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Yaudah kalau lo belum siap, sini gue yang kasih." Flora langsung merampas bouquet yang ingin gue kasih ke Acel.

Flora masuk ke dalam ruangan itu, Acel sama sekali tak menoleh ke orang yang nyamperin dia. Acel akhirnya tersenyum dengan bibir tipisnya, ia menerima bouquet itu.

Gue akhirnya pergi dari sana, masih terbayang senyum tipis dari bibir Acel disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue akhirnya pergi dari sana, masih terbayang senyum tipis dari bibir Acel disana. Gue gak bisa ngapa-ngapain lagi, hati gue jadi panas karena sakit sekali melihat Acel disana.

Gue keluar dari rumah sakit, dan membakar rokok gue sebatang. Gue beneran berharap, satu batang rokok ini bisa buat gue lebih tenang dan gak merasa sedih lagi seperti ini.

Di antara banyak pilihan cewe buat gue, tapi yang gue mau cuma lo doang.

Dan.

Di antara gue dan Adel, hanya ada Adel yang terus berada hati lo.

Itu gak akan pernah berubah jadi gue.

Orang yang ingin gue bunuh ini akhirnya beneran muncul di hadapan gue, muncul dengan rambut berantakan dan muka yang sangat panik.

Bagaimana gak panik, jika semalam ia sama sekali gak mengangkat telfonnya.

"Ashel mana?" Tanya ia langsung to poin ke gue.

Brugh...

"Gue beneran sepercaya itu sama lo, Del." Gue memukul wajah Adel, ia sepertinya sudah paham sekali dosa seperti apa yang gue maksut karena ia sama sekali gak melawan.

ZeeShel ; Love Zone [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang