16

1.4K 132 2
                                    

Azizi.

Brukk!

Satu pukulan mendarat di pipi Adel, ia kebingungan kedatangan gue yang tiba-tiba di rumah Flora langsung memukul orang ini.

"Apa-apaan sih lo!?" Suara Adel yang tidak terima di pukul gue langsung memegang kera baju gue.

"Kan apa gue bilang waktu itu! Jagain Acel!? Kenapa lo buat dia sedih dengan memilih pergi sama Muthe!" Rahang gue mengeras menandakan emosi gue udah di ujung tanduk, gue tau kalau gue seharusnya gak boleh marah seperti ini.

Karena gue sama buruknya sama Adel.

"Tau dari mana lo?" Ucap Adel kebingungan menatap gue, sementara Flora dan Freya tiba-tiba langsung ke ruang tamu dan menatap gue bingung.

"Acel datang ke apartemen gue, bangsat! Dia cerita sama gue soal lo yang terus ketemu sama Muthe!" Suara gue tetep tinggi menanggapi perkataannya.

"Azizi Asadel? lo sepertinya terlalu ikut campur sama hubungan gue?" Ucap Adel buat gue makin emosi.

"Karena Acel sahabat gue!"

"Dan Ashel pacar gue!? Gue tau kalau lo itu suka sama Ashel, Zee. Dan lo harus tau batasan itu! Karena gue gak akan pernah membuat Ashel jadi milik lo!" Ujarnya memperingati gue.

"GUE GAK PAHAM SAMA PIKIRIN LO, BANGSAT." Emosi gue udah gak bisa gue bendung lagi.

Bughh!

Satu pukulan mendarat di pipi Adel membuat ia ikutan makin emosi, Flora yang dari tadi menonton karena ia bingung apa yang kita debatkan akhirnya menahan kita berdua.

"Lo seharusnya paham disini!! Gue gak akan bisa jadi lo, Del. Selamanya cuma ada lo, orang yang dari enam tahun yang lalu di sukain sama Acel." Saat mengatakan itu, Adel terdiam dan mencoba mendengarkan ucapan gue.

"Lo pikir kenapa selama ini gue gak ada tindakan apapun? karena gue tau, orang itu bukan gue. Tapi lo, Reva Fidelia!! Dan selamanya akan begitu." Lanjut gue.

Prasaan gue campur aduk, sakit sekali kalau mengakui orang yang selama ini gue suka secara diam-diam menyukai teman dekat gue sendiri.

Kenapa bukan gue sih, Cel?

Kenapa bukan gue!?

Gue cuma bisa teriak dalam hati karena harus mengetahui fakta ini.

Gue juga cuma bisa menangis dalam hati karena orang yang ia suka selama ini juga tak bisa memberikan ia kebahagiaan.

Seperti yang gue berikan.

"Acel tau kalau lo suka Check in sama Muthe." Ucap gue lagi buat ia kaget setengah mati.

"Lo bohong."

"Acel sendiri yang cerita."

Flora jauh lebih kaget, ia sampai memegang kera baju Adel dan menatap wajah Adel yang bibirnya berdarah akibat pukulan gue tadi.

"Lo bilang terakhir kali sama gue kalau kalian udah gak pernah ketemu lagi." Ucap Flora yang menatap Adel yang jauh lebih tinggi darinya.

"Flo..." Suara Adel serak sepertinya gak tau harus mengatakan apa-apa lagi.

Tanpa gue sadar, dari tadi gue melampiaskan kemarahan gue ke Adel. Mulai dari sebrengsek apa gue yang hampir nidurin Acel kemarin.

Gue memegang erat-erat rambut gue, dan mengumpat dalam hati kenapa saat Acel hancur malah gue yang membuat dia makin sedih.

"Terus bagaimana? lo masih mau egois, Del?" Tanya Flora mencoba menahan emosinya.

"Gue sayang sama Ashel."

ZeeShel ; Love Zone [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang