17. TEROR

6 2 0
                                    

Happy reading ✨

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




...

Plakk!

Satu tamparan mendarat di pipi tamu yang hari ini singgah di rumah milik zen, cukup terkejut atas perlakuan delila tapi ini setara dengan perilaku tamunya

"Sejak awal aku masih sabar, tapi ini sudah keterlaluan! Kau pergi dari sini sekarang juga!" Delila murka atas hinaan-hinaan yang wanita itu lontarkan

Ternyata wanita yang bertamu sepagi ini adalah Shireen yang katanya mantan nya Zen ia datang ke sini karena ia ingin memastikan bahwa Zen benar-benar bangkrut dan masih berada di sini

Ternyata Shireen mendapati delila yang keluar dari dalam rumah Zen dengan keadaan hamil besar ia dengan cepat menyimpulkan bahwa delila adalah selingkuhan Zen yang selama ini ia duga.

"Dasar jalang! Asal kau tau, Zen tidak akan pernah benar-benar mencintai siapapun termasuk kau! Ingat itu." Setelah melontarkan kata-kata yang menyakitkan itu ia melangkahkan kaki pergi dari rumah Zen.

Delila membanting pintu rumahnya, ia bersandar di balik pintu serta mencerna setiap kata-kata yang Shireen lontarkan, hatinya sangat gelisah ia tau memang tidak mudah untuk membuat Zen mencintainya tapi apa memang tidak bisa sama sekali?.

Seperti bisa merasakan suasana hati delila, saat ini perutnya sakit dan tiba-tiba keram ia harus menahan dirinya agar tidak tumbang, ia berusaha menggapai sofa dan duduk di atasnya

Ia mencoba menarik nafasnya dalam-dalam agar rasa sakitnya berkurang, ia tidak boleh terlalu banyak fikiran ia harus tenang kalau tidak perutnya akan sakit lagi.

"Astaga sayang maafin mommy karena terlalu banyak pikiran" ia mengusap perutnya berulang kali

"Kalian sabar ya, semoga mommy bisa melewati semuanya dan Daddy akan terus sama kita" lanjutnya sambil terus mengusap perutnya

Ini yang selalu delila pikirkan, sebenarnya ia takut jika nanti Zen benar-benar mencampakkan nya bahkan ia sekarang memikirkan bagaimana anak-anak nya jika Zen mencampakkan nya

Tapi ia selalu berusaha meyakinkan dirinya bahwa dirinya bisa membuat Zen selalu di sampingnya dan akan menjadi miliknya seutuhnya.

***

Tak terasa hari sudah menjelang sore, Zen yang sibuk dengan aktivitas normalnya kini tengah membereskan beberapa map serta dokumen-dokumen penting nya.

"Permisi tuan, ada satu berkas lagi yang harus di tandatangani" tiba-tiba sekertaris nya menemui Zen untuk meminta tandatangani sebuah berkas

"Kemari. karyawan yang lain sudah pulang?" Zen mengambil berkasnya lalu menandatangani nya

"Sudah semua tuan" ia mengangguk dan mengambil kembali berkas yang sudah selesai Zen tandatangani

MR.GIDOZEN [M] [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang