"Zidan, tolongin bunda sini nak" panggil seorang wanita berambut sebahu yang tengah sibuk dengan peralatan dapurnya.
"Iya bunda" Ucap Zidan segera melangkahkan kakinya untuk menghampiri sang bunda.
"Bunda minta tolong kamu aduk itu buburnya ya. Udah mau mateng. Bunda mau potong - potong sayuran dulu" Perintah bunda pada Zidan sesampainya di dapur.
"Loh kok tumben bunda bikin bubur. Bosen makan nasi ya bun?" Tanya Zidan sembari mengaduk bubur yang sudah hampir matang itu.
"Enggak. Itu Difta demam. Semalem gak bisa tidur, jadi bunda jagain terus tadi pagi baru bisa tidur. Ini langsung bunda tinggal masak, keburu bangun lagi Diftanya.
Dia juga gak mau makan kemarin. Bunda sampe pusing bujuknya. Bunda khawatir soalnya badannya panas banget terus muntah - muntah juga. Gak mau makan lagi. Jadinya kan lemes gitu. Pengen bunda bawa ke rumah sakit, tapi Difta gak mau" Jelas bunda.
"Ihh kok Zidan gak tau kalo Difta sakit. Bunda kenapa gak bilang sama Zidan, sapa tau Zidan kan bisa bantu - bantu" Ucap Zidan dengan nada suara khawatir.
"Mana tega bunda minta tolong sama kamu sedangkan kamu sendiri juga capek abis study tour kemarin. Udah gak usah sedih gitu. Buburnya udah mateng itu. Kamu matiin kompornya, ambil secukupnya taruh di mangkuk terus bunda minta tolong bawa ke kamar Difta ya.
Kalo Diftanya masih tidur biarin aja dia tidur gak usah di bangunin. Kalo udah bangun kamu bujuk ya suruh makan, abis itu minum obat. Kalo gak mau makan kamu suapin ya. Pokoknya harus makan meskipun sedikit, perutnya harus keisi.
Oh iya, suruh minum air putih yang banyak biar panasnya cepet turun. Obatnya bunda taruh di atas meja belajarnya Difta"
"Oke bun. Siap laksanakan" Ucap Zidan seraya meninggalkan dapur sambil membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air.
Kakinya berjalan perlahan menuju ke sebuah kamar dengan pintu yang di beri sebuah papan nama dari kayu yang tertulis
KAMAR
DIFTA SAGARA ADHITAMA🐰Tok Tok Tok
"Difta, ini kakak. Kakak masuk ya" Ucap Zidan pelan takut menggangu sang adik, tangannya meraih gagang pintu dan di buka perlahan.
CKLEK (Suara pas buka pintu :v)
Difta menoleh ke arah pintu yang terbuka sembari tersenyum lebar seolah menyambut kehadiran sang kakak.
"Udah bangun ternyata. Ya ampun kamu kenapa bisa demam gini sih. Difta bikin kakak khawatir tau gak?
Jangan bilang pas kakak pergi kamu main hujan - hujanan ya? Sampe demam gini. Ckckck ngaku kamu iya kan?" Tanya Zidan dengan raut curiga.
Difta panik mendengar penuturan sang kakak, tangannya bergerak untuk mengambil sebuah buku kecil dan pena yang ada di meja samping tempat tidurnya.
Zidan melihat pergerakan Difta yang sedang menulis sesuatu di bukunya hanya bisa tersenyum simpul sembari menunggu Difta selesai menulis.
"Difta gak hujan - hujanan. Selama kakak pergi, Difta di rumah terus, gak bohong. Kalo kakak gak percaya kakak bisa tanya sama bunda" Tulis Difta sembari menatap Zidan yang tengah fokus membaca tulisannya.
"Hahah gak usah tanya bunda. Kakak percaya kok sama Difta. Kamu takut kakak marahin ya wkwkwk. Lucu banget sih. Adik siapa ini" Ucap Zidan sembari mencubiti pipi gembil sang adik. Difta hanya bisa tersenyum dan tertawa tanpa suara akibat kejahilan yang di buat oleh Zidan dan berusaha menjauhkan tangan sang kakak yang masih setia memainkan pipinya.
Kegiatan kakak beradik itu akhirnya terhenti akibat kedatangan bunda secara tiba - tiba yang membuat Zidan otomatis berhenti dari aktivitas menjahili adiknya.
"Astaga Zidan. Bunda suruh kamu buat apa tadi heem? Kok malah gangguin adiknya" Tanya bunda pada Zidan lalu perlahan mendekati Difta yang masih terbaring di tempat tidur, dengan membawa mangkuk yang berisi sup ayam untuk Difta.
"Difta udah makan belum?" Tanya bunda dan di balas gelengan kepala oleh Difta.
Bunda menatap sinis ke arah Zidan dan menunjuk nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air yang masih utuh.
"Kenapa masih utuh? Ya ampun Zidan. Kalo gini caranya Difta gak sembuh - sembuh dong" Ujar bunda dengan nada suara tegas.
"Maaf bun. Hehehe tadi tu kan niatnya Zidan mau ngobrol - ngobrol dulu bun sama Difta. Udah seminggu kita gak ketemu kangen tau bun Zidan. Difta juga kan pasti kangen sama aku. Iya gak dek?" Tanya Zidan pada Difta dan di balas dengan gelengan kepala oleh Difta yang membuat bunda otomatis tertawa akibat tingkah kedua putranya itu.
"Hahahaha Zidan - Zidan, hahahah kamu lucu banget deh. Pede gitu kalo Difta kangen. Padahal mah enggak ya dek. Hahahaha" Bunda tak henti - hentinya tertawa bahkan semakin lama semakin kencang yang membuat Zidan sebal dan memalingkan wajahnya dari hadapan bunda dan Difta.
Bunda yang melihat perubahan pada raut wajah Zidan pun sadar lalu menepuk pelan bahu sang putra sulung.
"Zidan kok ngambek. Gak seru ah. Maafin bunda ya, tapi kamu lucu banget tau. Sekarang kamu suapin Difta, bunda mau ke dapur dulu mau cuci alat masak yang tadi abis di pake. Udah numpuk tuh di sana.
Difta, jangan nakal ya. Jangan bikin kakak kamu ngambek lagi. Katanya sih udah kelas 6, udah besar tapi kok masih ngambekan. Hahaha heran deh. Gak malu itu sama Difta yang baru kelas 4"
Zidan yang mendengar ucapan sang bunda seolah nerendahkannya itupun hanya bisa diam dan semakin kesal.
"Udah Zidan. Bunda bercanda. Bunda ke dapur dulu ya. Difta kamu harus makan. Itu sup ayam sama buburnya di abisin. Kalo udah abis makan, di minum obat nya. Nanti suruh kak Zidan ambilin. Oke" Ucap bunda sambil menatap Difta dan mengacungkan jari jempolnya lalu di balas Difta, juga dengan mengangkat jari jempolnya sembari tersenyum hangat.
Setelah kepergian bunda, Zidan pun mulai mengambil bubur yang ada di meja dan mulai menyuapkannya sedikit demi sedikit di selingi oleh cerita - cerita rekaan lucu yang di buat oleh Zidan hingga tak sadar semangkuk bubur dan sup ayam tadi, sudah habis tak bersisa.
Suasana seperti ini adalah hal yang biasa terjadi di rumah mereka. Sifat Zidan yang masih kekanak kanakan dan gampang marah serta bunda yang hobi menjahili Zidan di tambah Difta yang biasanya berada di pihak bunda. Selalu berhasil menghadirkan tawa dan suasana hangat antara ketiganya.
Udah dulu ya..... ada yang mau baca gak sih?🤔
Sedih banget kalo gak ada hueheue :(
Jangan lupa vote and komen yaww
Teuuu - byeee🫂👋
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗶𝗹𝗲𝗻𝘁 𝗕𝗼𝘆 [✔]
Fanfiction"Bun, Difta boleh sekolah bareng gak sama Zidan?" "Apa kamu gak ingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Bunda izinin Difta sekolah di luar tapi apa. Difta di bully di sana. Difta sering di pukul, di caci maki bahkan di aniaya sampai - sampai difta...