ᴋᴇʀᴀɢᴜᴀɴ

205 27 2
                                    

Hai guyss ada yang nungguin cerita ini gak shhshs aku sangat pesimis dengan cerita yang aku buat ini😐 (Maaf, Lupakan)




















Jadi.... aku punya cast baru yeeeay
Let's introduce

Jian Mahendra

Jian Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janu Baskara

Arshaka Devano Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arshaka Devano Putra

Arshaka Devano Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chandra Wira Yuda

Chandra Wira Yuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























"Hai guys, Zidan ganteng udah dateng nih. Mana ucapan selamat paginya." Ucap Zidan riang sembari menyapa teman - temannya yang sedang berkumpul entah apa yang tengah mereka bicarakan.

"Diih, ganteng. Sok kepedean tau gak lo Dan." Ucap Janu ketus.

"Pagi, Zidan jelek. " Imbuh Devano.

"Ya ampun, punya temen gak ada yang bener. Zidan ganteng Zidan sabar." Ucap Zidan sembari membuat gestur mengelus dada dan menampilkan raut wajah sedih.

"Hoekk, jijik banget gue liat muka lo kaya begitu." Ujar Jian sarkas.

"Udah, udah kalian gak usah pada nistain gue dulu. Masih pagi ini. Mending lu semua dengerin gue. Gue mau cerita terus minta pendapat kalian nih." Ucap Zidan lalu ikut nimbrung di antara teman - temannya yang tengah berkumpul.

"Sok atuh, kasep. Cerita wae. Pengeran dengerin nih sekarang." Ucap Yuda lalu mulai fokus menatap Zidan.

"Oke, jadi gini guys, gue mau masukin adik gue buat sekolah di sini. Menurut kalian gimana ?" Tanya Zidan pada keempat temannya. Janu, Devano, dan Yuda sontak membelalakkan matanya setelah mendengar penuturan Zidan. Kecuali Jian yang tampak tak terkejut sama sekali.

"Weeh gila adik? Punya adik lo. Kok gue baru tau." Tanya Janu sambil menunjukkan raut keterkejutannya.

"Looh iya, baru tau juga pangeran, kalo den Zidan teh punya adik." Ucap Yuda menimpali.

"Ya gak masalah dong Dan, masukin aja ke sini. Lumayan kita bisa nambah temen juga ya kan?" Ucap Devano sembari menatap ke arah teman - temannya meminta persetujuan.

"Jian, lo kok diem aja. Kasih pendapat apa gitu kek." Ujar Devano setelah melihat temannya itu hanya diam dan menyimak sejak tadi.

"Gue udah pernah liat adiknya Zidan. Cuma liat doang pas waktu itu main ke rumahnya.

Adiknya itu keliatan ramah, baik juga terus manis. Sayangnya gue belum sempat kenalan sama dia.

Menurut gue sih ok - ok aja kalo dia mau sekolah di sini. Ganteng banget dia, pasti bakalan famous sih." Ujar Jian.

"Kenapa baru mau di masukin sekolah di sini, Dan ? Terus sekarang adik kamu teh sekolah di mana?" Tanya Yuda penasaran.

"Pengen banget gue masukin ke sekolah ini dari dulu. Tapi gak di izinin sama bunda. Adik gue sekarang sekolahnya di rumah. Home Schooling." Jawab Zidan.

"Kenapa gak di bolehin? Padahal kan bagus tuh kalian bisa pulang perginya barengan. Jadi mulai kapan dia bakalan sekolah di sini?" Tanya Janu.

"Ada satu alasan yang bikin bunda gue gak ngizinin adik gue sekolah sama gue. Gak tau juga gue dia bisa mulai sekolahnya kapan. Nanti gue mau coba bicarain dulu sama bunda. Kalian semua doain gue ya supaya berhasil" Ucap Zidan pada teman - temannya.

"Oke - oke... kita doain yang terbaik buat lo sama adik lo." Ujar Devano.

Janu, Jian, dan Yuda hanya menganggukkan kepala mereka, seolah setuju dengan apa yang di katakan oleh Devano.



































Maaf ya kali ini pendek banget. Semoga kalian gak bosen sama cerita aku.

Jangan lupa vote and komen....
Aku juga mau ngucapin Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Dan Batin buat kalian semua🙏🏼

Happy Eid Mubarak🥰🎉🙏🏼

𝗦𝗶𝗹𝗲𝗻𝘁 𝗕𝗼𝘆 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang