Sepulang sekolah, seperti sudah menjadi rutinitas sehari - hari bagi Zidan untuk menghampiri sang pujaan hati.
Zidan segera menyampirkan tas di bahunya dan melangkahkan kakinya menuju ke kelas XII - MIPA 6 dimana kelas itu adalah kelas Anami.
Zidan dan Anami mulai berpacaran ketika keduanya berada di kelas XI. Anami adalah ketua tim Cheerleaders sedangkan Zidan adalah ketua tim basket.
Awalnya, Zidan ragu untuk mendekati Anami karena sifat gadis itu yang terkesan cuek dan dingin.
Anami tidak banyak bicara dan jika sudah berbicara pasti langsung ke intinya atau to the point. Dia adalah gadis yang tidak suka berbasa - basi.
Entah dapat keberanian dari mana, perlahan Zidan mulai berusaha untuk mendekati Anami dan hal tersebut mendapat dukungan penuh dari keempat temannya. Siapa lagi kalau bukan Jian, Janu, Devano dan Yuda.
Hanya dengan melakukan hal - hal kecil seperti selalu tersenyum dan mengajak Anami berbicara, menyemangati Anami ketika sedang latihan bersama tim Cheerleadersnya, dan selalu menunjukkan perhatian dengan menanyakan hal - hal klasik seperti orang yang melakukan PDKT pada umumnya.
"Anami, udah makan?"
"Kamu pulang sama siapa? Mau aku anterin ?"
"Anami.... Semangat latihannya"
Awalnya Anami bergeming dengan semua perhatian yang di tunjukkan oleh Zidan. Tapi lama - kelamaan sikap Zidan itu mampu meluluhkan hatinya.
Ia sangat terkesan dengan sikap dan perhatian yang selalu Zidan berikan padanya. Perlahan tapi pasti, Anami sudah mulai menerima segala sikap dan perhatian yang di berikan oleh Zidan. Bahkan, ia sudah mulai merasa nyaman dengan kehadiran Zidan di sisinya.
Setelah melewati masa - masa PDKT selama 5 bulan lamanya, akhirnya Zidan pun memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka dan hal tersebut mendapat persetujuan dari Anami.
Hingga sekarang mereka masih menjalin hubungan yang semakin hari tampak semakin dekat satu sama lain hingga membuat banyak orang iri akan hubungan keduanya.
"Haii, Anami, udah nunggu lama? Panggil Zidan pada Anami yang sedang duduk di sebuah bangku panjang yang ada di depan kelasnya sembari membaca novel dan mendengarkan lagu melalui headset pink miliknya.
Akibat terhanyut oleh cerita yang tengah di baca dan lagu yang terputar, Anami pun tidak bisa mendengarkan panggilan Zidan yang di tujukan padanya.
Zidan pun melangkahkan kakinya untuk mendekati Anami dan duduk di sebelahnya. Tangannya meraih salah satu kabel headset yang masih terpasang di telinga Anami hingga sang empu pun terkejut dengan tindakan tiba - tiba yang di lakukan oleh Zidan.
"Astaga ngagetin banget. Huftt kirain siapa. Kamu nih ya" Kesal Anami.
"Duh, iya maaf ya kak. Mohon maaf atas kesalahan saya. Btw tadi saya nyapa loh kak. Sapa balik dong" Ucap Zidan sambil memasang senyum cerah.
"Apa sihh kok kak? Kamu lebih tua dari aku ya kalo kamu lupa. Tapi maaf aku kan ga denger kamu nyapanya gimana jadi, aku gak tau mau bales sapaan kamu gimana. Sapa lagi coba. Ulang" Pinta Anami.
"Ada - ada aja pacar Zidan. Jadi, tadi tu aku nyapanya kek gini. (Hai, Anami, udah nunggu lama?)" Ujar Zidan.
"Ooh, hai Zidan. Enggak kok, gak lama aku juga baru aja selesai kelas." Jawab Anami.
"Zidan, kita langsung pulang atau gimana?" Tanya Anami.
"Hemm, nggak deh. Aku kayaknya mau ngajak kamu pergi. Tapi gak bisa lama soalnya nanti siang masih ada rapat osis terus sorenya ada latihan basket juga. Maaf ya" Ucap Zidan sedih.
"Kemana dan? Papa sama mama juga lagi pergi, aku bosen di rumah juga sendiri. Gak papa kok kalo kamu gak bisa lama - lama. Chill Man" Balas Anami lalu menyikut bahu Zidan dan mulai memasukkan novel yang tengah di bacanya ke dalam tas.
"Hahaha terbaik deh Anami. Pacar siapa sih. Gemess deh" Ucap Zidan sembari memainkan pipi chubby Anami.
"Zidannn, jangan gitu. Pipi aku sakitt. Hshssh Zidannn, berhentii ngakk. Zidan udahh" Rengek Anami.
Setelah berhenti memainkan pipi Anami, Zidan pun segera mengenggam tangan Anami dan mengajaknya untuk segera mengikuti langkah kaki Zidan.
"Zidan, tapi kalo kamu sibuk. Perginya lain kali aja ya. Kasian kamu nanti bolak balik. Aku gak mau kamu capek terus sakit" Ujar Anami dengan wajah sedih.
"Gak mauu. Maunya pergi sekarang. Udah, ayo keburu siang" Ucap Zidan lalu kembali menggengam tangan Anami dan menariknya untuk segera meninggalkan halaman sekolah.
Anami pun hanya bisa tersenyum dan membalas genggaman tangan sang pacar.
Jangan lupa vote and komen.....
Maaf ya aku updatenya agak lama. Makasih yang udah nungguin🙆♀️🧘♂️TEUBYEE💙
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗶𝗹𝗲𝗻𝘁 𝗕𝗼𝘆 [✔]
Fanfiction"Bun, Difta boleh sekolah bareng gak sama Zidan?" "Apa kamu gak ingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Bunda izinin Difta sekolah di luar tapi apa. Difta di bully di sana. Difta sering di pukul, di caci maki bahkan di aniaya sampai - sampai difta...