Fatal frame © Tecmo Koei
All of Out Character and Story © KepoBaka and 'Riku'
This story based on:
- Fatal Frame — True Ending
- Fatal Frame II: Crimson Butterfly — Promise Ending
- Fatal Frame III: The Tormented — Alternate Ending
- Fatal Frame IV: Mask of the Lunar Eclipse — Second Ending
- Fatal Frame V: The Black Haired Shrine Maiden — Good Ending
Cerita ini mengisahkan petualangan tiga mahasiswa pertukaran pelajar dari Indonesia ke Jepang, demi mempelajari lebih dalam tentang hal jurnalistik dari mentor mereka. Mereka memilih Gunung Seinaru (Suci) sebagai objek pembelajaran, tapi mereka malah terlibat dengan ritual penuh kutukan berisi dendam dan penyesalan dari tempat tersebut. Bagaimanakah nasip mereka selanjutnya?
Genre: Adventure, Horror, Tragedy, Supernatural, Fantasy, Humor
Rikka Rahmadhanti dan kedua temannya, Andra dan Nizar, mendapatkan kesempatan untuk studi ke Jepang. Dalam bimbingan mentor mereka Ren Hojo, Kei Amakura dan Rei Kurosawa, mereka meneliti sebuah gunung bernama Seinaru. Tanpa mereka duga, ternyata ada misteri besar dibalik gunung itu.
—————————————————————————————————————————————————————-
Chapter 9: Burning village
Rikka masih tenggelam dalam pikirannya sedari tadi, merenungkan apa yang dia lihat sebelumnya, 'Mungkin tadi itu cuma perasaan gue doang...,' pikirnya.
"Eh, Rik, Jar, sini deh, liat apa yang gue temuin!" seru Andra sambil nunjuk sebuah cela menuju jalan setapak batu di sisi kiri pertengahan anak tangga yang agak tertutup oleh tumbuhan liar, "Kayaknya jalan tembus ke belakang kuil deh..!"
"Serius lo, Ndra?" tanya Nizar yang kurang yakin.
"Ya iyalah, masa ya iya dong! Ayo, buruan! Nanti pendetanya keburu kesini," jawab Andra antusias dan dengan perlahan dia mulai masuk ke dalam cela tersebut, melewati beberapa rumput ilalang dan ranting-ranting tumbuhan yang menghalangi.
Rikka dan Nizar hanya saling melempar pandang tidak yakin, tapi pada akhirnya mereka berdua mengikuti usulan 'si Bolang Andra' dan mereka pun ikut masuk ke dalam cela.
"Kalo sampe kita kena masalah... elo yang harus nanggung semuanya, Ndra," ucap Rikka datar dan penuh peringatan.
Sementara temannya itu hanya berdecak dan membalas dengan enteng, "Iye, iye. Gampang itu mah."
Sesuai dugaan Andra, ternyata jalan setapak itu memang tembus ke bagian belakang kuil. Mereka terus berjalan sampai melewati sebuah 'Torii' sebagai pembatas antara hutan dan kuil tersebut, dengan 'Shimenawa' yang terikat mengantung dikedua sisinya, bertanda bahwa tempat yang mereka masuki adalah tempat kramat.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka bertemu dengan persimpangan dan terdapat sebuah kuil kecil di sisi kanan jalan.
"Hm? Persimpanagan.... lewat mana nih?" tanya Nizar pada kedua temannya, walaupun dia yakin pasti jawaban mereka asal semua.
"Udah, lewat sini ajalah," jawab Andra asal dan langsung berjalan ke arah yang dia pilih tadi. Mau tidak mau kedua temannya itu mengikutinya.
Entah sudah berapa menit mereka berjalan, Rikka tidak tahu. Yang jelas, jalan setapak yang semulanya berbatu sekarang telah berubah menjadi jalan setapak tanah biasa. Pepohonan hutan yang lebat dan tinggi juga menghalangi teriknya sinar mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Frame - Burning of Sin
HorrorRikka Rahmadhanti dan kedua temannya, Andra Septiawan dan Nizar Alamsyah, mendapatkan kesempatan untuk studi ke Jepang. Dalam bimbingan mentor mereka Ren Houjou, Kei Amakura dan Rei Kurosawa, mereka meneliti sebuah gunung bernama Seinaru. Tanpa mere...