Fatal Frame © Tecmo Koei
All of Out Character and Story © KepoBaka and Riku
This story based on:
- Fatal Frame – True Ending
- Fatal Frame II: Crimson Butterfly – Promise Ending
- Fatal Frame III: The Tormented – Alternate Ending
- Fatal Frame IV: Mask of the Lunar Eclipse – Second Ending
- Fatal Frame V: The Black Haired Shrine Maiden – Good EndingCerita ini mengisahkan petualangan tiga mahasiswa pertukaran pelajar dari Indonesia ke Jepang, demi mempelajari lebih dalam tentang ilmu jurnalistik dari mentor mereka. Mereka memilih Gunung Seinaru (Suci) sebagai objek pembelajaran, tapi mereka malah terlibat dengan ritual penuh kutukan berisi dendam dan penyesalan dari tempat tersebut. Bagaimanakah nasib mereka selanjutnya?
Genre: Adventure, Horror, Tragedy, Supernatural, Fantasy, Humor
—xXx—
Sebagai pengingat:
"Bla bla bla...," berbicara dalam bahasa Indonesia.
"Bla bla bla...," berbicara dalam bahasa Jepang.
'Bla bla bla...,' berbicara dalam hati.
—xXx—
Sebagai pengingat (penting):
Ritual Penyucian - ritual untuk Pendosa
Ritual Penebusan Dosa - ritual untuk Kriminal
—xXx—
Chapter 22 : Rikka | 30 Minutes Earlier
Suara deritan sepeda terdengar nyaring ketika Rikka memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan, kantong plastik belanjaan yang tergantung disalah satu stang juga ikut berhenti bergoyang tak lama setelahnya.
Beberapa peluh terlihat mengalir disepanjang sisi wajah sang mahasiswi, menandakan rasa lelah akibat jauhnya jarak yang dia tempuh dari desa hingga sampai di titik hentian sekarang. Untungnya dia sempat diberitahu Rei kalau dalam bagasi mobil Kei terdapat sepeda lipat yang biasanya pria itu lupa taruh lagi di rumah. Kalau tidak ada sepeda ini, entah bagaimana nasib kakinya sekarang.
'Gue harus berterima kasih sama kepikunan Kei-san.'
Tangan kanan mahasiswi itu lalu tergerak untuk menyeka keringat sebelum mengambil handphone yang berada di kantong depan tas selempang kecilnya.
"Hmm... masih agak lama sampai Maghrib," Rikka berbisik seraya menoleh dari tampilan jam pada layar ponsel dan menatap hutan di sebelah kanan, "Apa gue ke kuil dulu ya ngambil holy water? Persediaan di pondok juga udah abis..."
Dia terdiam sesaat, satu alisnya sedikit terangkat ketika berkelut dengan batin sendiri, menimbang-nimbang apa tidak apa-apa kalau dia pulang agak terlambat daripada yang seharusnya? Tidak kah itu akan membuat Rei memarahinya sepulang nanti?
"Tapi ya udahlah, ke kuil aja dulu," dengan mengangkat bahu demi mengabaikan kekhawatirannya, Rikka lantas memasukkan handphone dan mengayuh sepeda menuju kuil.
Tak butuh waktu lama sampai akhirnya dia tiba di depan tangga menuju kuil, walau jalan tanah menanjak sempat menghambatnya tadi. Kaki Rikka langsung memasang kickstand sebelum turun dari sepeda.
Dia kembali mengambil handphone untuk mengecek waktu yang sudah terlewat.
"7 menit..."
Sesudah menyimpan barang elektronik itu ke tempat semula, tangan Rikka merogoh kantong belanjaan untuk mengambil botol plastik yang berisi sedikit air mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Frame - Burning of Sin
HorrorRikka Rahmadhanti dan kedua temannya, Andra Septiawan dan Nizar Alamsyah, mendapatkan kesempatan untuk studi ke Jepang. Dalam bimbingan mentor mereka Ren Houjou, Kei Amakura dan Rei Kurosawa, mereka meneliti sebuah gunung bernama Seinaru. Tanpa mere...